"Buat lo,bunga cantik untuk gadis cantik"
Setelah mengatakan itu Satria mengedipkan sebelah matanya lalu pergi dari hadapan Dara.
Saat melihat kepergian Satria,Dara tersenyum sambil menatap bunga mawar ditangannya.
Dara jadi terus teringat akan Satria,lalu Dara kembali melangkahkan kakinya,dia cukup kesulitan karna semangka ditangannya.
___
Dara baru saja sampai di depan rumahnya,dia langsung memasukinya karna pintu rumahnya terbuka.
Dara menyimpan semangka beserta barang-barang lain di atas meja.
Lalu Yuda menghampiri Dara.
"Dara,kau sudah membeli semua keperluannya"ucap Yuda.
"Sudah ayah,semuanya sudah beres"balas Dara.
Yuda memeriksa beberapa barang yang dibeli Dara dari pasar.
"Bagus,semuanya benar"ucap Yuda lalu Dara mengangguk.
Tak lama Jaki memasuki rumah.
"Kakak,aku sudah mengurus makanannya,semuanya akan datang saat pernikahan dilaksanakan"ucap Jaki.
"Itu bagus,sekarang ada keperluan apa lagi?"
"Kita hanya harus menguhubungi pak penghulu saja,setelah itu semuanya selesai"
"Baik kalau begitu,mari kita pergi menemui pak panghulu sekarang juga"
"Iya kak"
Yuda dan Jaki pun keluar dari rumah,Dara tersenyum menatap kesibukan dimana mana.
"Pernikahan memang sangat menyenangkan,banyak sekali persiapan,tapi tidak ada yang merasa lelah sedikitpun"ucap Dara lalu duduk di kursi.
Tak lama Ana menghampiri Dara dan ikut duduk di samping Dara.
"Dara,apa kau sudah memikirkannya,kalau kau ingin menjadi seorang atlet atau mentri"ucap Ana.
"Kakak,sebenarnya aku masih tidak tau,jika aku berjalan di kedua jalan itu,maka itu semua tidak mungkin..impianku untuk menjadi seorang atlet,tapi aku takut kalau aku memilih jalan yang salah dengan mengabaikan impian ayah"balas Dara.
"Dara,kau itu sama sekali tidak mengabaikan impian ayah,jika kau benar-benar yakin untuk menjadi atlet,maka kau lakukan saja,jangan pikirkan hal lainnya,karna itu sebuah impian yang sangat kau inginkan"
"Tapi ayah..."
"Jangan dulu pikirkan soal itu,sekarang lebih baik kau pikirkan bagaimana caranya agar kau bisa menang dikejuaraan,saat kemenangan itu terjadi,kau bisa bicara baik-baik sama ayah,kakak yakin kalau ayah pasti akan mengerti"
Dara terdiam saat itu juga...
"Dara,kakak akan mendukung apapun impianmu,asalkan itu yang terbaik"ucap Ana.
"Makasih kak"balas Dara lalu memeluk Ana.
"Sepertinya menjadi seorang atlet memang impianku,aku akan berlari di kejuaraan tingkat distrik dan memenangkannya,setelah itu aku akan memberitahu ayah dan yang lainnya."kata Dara dalam hati.
___
RUMAH SATRIA
Satria pulang dengan senyuman di wajahnya,dia terus teringat kejadian di pasar.
Setelah memasuki rumah,Satria duduk disofa.
Lalu seorang pelayan datang menghampiri Satria.
"Tuan muda mau makan"ucapnya.
"Tidak"balas Satria yang masih saja terhanyut dalam pikirannya.
"Baik"
Lalu pelayan tersebut pergi dari hadapan Satria,tak lama kemudian Adi memasuki rumah,dia baru saja pulang dari kantor.
Adi terheran heran melihat tingkah putra sulungnya yang sedari tadi terus saja tersenyum.
Adi pun duduk di samping Satria sambil menggoncangkan tubuh Satria.
"Satria"panggil Adi lalu Satria sadar dan menatap ayahnya.
"Iya ayah"
"Kamu kenapa?"
"E..gak papa ayah"
"Jujur sama ayah,ada apa sebenarnya"
"Tidak ayah"
"Apa kamu sedang jatuh cinta"
Satria terkejut akan ucapan ayahnya.
"Kenapa ayah tau"
Adi langsung tertawa saat itu juga.
"Tentu saja ayah tau,ayah juga pernah muda,dulu ayah sama sepertimu"
Mereka berdua sama sama tertawa saat itu.
"Kalau boleh tau,siapa wanita yang berhasil membuat putra ayah ini jatuh cinta"
"Gimana ya ayah..pokoknya dia yang terbaik"
"Pasti Monica"tebak Adi sampai membuat Satria menyeritkan dahinya karna bingung kenapa ayahnya berpikir seperti itu.
"Tidak,bukan Monica wanita yang aku cintai"
"Lalu siapa?"
"Dara"
Seketika senyum di wajah Adi langsung menghilang.
"Dara,dia 'kan gadis di pesta itu,Dara yang dari desa,bagaimana Satria bisa mencintai gadis seperti itu."kata Adi dalam hati.
"Ayah tau,Dara itu berbeda,dia sangat cantik dan juga imut,dia juga sangat berani,itulah yang membuat aku suka sama Dara"
Adi memaksakan senyumannya,mau bagaimanapun,kebahagiaan Satria sangat penting baginya.
"Ayah setuju 'kan,kalau aku dan Dara bersama?"tanya Satria.
"E..Satria,ayah hanya ingin yang terbaik untuk kamu"jawab Adi.
"Iya,yang terbaik itu hanya Dara,tidak ada wanita yang lebih sempurna daripada Dara"
Lalu Gita datang menghampiri mereka.
"Ada apa ini,ibu dengar Satria nyebut nama Dara terus"ucap Gita lalu ikut duduk disana.
"Ibu,aku jatuh cinta"ungkap Satria.
"Benarkah,apa jangan-jangan kamu cinta sama Dara"tebak Gita lalu Satria tersenyum.
"Ibu benar"
"Jadi kamu benar-benar menyukai Dara,ibu sangat menyetujui keputusanmu itu"
"Ibu,menyukai Dara juga"
"Iya,ibu sangat menyukai Dara,kapan-kapan kamu ajak Dara ke rumah ya"
"Iya"
Satria sangat senang,dia tidak menyangka kalau ibunya pun akan menyukai Dara.
Satria memang sangat lucu,walaupun dia sedikit sombong dan so jagoan,Satria tetaplah pria baik hati.
Satria dan Gita sama sama tersenyum senang,sementara Adi tersenyum secara paksa.
Tiba tiba ponsel Satria berbunyi.
"Aku angkat telepon dulu"ucap Satria lalu Gita dan Adi mengangguk mengiyakan.
Satria pergi meninggalkan ruang tenah untuk mengangkat telepon,lalu Adi berpindah posisi dengan duduk mendekati Gita.
"Gita,bagaimana kamu bisa menyetujui hubungan Satria dan Dara"ucap Adi.
"Apa salahnya,Dara itu gadis yang baik,aku yakin kalau Dara yang terbaik untuk Satria"
"Tapi Gita,kamu tau 'kan kalau Dara itu gadis desa,jika seorang gadis desa berhubungan dengan keluarga kita,itu hanya akan membuat kita dipermalukan"
"Aku sama sekali tidak melihat status seseorang,aku tidak peduli dia berasal dari desa atau dari manapun,yang terpenting bagiku adalah kebahagiaan Satria"
"Gita,kamu harus mengingat sesuatu,kalau kita berdua sudah menjodohkan Satria dengan Monica sejak kecil,bahkan kita sudah membicarakannya dengan Pak Farhan"
Pak Farhan adalah ayah dari Monica,dia seorang pengusaha sukses,bisnisnya berada dimana-mana.
"Itu hanyalah pembicaraan dulu,saat itu aku tidak tau kalau ada gadis seperti Dara yang bisa membuat Satria bahagia,semua itu hanyalah kata kata saja"
"Itu janji Gita..kita semua sepakat kalau Satria dan Monica akan menikah saat dewasa"
"Tapi,menurutku Monica tidak cocok untuk Satria,kenapa kamu sangat mendorong Monica untuk Satria,sekarang sudah sangat jelas kalau Dara jauh lebih baik dibandingkan Monica"
"Tapi Gita..."
"Sudahlah,kita tidak perlu membahas semua itu,hanya tuhan yang tau siapa pasangan terbaik untuk Satria"