Chereads / *The Prison of Obsession* / Chapter 14 - 14*

Chapter 14 - 14*

.

.

.

.

.

kei berdiri. ia melihat dengan wajah datar ke arah anak bersurai pirang itu. tanpa belas kasihan sedikit pun. kedua matanya menatap datar dan tidak ada senyuman di wajahnya. anak yang selalu memulai pembully an dengan sadis dan selalu membuat luka di sekujur tubuhnya. entah karena api, ataupun karena....pisau kecil yang selalu ia bawa ke sekolah.

sekarang ia benar benar sudah terbaring disini. tidak bernyawa dengan sangat tragis. kedua bola matanya hitam dan berdarah mengaliri kedua pipinya yang semula mulus. wajahnya yang sudah berantakan dan tidak cantik lagi. dengan bibir yang sudah terlepas.

di punggung nya tertancap ribuan kaca yang menusuk perlahan hingga ia mati karena kehabisan darah. darah merah memenuhi seluruh tubuhnya dan mengalir perlahan memenuhi kedua kaki kei. satou berada di belakangnya. melihat dengan tatapan datar, menunggu perintah kei selanjutnya.

kei tidak berkata apapun. ia tanpa sedikitpun perasaan.menunduk tidak merasa mual ataupun muntah saat melihat tubuh berlumuran darah itu. padahal biasanya anak kecil akan ketakutan. tapi kei malah berani menatapnya detail dengan tatapan datar. kei merapatkan jaketnya. luka luka yang selalu di ukir dalam tubuh kei. masih terasa dengan jelas. semuanya.

"maaf ya ..aku hanya bermain" seru kei ia memiringkan kepalanya membuat kuncir rambutnya bergerak. ia tersenyum tipis ke arah mayat itu. wajah manisnya terlihat menyeramkan. ia tersenyum manis dan kemudian kembali pada tatapan datar lagi.

"satou" katanya masih dalam posisi yang sama. berjongkok di depan mayat itu. ia tidak berbalik dan suaranya benar benar dingin. tidak ada khas anak anak lagi. melainkan suara yang begitu datar.

"ada apa kei?" tanya satou lembut. ia merasa kasihan dengan kei. dari luar ia menutupi tubuhnya dengan berbagai luka yang selalu ada disana. berbekas untuk selamanya. kei menunduk.

"cari Nia..dan ..... Cherry...", kei berdiri setelah sekian lama berjongkok. wajah manisnya memandang ke arah satou dengan sebuah seringai disana. kedua manik mata birunya mengelap. ia melirik penuh kebencian ke arah salah satu orang yang masih ketakutan bersembunyi di bawah meja.

"bunuh...dia" seru kei. ia menunjuk dengan wajah kosong dan datar. sedikit memiringkan kepalanya. ia masih teringat bagaimana nia begitu mengkhianati nya. satou mengangguk, ia tersenyum lembut pada kei dan langsung berubah drastis saat ia berjalan ke arah sang korban selanjutnya yang bersembunyi.

kei berdiri disana. dengan seragam berantakan dan hanya jaket yang menutupi tubuh rapuh kei. kei hanyalah seorang anak kecil. seorang anak kecil yang selalu disiksa begitu kejam. membuat ia menjadi sosok yang sangat kejam dan tidak berperasaan.

bahkan saat sekarang ia sama sekali tidak terpengaruh dengan kelas yang sudah penuh dengan darah dan potongan tubuh manusia. darah mengalir melewati kaki kei. kei masih diam menatap datar. senyuman nya menghilang. sejak awal kei tidak pernah tersenyum. itu hanyalah akting. tapi sekarang ia tidak perlu lagi melakukan itu. karena... semuanya akan dibunuh.

***

Nia terpaku. ia ketakutan sekali. ia sama sekali tidak menyangka kalau akan ada pembunuhan yang akan terjadi. baru pertama kalinya ia melihat seseorang membunuh manusia dengan begitu mudahnya. dengan wajah datar dan kosong. dan kei....ia tidak ketakutan. Nia bisa mendengar kalau ia berbicara dengan kalimat datar dan terbiasa.

Nia takut. tapi kakinya tidak dapat di gerakkan. hingga sebuah wajah muncul memergoki nya di bawah meja. dengan wajah datar dan kosong tapi sangat cantik. ia menarik Nia yang ketakutan meringkuk disana. dengan cepat dan tanpa perasaan menjatuhkan Nia ke luar. Nia kesakitan dan memeluk dirinya menatap ketakutan ke arah atas.

satou mendekat. dan Nia ketakutan. ia membelalakan matanya saat melihat kelas ini menjadi lautan darah yang begitu mengerikan. ia bersembunyi karena takut dan sekarang ia benar benar melihat nya. "Aaah!!!" teriak Nia ketakutan. ia mundur dan punggung nya menyentuh sesuatu cairan.

Nia sedikit memiringkan kepalanya dan lagi lagi ia berteriak dan memucat. ia bisa melihat bagaimana salah satu teman nya terbunuh dengan kepala tertancap. dan ia mati begitu saja dengan kondisi berdarah darah. Mata, hidung dan mulutnya...Nia mundur.

ia mulai menangis karena ketakutan. dan terakhir yang ia lihat adalah kei yang hanya berdiri tepat di sebelah mayat sosok bersurai pirang itu. menatap datar ke arah Dirinya. kedua manik matanya menatap mengelap. dan wajahnya tampak sangat kelam. dan dia hanya berdiri disana. seolah melihat dan menunggu acara Kematian nya.

"ke..kei, tolong..aku.. kita teman kan?" seru Nia. ia baru teringat kalau kei menganggapnya teman. ia menangis. disaat seperti ini lah baru Manusia menunjukkan sifat sesungguhnya. sifat yang sangat egois hanya untuk kebaikan dirinya sendiri. kei masih diam.

menatap datar. dan membiarkan satou terus mendekat. Nia berteriak dan tersenyum lagi memandang kei mencoba meminta tolong. tapi saat satou melayangkan pisaunya. Nia bisa melihat kei menyeringai dibalik wajah manisnya itu. sangat mengerikan. ia tersenyum di bawah penderitaan Nia.

***

"KEI!!!!....".... SREK!

***

semuanya hening. kei menyeringai disana. sama sekali tidak peduli dan terbiasa. begitu terbiasa. bahkan saat melihat Nia yang dulu pernah dia anggap sebagai teman mati secara mengenaskan di depannya. ia benar benar sudah kehilangan hatinya. ia tidak merasakan apa apa... melainkan rasa kosong... seharusnya ia puas . bisa melihat anak anak yang biasanya menyiksa nya secara kejam mati tragis.

tidak... jujur dalam lubuk hatinya ia begitu senang. begitu puas. hingga kei tidak bisa berhenti tersenyum melihat hal itu. tertawa saat melihat mereka ketakutan dan memohon atas keselamatan nyawa nya sendiri. kei tersenyum lebar. dan satou ikut tersenyum tipis. kei bahagia.., dan satou juga ikut bahagia. ia senang.

sambil terus tertawa kei mendekati Nia yang sudah tidak bergerak lagi. warna merah mendominasi Nia. Nia mati dengan kondisi kepala yang terpotong. meski masih tersambung pada Tubuhnya. terlihat organ kepala dengan jelas disana. kei berjongkok. menyeringai dan tersenyum puas. Nia mati dengan keadaan melotot.

"kasihan Nia...aku..akan selalu menjadi temanmu kok....." seru kei. ia mengarahkan tangan mungilnya tanpa gemetar sedikit pun. meraih organ otak yang sempat terlihat disana. ia menarik nya dan menikmati saat darah perlahan keluar dari area sana. ia bahkan merasa senang saat darah Nia ikut mengotori tangannya. dengan kejam. Kei membanting otak Nia yang sudah terpotong itu ke lantai. sekali lagi.

tak.. ia menginjak nya tanpa belas Kasihan sambil terus tersenyum dan terkekeh. kedua matanya tertekuk menikmati adegan yang ia lakukan saat ini. ia menginjak dan terus menginjak hingga otak itu benar benar hancur. baru saat itu kei berhenti. ia menatap ke arah Nia lagi dan tersenyum dengan begitu kejam dan tidak berperasaan.

"Nia..... kau akan selalu menjadi temanku" serunya dengan nada mengejek. dan kedua manik matanya mengelap. membiarkan sosok nya yang manis terlihat begitu kejam. dengan darah yang berada di wajah, kaki dan kedua tangannya tanpa merasa jijik sedikitpun. seperti sudah terbiasa.

***

"Hiks...huwaaaa!!!" teriak anak lelaki itu. ia takut sekali. bagaimana pun ia masih anak anak. saat satou mendekat. dan kei baru saja tanpa belas kasihan menginjak organ tubuh manusia. kei menatapnya tajam dan tetap diam disana. dan satou mendekatinya. anak itu menatap ketakutan ke arah pisau itu. sudah berlumuran darah. banyak anak yang dibunuh dengan kejam dengan benda tajam itu. takut. takut.

rasa takut membanjiri nya dan sekuat tenaga ia berlari ke arah pojok dan memutar hingga keluar dari pintu kelas. satou masih dibelakang. tidak berlari. ia menatap ke arah kei dengan wajah kosong dan kei hanya mengangguk. dia berjalan dari tempatnya dengan tenang menuju ke pintu keluar. wajah kei mengelap dan ia sama sekali tidak Tersenyum. seperti malaikat maut. di ikuti satou dari belakang dengan wajah kosong tanpa ekspresi sedikit pun.

melewati genangan darah dan potongan tubuh manusia yang berceceran. kelas yang berubah menjadi lautan darah. kei tidak merasakan apapun. ia melewati dan melihat hal itu seolah itu adalah hal yang biasa. tentu saja. sejak awal kei sudah mematikan semua perasaan nya. tidak ada lagi kei yang polos dan mudah percaya. kali ini kei akan membalas semuanya. sampai kalian semua mati.

***

anak itu berjalan dengan tergesa gesa. rasa ketakutan merambat di hatinya. ia benar benar takut. ia bisa membayangkan adegan di mana teman teman sekelasnya terbunuh tepat di depan matanya. dengan benda tajam itu dan bagaimana bagian tubuh itu terpisah dari badannya. semua itu terus membayangi dirinya. ia tidak pernah membayangkan akan melihat kejadian mengerikan seperti itu.

***

bruk!!

***

anak itu melihat ke depan. siapa yang ia tabrak. ada guru yang berdiri di depannya melihat dengan raut bingung. ia bingung kenapa muridnya berlari sangat kencang dan wajah memucat. anak itu memucat, ia segera meremas baju guru itu. ia sangat gugup dan gemetar. ia berhasil menghindar. bahkan Pembunuh itu tidak berlari. jika tidak ia pasti sudah tertangkap.

dan kei. ia masih tidak percaya kalau anak yang bahkan lebih kecil darinya itu tidak ketakutan bahkan ia bisa membuat raut wajah seperti itu dan tetap tenang. ia bahkan melihat lebih jelas ke arah anak bersurai pirang itu tanpa sedikitpun merasa ketakutan. dan yang paling..ia takuti...adalah saat dimana kei mengambil otak dari kepala secara langsung dan menginjak nya tanpa belas kasihan.

"ada apa nak?" tanya guru itu heran. ia masih belum menyadari kejadian mengerikan yang baru saja terjadi. anak itu tergagap. ia memegang baju guru itu dengan pucat dan sangat gemetar. bayangan itu muncul lagi dan membuat nya sangat takut. mungkin ia akan mengalami trauma seumur hidup.

"gu...guru... pembunuhan..." serunya tergagap. guru itu memandang dengan heran. anak itu berusaha berbicara. tapi tidak bisa. bayangan itu seolah menghantui nya dan membuat ia kehilangan kemampuan untuk berbicara dengan normal. ia masih kecil.

"ada apa nak?" tanya guru itu lagi. ia memegang kedua pundak anak itu guna untuk menenangkan nya. anak itu mengeleng. dan seketika ia memucat saat mendengar suara langkah kaki dan suara seseorang yang sangat ia kenal. tapi kali ini lebih dingin dan gelap.

"kami hanya bermain guru" seru suara itu. guru itu melihat ke belakang. ia langsung menghela nafas ketika melihat kei datang dengan memakai jaket dari punggungnya. ia meremas kedua pinggir jaket agar menutupi tubuh nya. dan anehnya anak ini malah terpaku disini. ia memucat luar biasa.

"hei, kei hanya ingin bermain.kau tidak mau bermain hm?" serunya lembut. sementara itu kei terus mendekat dan tempo tenang. membiarkan anak itu semakin ketakutan. seseorang ikut berjalan dibelakang kei. seketika wajah guru itu menjadi sedikit bingung.

"hm..kau sudah sembuh?" tanya guru itu. anak itu masih terdiam. meremas baju guru itu. tubuh nya kaku. ia kabur waktu itu hanya karena keberuntungan dan sekarang ia benar benar takut. apalagi saat menyadari kedua orang itu berjalan terus mendekat ke arahnya.

mereka tidak menjawab. Hanya terus mendekat. hingga satou sampai tepat di belakangnya dan kei terdiam. satou memandang dengan raut datar dan kosong begitupun dengan kei. mendadak ada Sebuah gerakan cepat yang bahkan tidak terlihat. suara sesuatu dan anak itu berhenti bergerak.

guru itu mengalihkan pandangannya. kedua matanya membelalak tidak percaya saat melihat anak didik di depan matanya itu di tusuk dari belakang dengan pisau tajam dengan sangat cepat. belum lepas dari keterkejutan nya. satou dengan cepat melepaskan pisau yang menembus punggung belakang nya itu.

dengan gerakan cepat dan sadis. satou menarik usus yang tampak jelas disana dan menarik nya dalam satu tarikan. tanpa berkata apapun dan dengan wajahnya yang begitu kosong. kedua manik mata merahnya menatap datar saat tangannya dipenuhi darah oleh anak itu. dan usus panjang yang masih berdenyut dan panas.

"Aaaakhhhhh!!" dia berteriak keras dan sangat kesakitan. saat sesuatu dalam perutnya di tarik dengan begitu mudah dan membuat rasa menyiksa. guru itu terdiam tidak percaya. tanpa belas Kasihan sedikit pun. remaja perempuan cantik itu menarik usus panjang itu seolah itu hal yang biasa. segera anak itu melemas pegangannya dan terjatuh.

darah mengucur memenuhi lantai dan seketika ia tidak bergerak lagi. guru itu terdiam. masih tidak dapat mencerna apa yang baru saja terjadi. eh apa ini?. Pembunuhan?. ini permainan kan?. guru itu menatap ke depan dengan keringat dingin. satou mengelap darah itu pada wajahnya begitu saja. ia mengalihkan kedua manik matanya yang tadinya menatap anak yang baru saja dibunuhnya tanpa ampun ke arah guru itu. menatap dengan wajah datar..

dan pisau di tangannya yang berlumuran darah. tangannya sudah berlumuran darah karena menarik usus tadi. kei juga ia hanya diam. seolah terbiasa dan sama sekali tidak terpengaruh dengan kejadian mengerikan tadi. kei menatap dengan datar dari arah anak itu ke arah guru yang masih berdiri disana.

darah bercipratan menghiasi kaki kei yang hanya terlapisi dengan celana pendek saja. guru itu tidak percaya. saat melihat tangan kei berlumuran darah merah segar . karena ia baru saja memegang otak tadi. ia menatap dengan datar dengan wajah manisnya yang tampak begitu menyeramkan.

satou mendekat. guru itu mundur karena ketakutan. ia seketika terjatuh saat tidak sengaja menginjak benda. dan seketika dirinya memucat saat melihat benda itu adalah kaki nya sendiri yang sudah terpotong menjadi dua. sakit.."SAKIT!!"... satou terus mendekat dan kali ini melayangkan pisaunya dengan wajah kosong.

CRAT!!

kei tersenyum ketika melihat wajah guru itu benar benar hancur. satupun disekolah ini tidak ada satupun yang mempedulikannya. termasuk para guru. dan saat ia melihat betapa wajah yang biasanya selalu menatapnya dengan tatapan menjijikkan dan ejekan terhadap dirinya selama ini. kini wajah itu terbelah dengan sadis dan bentuk wajahnya tidak lagi terlihat.

hanya ada bekas pisau yang menembus membelah hidung dan sebagian matanya sedikit berantakan. ia tidak lagi bergerak dan mati seketika. darah lagi lagi mengalir dan membuat bau amis dimana mana. kei menyeringai. Pembunuhan pertama selesai. orang yang selalu ia inginkan terbunuh pertama adalah seluruh sekolah ini.

mereka selalu menyiksa kei. setiap hari selama tiga tahun ini tanpa belas kasihan sedikit pun. tanpa mempedulikan kalau kei masih Sangat kecil. dan selalu menatapnya dengan tatapan jijik. padahal kei tidak melakukan apapun yang menyusahkan mereka. mereka begitu benci sekali pada kei tanpa alasan yang kelas. dari awal masuk sekolah dan sekarang saat ia berumur 8 tahun. ia akhirnya membalas semuanya Sekarang. dengan satou sebagai alatnya. dan dia sebagai penggunanya. pembalasan dendam.

setiap hari kei merasa tersiksa. dan tidak ada satupun yang menolong kei. kei selalu dibully dan luka baru selalu muncul. rasa sakit itu terus terasa meskipun luka itu perlahan sembuh. ada beberapa luka yang masih membekas tidak bisa hilang. kei di siksa, di permalukan tanpa jeda waktu. tanpa mempedulikan kalau badan kei masih kecil dan mereka terus menyiksanya.

kali ini ia yang akan menyiksa mereka. ia yang akan melihat betapa mereka sangat ketakutan dan menderita sama seperti kei waktu itu. dimana tidak ada seorangpun yang peduli. dimana mereka hanya melihat kei begitu saja. dan sekarang Kei yang akan melihat mereka dan tersenyum atas penderitaan mereka.tanpa belas Kasihan sedikitpun.

***