.
.
.
.
.
***
kei membuka kedua matanya menatap langit langit kamar. ia terbangun dari sana. mengucek kedua mata nya yang sedikit sayu karena baru bangun tidur. rambut halus panjang itu tergerai berantakan. kedua kakinya segera memasang posisi huruf m yang manis dan kedua tangannya mengucek bawah matanya. menepuk pelan kedua pipi gembul mungil nya itu sedikit pelan.
ia melihat ke arah samping sedikit memiringkan kepala mungil nya. rambutnya tergerai perlahan sedikit menutupi tepi wajahnya sehingga tampak manis. ia melihat dengan membesarkan kedua matanya khas bangun tidur. matahari sudah meninggi, ia memang belum bisa bangun pagi. sinar matahari menyusup membuat rambut kei sedikit berwarna biru sedikit terang dan sebagian bajunya juga.
kei berdiri dan melompat turun dari atas tempat tidur yang cukup tinggi. saat mendarat ia melayangkan kedua tangannya lurus ke samping tubuhnya. rambutnya ikut melayang ke atas dan turun sedikit berantakan. ia berjalan ke arah kamar mandinya yang cukup jauh. dari sana ia bisa melihat ayahnya yang lagi lagi duduk disana. dengan wanita lain yang berbeda setiap hari.
disaat begini ia harus menghindari ayah dan tidak boleh terlihat. kei ada kegiatan hari ini. ia akan mengejar kakak perempuannya yang dengan tega meninggalkannya begitu saja. dulu ia masih begitu naif dan polos. sekarang tidak lagi. ia akan membalas semuanya. kakaknya juga harus tau. saat ia pergi, Dirinya begitu menderita. sangat dan sangat menderita hingga ia ingin mati setiap detiknya. meratapi nasibnya.
kei berjalan di pinggir lorong rumah itu. dengan tertatih tatih ia, kedua lengan mungilnya meraba raba dinding dingin rumah itu. tubuhnya masih sakit dan tidak akan sembuh untuk beberapa hari kedepan. sosok mungil bersurai biru tua manis sebahu itu menatap dengan wajah sayu dan mengelap. nyaris datar. ia sudah terbiasa. tubuh kecilnya berbalut baju berlengan panjang manis yang sedikit berantakan karena baru bangun tidur tidak sempat di rapikan.
kei berjalan sendiri menyusuri lorong rumah seorang diri. tidak ada siapapun. kei berjalan ke kamar mandi disana, di pojok rumah. rumah ini begitu tidak terawat karena tidak ada siapapun yang mau merawat nya. selain anak kecil berusia 8, tahun itu yang harus membersihkannya setiap hari. lantai dan seluruh rumah itu lagi lagi tertutupi dengan serbuk rokok dan aroma minuman yang tersebar dimana mana.
kei menatap dengan wajah mengelap ketika akhirnya sampai ke kamar mandi dan mulai membersihkan diri seperti biasanya. setelah beberapa saat. ia keluar dengan handuk kecil menutupi seluruh badan mungil nya itu. ia berjalan ke arah kamar yang terletak lumayan jauh dari sana. harus berjalan lagi kali ini menuju ke arah sebaliknya dengan berhati hati. sendirian dan kaki sensitif nya harus menyentuh puntung rokok panas itu. ia berjalan dengan sedikit meringis kesakitan tapi bisa di tahan.
kei sampai kekamar. untung saja lokasi kamar ini cukup jauh. dan ia tidak akan menganggu aktifitas ayah nya itu. dan kali ini adalah bagian yang sulit. kei berjalan ke arah kamar yang tempat di mana semua pakaiannya berada. tempat menjijikan kemarin. tubuh dan tangannya terlalu kecil untuk membawa semua pakaian itu ke kamar ibu. ia terpaksa harus berganti pakaian disana. padahal ia sangat benci ruangan itu.
terlebih lagi ruangan itu adalah ruangan kakaknya terdahulu. terletak di lantai bawah dan paling dekat dengan ruangan tamu. sehingga ia harus bertemu dengan ayah yang selalu melakukan aktifitas di lantai bawah dan kebanyakan di ruang tamu. ia dan para wanita penggoda itu saling bertemu disana. dan kei tidak boleh berpapasan dengannya. bisa bisa..ya ia sudah tau.
kei berjinjit kesana dengan keadaan masih sedikit basah. rambut nya yang halus sedikit berantakan dan air jernih menetes dari ujung rambutnya itu. handuk putih kecil yang sebenarnya milik kakaknya itu sangatlah besar untuk ukuran tubuh kecilnya itu. maklum perbedaan mereka adalah 10 tahun. kei melangkah ke tepi dinding dengan hati hati. ayahnya itu ada di depannya.
kei melirik ke arah samping dengan kedua mata mengelap. wajahnya sangat gelap dan sebenarnya sangatlah tidak cocok untuk wajah manis nya itu. ia meraba raba dinding dengan keadaan masih telanjang. dan ini yang ia takutkan. tiba tiba ayahnya melempar sebuah vas bunga tanpa kira kira tepat ke arahnya. ia sengaja menjatuhkannya di depan kaki kei. sedikit lagi ia akan terkena pecahan itu.
kei melihat ke sana. ayahnya melotot marah. kei menatap sinis dan tajam. keringat dingin membasahi wajahnya. di dalam hati ia berkali kali mengumpat ingin membunuh orang di depannya ini. tapi ia lagi lagi harus menahannya seperti biasa. untung tubuh kei masih kecil dan harus berjalan di antara televisi dan berbagai Botol minuman yang menggunung. ayahnya melihat nya dan akan marah seperti ini padanya.
***
padahal.. padahal ia selalu melakukan itu.... padahal..ia selalu menyiksa kei.., selalu menyiksa nya...hingga tubuhnya selalu penuh luka... menyebalkan... menjijikkan...ia benar benar segumpal daging yang begitu menjijikkan... bernafas saja ia... sangat tidak pantas..
***
dipenuhi kemarahan seperti itu. kei tetap memasang wajah dan sikap tenang. melewati pecahan itu seperti biasa. ia menatap dari ujung matanya dengan sinis dan penuh kebencian. kedua tangannya mengerat dan ia menyeringai tajam. pasti ia akan membunuhnya..... sebentar lagi...,ia akan mendapatkan neraka yang sesungguhnya...jauh..dan jauh...
***
lebih mengerikan... tunggu saja...
***
***
kei menyelinap di pintu belakang. disana ia sudah mengenakkan baju panjang dan lebar yang menutupi hingga ke paha. celana pendek yang nyaris tidak terlihat saking pendeknya dan panjangnya baju berwarna merah darah itu. kali ini kei tampak berbeda tidak imut seperti biasanya. ia mengikat rambut panjangnya berekor satu sedikit ke atas. sehingga rambutnya tampak pendek disana berayun manis.
"sudah?" tanya kei. menatap ke arah satou dengan wajah gelapnya. satou tersenyum manis mengangguk. ia juga sangat cantik. mengenakkan jubah jaket yang menutupi seluruh tubuhnya berwarna coklat muda. ia menggunakan itu agar tidak menarik perhatian. akan susah jika orang orang melihat dirinya terutama kei. kei miliknya!.
"ikuti aku" seru kei singkat dan sangat dingin. ia berjalan duluan di depan. tidak sama seperti waktu itu. kali ini wajah nya benar benar gelap. menunjukkan kebencian luar biasa entah pada siapa. satou diam diam menatap kosong ke arah depan. wajahnya langsung kosong dengan kedua matanya menatap ke arah selain kei. siapa yang membuat kei seperti ini?. siapa dia?. ia akan membunuhnya dengan tragis nanti.
siapa itu..?. ia akan membunuh orang itu. bisa bisanya ia membuat kei seperti ini.., seberapa menjijikkan nya orang itu. berbagai pikiran menghiasi satou. di balik senyuman manisnya kepada kei. ia menatap dari belakang sedikit menjaga jarak seperti yang kei inginkan. kedua matanya menatap kosong dan seketika ekspresi nya menjadi menyeramkan saat ia memikirkan orang yang telah membuat kei sampai seperti ini.
kei..kei sayangku.., aku ...aku... tidak akan membiarkan kau tersiksa oleh siapapun. kenapa mereka melukai kei?. beraninya...ia tidak akan memaafkan nya sedikit pun. siapa saja. siapa saja. semuanya begitu menjijikan selain kei. satou melihat dengan tatapan kosong ke arah depan menatap setiap orang yang ada di sekitar berlalu lalang. Mereka semua jahat dan...sama seperti manusia pada umumnya. kei berbeda. kei memberikan warna pada nya..
tatapannya yang berbeda... sangat sangatlah jauh berbeda saat ia memandang kei dan memandang orang orang lainnya. ia mencintai kei, ia membutuhkan kei. hanya kei seorang. dan siapapun yang berani melukai kei tidak akan pernah ia maafkan. satou fokus berpikir tentang hal itu diam diam. memandang ke arah kei dengan tatapan kosong dan berputar putar.
"kei...siapa yang akan kita temui?" tanya satou dengan nada dingin dan rendah. ada sebuah kebencian teramat sangat di dalamnya. "kakak" kata kei tidak kalah dingin. ia menjawab dengan nada yang jauh lebih dari kebencian. satou tau itu. siapapun bisa tau. ia sangat sangat membenci orang ini dari lubuk hatinya. membuat satou geram.
"kei punya kakak?" tanya satou lagi. kei masih melirik ke arah depan. kedua matanya tetap mengelap sama seperti biasanya. "jangan banyak bertanya lagi, mengesalkan" seru kei dingin. ia tetap berjalan ke depan tanpa mengubah apapun. kei tidak suka saat ada orang yang mengorek kehidupannya lebih dalam. itu membuat luka di hatinya bertambah parah dan menyakitkan. "maaf" seru satou pelan. ia menunduk sedih. sepertinya ia sudah membuat kei marah. wajahnya memelas merengut sedih seperti anak kucing.
kei masih bertingkah seperti biasa. sama sekali tidak peduli. satou mengikuti dari belakang tanpa berkata apapun. rautnya sedikit sedih dari belakang berjalan sambil memandang ke arah kei. toh ini adalah urusannya juga dan satou sama sekali tidak masalah dengan itu. ia hanyalah sekedar alat. bukan siapapun. lebih baik kau fokus kei untuk menghukum orang itu. ia telah membuat mu begitu sedih, Meninggalkan anak kecil itu sendirian di rumah tangga yang berantakan. kedua mata kei mengelap begitu pun wajahnya yang semakin mengelap penuh dengan kebencian dan kegelapan.
***
tidak bisa dimaafkan..
***
ia akan dibuat merasakan apa itu artinya kehidupan kejam yang sebenarnya...lebih lebih kejam...
***
ia akan merasakannya seperti waktu kei seperti ini... tidak bisa..di maafkan..
***
kei menyeringai tidak sabar untuk melihat wajah penuh penderitaan kakaknya itu...dulu ia yang seperti itu. kali ini ia akan membalasnya. berkali kali lebih lipat hingga ia memohon ampun atau jadi gila saja sekalian. kei akan sangat sangat senang dan tertawa terbahak-bahak saat itu. tertawa diatas penderitaan nya sama seperti waktu itu. waktu ia di tinggalkan.. sendirian.
***
kei berjalan ke arah sebuah rumah di ikuti dengan satou di belakangnya. masih sedih karena ia baru saja membuat kei marah...ini pasti salahnya. seharusnya ia tidak banyak bertanya. kei tidak suka itu. tapi bagaimana lagi.. satou benar benar penasaran dan ingin membunuh orang itu segera.kedua matanya lagi lagi mengelap memikirkan itu. menyiksanya pelan pelan karena telah berani membuat kei semarah itu.
kei berhenti tepat di depan sebuah bobrok disana. satou menatap dengan kosong. ia terdiam disana. memandang dengan wajah beku dan kosong. disini ya?. disini tempat orang yang menyiksa kei... menjijikan... sungguh menjijikan. tangannya menyentuh ujung pisau yang ada di genggamannya. bahkan saat telunjuknya berdarah karena tajamnya itu sama sekali tidak dirasakan nya. ia ingin membunuh orang itu.
"satou...dengar rencanaku..aku ingin kau membunuhnya sesuai perintah ku" seru kei. menghentikan satou yang hendak ingin menyerbu begitu saja.
"baik kei~♡"seru satou manis. satou menurut langsung pada kei. ia tersenyum manis melihat kei tidak lagi marah padanya. ia mau berbicara padanya. senangnya~~. tatapan mata yang selalu ia sukai itu...itulah kei. kei yang sangat ia sukai.. semuanya.. kegelapan itu. kei begitu manis dan begitu kejam dalam waktu bersamaan.
***
ia suka semuanya tentang kei~♡
***
kedua matanya melirik kosong ke arah rumah itu. kedua mata berwarna merah darahnya menatap tajam penuh rasa ingin membunuh dan kebencian. jadi ini rumahnya? . rumah menjijikan tempat orang itu tinggal. padahal ia adalah kakak kei. kenapa ia begitu kejam?. oh ya satou lupa. semua orang itu gelap dan suram. dapat terlihat dengan jelas. mereka menjijikkan. tidak ada yang dapat menarik perhatian satou. kecuali kei. hanya dalam satu kali tatap ia tau. betapa ...betapa misteriusnya kei.
kei menyeringai di depan rumah itu. sejak saat itu ia selalu mencari kakaknya itu sejak saat ia benar benar kehilangan hati nuraninya saat itu. ia selalu mencari Kakak nya berbekal rasa kebencian yang ia rasakan. akhirnya ketemu. disini. tempat kakak bahagia dan menikmati hari harinya. tanpa tau kei harus sangat menderita.
***
tidak bisa dimaafkan...
***
ia harus mati....jauh lebih menderita...
***
saatnya kita bermain....kakak~♡
***
***