★mencintaimu adalah sebuah keharusan dan dicintai olehmu adalah impian yang sulit menjadi kenyataan★
"SAMLEKOM MOMMY DADDY! ANAKMU PULANG"
Erlangga menyeret koper berukuran sedang memasuki sebuah mansion milik orang tuanya.
"waalaikumussalam, eh pangeran Erlangga udah pulang?"
"belum. ini arwah gue, tadi gue kecelakaan dijalan" celetuk Erlangga menjawab pertanyaan salah satu maid nya
"kalo ngomong difilter atuh prince, pengen gue lempar tuh mulut pake sepatu" jawab maid lainnya
"yo sakkarepmu lah. mommy sama daddy mana? sepi banget istana gue"
"raja lagi diruang bawah, sedangkan ratu lagi spa di lantai tiga"
Erlangga tinggal dalam sebuah mansion bersama kedua orang tuanya, beberapa maid dan asisten asisten lain
Mansionnya berbentuk seperti istana. pantas saja jika daddy nya dipanggil raja, mommynya ratu, dan dirinya pangeran
istimewanya, untuk yang bekerja di mansionnya bisa bertingkah semaunya tetapi tetap saja ada saat mereka bertingkah sesuai dengan tugasnya masing-masing.
"emmm yaudah lah. gue mau masuk kamar aja" ucap Erlangga lalu pergi meninggalkan kedua maidnya begitu saja
"eh kopernya ditinggal"
"anterin sono, sekalian tanya mau dimasakin apa buat makan malam" ujar maid berbaju putih yang diangguki maid satunya
∆∆∆
"tumben masak udang goreng tepung banyak banget? ada yang ngidam?" tanya mommy Erlangga begitu sampai diruang makan bersama suaminya
"paling perintahnya erlang. dia pulang hari ini" balas daddy nya mencomot satu udang
"DADDY!!! BALIKIN UDANG GUE! BALIKINNNNN"
bukanya menurut perkataan anaknya, sang daddy malah langsung melahap satu udang yang dia ambil tadi lalu memakan udang yang lainnya secepat kilat
"GUE BILANG JANGAN MAKAN! HABIS KAN?! TANGGUNG JAWAB LO!" maki Erlangga begitu melihat udangnya tinggal 1
"udang aja dipermasalahin"
"udang itu bagian hidup gue, tau gak?!" ketus Erlangga pada daddy nya
"gak"
"dasar daddy gaada akhlak!"
"dasar anak jahanam!"
"daddy tiri!"
"anak pungut!"
"malah berantem. jadi makan gak?!" kesal mommy menengahi perdebatan bapak dan anak yang pasti tidak akan selesai jika tidak ada yang mau mengalah
"tapi udang gue?"
"makan dulu sisanya. besok mommy beliin satu truk. jangan kaya orang susah deh" mommy mengambilkan nasi untuk anak dan suaminya, "btw lo ngapa balik? bukannya sekolah lo lebih deket apart ya?"
"mana saya tau, saya kan ikan" balas Erlangga
pletak!~
satu pukulan dari centong nasi sang mommy mendarat sempurna dikepala putranya, "ditanya sama mommy nya kok kata gitu"
"aduh sakit. gue kan gak tau mom, yang nyuruh pulang kan daddy. sebagai anak yang baik harus nurut perkataan orang tua"
"apa daddy daddy?!" garang sang ayah menatap tajam kearah Erlangga
"gajadi. gue mau pergi" Erlangga meletakkan sendok nya diatas piring kosong lalu berdiri, menyalimi tangan orang tuanya
"mau kemana?"
"balap"
mommy nya mengangguk, "balapannya hati hati, kalo mau belok lihat kanan kiri dulu. jangan sampe berantem sama lawannya kalau kalah. kalau diajak clubbing, pesen air putih aja. biar gak mabuk" pesannya
"lo pikir anak gue mau ngapain? pake lihat kanan kiri segala. terus, yang namanya clubbing itu pesen wine. bukan air putih" komentar daddynya
"namanya khawatir sama anak"
"bodo lah, bodo amat. gue berangkat" Erlangga pergi ke kamarnya lalu dalam sekejap kembali turun dengan jaket kulit melekat ditubuhnya dan kunci motor ditangannya.
"perasaan kita bikinnya pake doa, kok jadinya kaya setan ya?"
∆∆∆
"oy lang! kemana aja lo?"
suara Aliando menyambut kedatangan Erlangga di sirkuit. balapan sudah hampir usai, dan Erlangga baru datang. untung saja ada Mario yang siap menggantikannya
"tadi berangkat dari rumah ortu gue"
"lah? lo pulang?" Erlangga mengangguk, "disuruh bokap buat tinggal satu bulan, biar gampang ngurus masalah di kantor katanya"
"masalah apa?" tanya Adrian
"saham perusahaan turun 3% . kalau enggak ditindak lanjuti sekarang kan lama lama bisa bangkrut"
"dah lah, gak usah sok sok an nanya. lo gak bakal paham sama urusannya pengusaha. mending nonton tuh, Mario santai aja udah diposisi pertama, raja jalanan emang beda" celetuk Aliando kembali fokus pada balapan.
"GO MARIO GO! KAMU PASTI BISA!! SEMANGAT MARIO!! KAMI DISINI MENDUKUNGMU SAYANG!!!"
dengan tanpa malunya Geovindra berteriak dan meliuk-liukkan tubuhnya seperti cheers yang sedang mendukung jagoannya bermain basket
"lo ngapain sih anjir?! malu maluin sumpah" Erlangga menutup wajahnya karena hampir seluruh pasang mata menatap kearah temannya yang kelainan jiwa ini
tak lama kemudian terdengar riuh tepuk tangan dari para penonton, Mario pun sudah berada didepan mereka setelah menerima hadiah sebagai juara pertama balapan liar malam ini, menggantikan Erlangga yang terlambat tentunya
"Congratulations Mr. Dewantara, you won"
Erlangga tersenyum miring mendengar ucapan dari lawannya, "kali ini kita sama sama kalah karena gue gak main. tapi inget Reza Bagaskara, lo gak bakal ngalahin gue dalam hal apapun" ucapnya sembari mendorong dada lelaki tadi dengan telunjuknya
"Yes, you are right. gue emang kalah dalam segala hal kalau melawan lo. but, You lose when it comes to that girl "
"apa maksud lo?"
lelaki itu tersenyum simpul "cewek yang selalu lo bangga banggakan, sekarang jadi pelacur gue"
"lo pikir gue percaya?"
lelaki itu menunjukkan gambar diponselnya sejenak, "kalo lo gak percaya, coba aja tes. gue udah coba soalnya, lumayan enak lah" setelah mengatakan itu, dia pergi meninggalkan Erlangga yang mematung, dan teman temannya yang tidak paham arah pembicaraan mereka
"bajingan!"
∆∆∆
"murahan!"
Erlangga terus mengucapkan kata yang sama sambil menengguk minuman ber alkohol
saat ini dia berada di bar bersama keempat sahabatnya, bahkan pengaruh alkohol tak membuatnya mengatakan apa yang terjadi.
"lo kenapa sih sebenarnya?!" cukup sudah kesabaran Adrian. dia menarik gelas berisi alkohol dari tangan Erlangga secara paksa
Erlangga membanting ponselnya ke lantai, "dia.. dia.. kenapa harus dia dri?! salah gue apa?!" satu tetes air mata meluncur dengan sempurna
untungnya musik berdentum sangat keras, sehingga dapat memendam suara Erlangga
Aliando mengambil ponsel Erlangga yang menunjukkan foto pasangan anak kecil perempuan dan laki laki yang tersenyum lebar kearah kamera, "saha eta?" bisiknya pada Geovindra
Geovindra mengendikan bahunya acuh, kembali menghisap rokoknya disamping Mario dan memilih menonton Erlangga. tanpa berniat untuk ikut campur, biarkan Adrian saja yang mengurusnya
"lo tuh kenapa sih?! pusing gue lihat lo kaya gitu" ujar Adrian frustasi, melihat Erlangga diam saja sudah aneh. sekarang malah nangis orangnya. kan jadi gimana gitu
"muka lo gak cocok kaya gitu er, bukanya miris malah najis!" cetus Aliando yang mendapat hadiah tonyoran dari Mario
"bercanda lo gak lucu!"
"yamaap atuh mar, gue kan pengen hibur temen gue. heh lang! mending lo mukul orang daripada nangis sama mabuk mabukan gini"
"lo bacot mulu daritadi, temen lagi ada masalah juga"
G
eovindra menengguk satu gelas alkohol lalu mendekati Erlangga, "kalau ada masalah itu cerita. jangan dipendam sendiri, kita sahabatan men!"
"gue gagal bang. gue gagal, gue gagal bang. maaf"
keempat sahabatnya mengeryit, apakah Erlang sudah terbawa alkohol? pasalnya, sebanyak apapun Erlangga minum, dia tidak pernah meracau.
"arghh!! kenapa gue harus janji kaya gitu sama lo bang?! gue harus apa sekarang?! gue gamau bang. dia udah kotor sekarang"
"lang, lo ngomong apa? siapa yang kotor lang?" tanya Adrian memegang bahu Erlangga
"dia kotor. gue gak mau"
"HEH SADAR" Aliando mengguncangkan kepala Erlangga
"lo ngapain sih al?!" geram Mario kesal dengan tingkah abstrud temannya
"ruqyah. siapa tau dia kecantol setan galau? makanya kek orang stress gini"
"LO YANG STRESS!" kesal Geovindra mengeplak tangan Aliando yang berada di atas kepala Erlangga
"lo sama aja jingan" ujar Adrian datar
"gue?"
"iya! lo ngeplak kepala Erlang"
"fitnah, orang gue ngeplak tangannya si al"
"nyata! tadi kepala Erlangga juga kena!"
"cuma nyerempet dikit"
"tetep aja lo ngeplak palanya"
saat temannya sibuk beradu cekcok, pandangan Erlangga memburam. "gue benci lo Redgina Aluna" gumamnya sebelum jatuh pingsan
"eh eh Erlang pingsan woi. jangan gelut dulu" heboh Aliando sembari menahan tubuh Erlangga agar tidak jatuh kelantai
Adrian, Mario, dan Geovindra kompak menengok
"liat tuh, karena lo ngeplak palanya dia jadi pingsan. tanggung jawab lo" ucap Adrian menyalahkan Geovindra
"kok gue? itu pengaruh alkohol anjim. bukan salah gue!" Geovindra memberi pembelaan
"kalian mau berantem atau ikut pulang?" dingin Mario sambil membopong tubuh Erlangga bersama Aliando
★★★