"Ini Satria niat banget sih,aku benar-benar gak nyangka kalau Satria yang sombong akan jadi seperti ini"ucap Dara.
Dara tidak ada niatan untuk membalas pesan dari Datria.Dia hanya tertawa geli dengan terus menerus.
___
Sementara dilain tempat yaitu di kamar Satria,Satria setia menunggu balasan dari Dara.
Namun sedari tadi Dara tidak membalas pesannya.
Lalu Satria memutuskan untuk menelpon Dara.
Tak lama kemudian,teleponnya terhubung,Satria langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menuju balkon.
"Halo,Dara"
"Iya"
Satria menyeritkan dahinya karna mendengar suara Dara yang sedang tertawa.
"Lo kenapa"
"Gak papa"
"Oke,Dara gue cuma mau..."
"Mau gue tanggung jawab karna lo bicara kepada kedua orang tua lo sementara gue engga"
Satria tertawa pelan,dia senang walaupun Dara tidak membalas pesannya,tapi setidaknya Dara membacanya.
"Iya,lo mau tanggung jawab 'kan"
"Satria,gue gak nyangka lo bisa kayak gitu"
Disebrang sana kembali terdengar suara Dara tertawa dengan puas,sampai itu semua membuat Satria semakin heran.
"Kenapa lo ketawa,apa yang lucu"
"Gak papa,gue tutup dulu ya"
"Jangan tutup dulu,lo harus jelasin kenapa lo ketawa"
Namun telepon terputus,Satria berdecak kesal,namun tak lama kemudia Satria kembali tersenyum karna membaca pesan yang baru saja Dara kirim padanya.
Dara Cantik
Gue gak akan tanggung jawab,karna gue belum cinta sama lo.
๐๐๐
Begitulah pesan yang dikirim Dara,satria tersenyum senang.
"Dia bilang belum,itu artinya gue punya kesempatan untuk dapetin hati Dara"ucap Satria.
___
Keesokan harinya...
Seperti biasa kini Pak Rizal sedang melatih semua pelari di Enternational School sebelum kampus dimulai.
Kini semua pelari sedang melakukan pemanasan.
Dara yang dengan fokusnya melakukan pemanasan,tanpa sengaja dia melihat Satria berdiri di pinggir lapangan.
Satria melambaikan tangannya lalu melipat tangannya ke depan dada sambil tersenyum.
Melihat Satria seperti itu,Dara pun ikut tersenyum,seketika pemasannya dia hentikan.
Monica yang sadar akan tingkah Dara yang aneh pun langsung melihat arah tatapan Dara.
Monica terkejut saat menemukan Satria disana.
Lagi lagi Monica dibuat kesal di pagi hari seperti ini.
"Gue gak akan pernah biarin ini semua terjadi,gue akan memisahkan kalian berdua."kata Monica dalam hati.
___
Saat ini para pelari sudah siap dengan posisi mereka masing masing.
Pak Rizal akan kembali melihat kemampuan mereka semua.
"Siap!...mulai!"
Semuanya langsung berlari,Satria terus berteriak menyemangati Sara.
"AYO DARA,LO PASTI BISA!!!"teriak Satria.
Dara yang sedang berlari langsung tersenyum,sementara Monica merasa kesal.
Dengan penuh amarah,Monica membuat Dara terjatuh saat berlari dengan mendorong Dara,sementara dirinya tetap saja berlari bersama yang lain.
"Ishhhh..."
Dara tersungkur ke bawah,Pak Rizal dan Satria begitu terkejut melihatnya,lalu dengan cepat mereka berdua menghampiri Dara.
Satria membantu Dara untuk berdiri,sementara Pak Rizal hanya berdiri saja dihadapan Dara.
"Dara,kamu tidak papa?"tanya Pak Rizal.
"Gak papa,pak"jawab Dara.
Satria melihat luka di lutut Dara.
"Dara,kaki lo luka"ucap Satria.
"Iya,tapi gak papa kok"balas Dara.
Tak lama pelari lain sampai di garis akhir,Pak Rizal sama sekali tidak memperhatikan mereka semua.
"Dara,sebaiknya kamu pergi ke UKS dan obati lukanya"saran Pak Rizal.
"Iya pak"balas Dara.
"Gue anter lo ke UKS ya"ucap Satria lalu Dara mengangguk mengiyakan.
Satria pun membawa Dara ke UKS dengan memegang tangan Dara,dan itu semua membuat Monica semakin kesal,dia menghentakkan kakinya.
Pak Rizal kembali menghampiri para pelari lain.
"Oke semuanya kita lanjutkan latihannya"ucap Pak Rizal.
___
UKS
Dara duduk diatas ranjang UKS,sementara Satria mengobati kaki Dara.
Dara terus meringis karna sakit,lalu Satria meniup luka Dara.
Dara terus memperhatikan Satria dengan lekat.
Satria begitu tulus mengobati luka Dara.
"Kaki lo gue perban ya"ucap Satria lalu Dara mengangguk.
Satria pun melilitkan perban pada kaki Dara.
"Monica yang dorong lo 'kan"ucap Satria tanpa menatap Dara.
"Iya"balas Dara.
"Gue gak nyangka kalau Nonica akan sejahat ini"sambung Satria yang masih saja melilitkan perban di kaki Dara.
Sampai akhirnya Satria selesai mengobati Dara,Satriaย menyimpan kotak p3k ke tempatnya kembali.
Lalu Satria ikut duduk di atas ranjang,dia menatap Dara dengan lekat.
"Menurut lo,apa benar kalau selama ini gue selalu peduli sama Monica?"tanya Satria.
"Tentu saja itu benar,lo dan Monica itu sahabatan sejak kecil 'kan,jadi apa salahnya kalau lo peduli sama dia"jawab Dara.
"Walaupun sahabat itu jahat,apa gue tetap harus peduli sama dia?"
Dara benar-benar bingung,sebenarnya apa yang Satria inginkan sampai bertanya seperti itu.
"Satria,gue gak akan bisa jawab pertanyaan lo,Monica itu sahabat lo,seharusnya lo yang lebih tau,kalian itu saling mengerti satu sama lain 'kan"
Disana Satria langsung terdiam.
"Selama ini gue peduli sama Monica hanya karna bisnis bokap gue,sejak kecil sampai sekarang,gue selalu menuruti apapun yang diperintahkan bokap gue,walaupun untuk selalu bersama Monica sekali pun."kata Satria dalam hati.
___
Setelah keluar dari UKS,Satria dan Dara berjalan menuju kelas sambil berbincang dan tertawa bersama.
"Lo tau,kenapa Dora cuma berteman sama hewan"ucap Satria.
"Kenapa?"tanya Dara.
"Itu karena,Dora gak punya temen lain selain hewan"jawab Satria.
Dara langsung tertawa dengan puas,rasa sakit di kakinya seketika hilang.
"Lelucon lo itu garing banget"ucap Dara.
"Walaupun garing,lo tetap ketawa 'kan"balas Satria.
"Tapi ya,biar gue perjelas pertanyaan lo itu,sebenarnya Dora bukan hanya berteman dengan hewan,dia juga berteman dengan manusia,namanya Diego"
"Diego yang mana ya,selama gue nontong gak pernah tuh ada yang namanya Diego"
"Ada,Diego itu memang tidak sering ditampilkan seperti Boot"
"Lo hafal banget,atau jangan-jangan lo suka nonton kartun"
"Gue tau aja,lo sendiri gimana,kenapa bisa tau kalau Dora hanya berteman dengan hewan saja"
"Gue pernah nonton"
"Serius lo nonton kartun"
"Nontonnya gak sengaja"
"Gak sengaja gimana,lo aja sampai tau kalau Dora temennya hewan semua"
"Yah,ketauan deh gue"
Dara langsung kembali tertawa dengan puas,begitupun dengan Satria,mereka terus berjalan menuju kelas.
Tanpa mereka ketahui kalau mereka berjalan melewati Monica,mungkin itu semua karna mereka sangking asiknya ketawa.
Lalu Ken berjalan menghampiri Monica.
"Mereka berdua makin dekat"ucap Ken sampai membuat Monica terkejut.
"Menyebalkan"balas Monica kesal.
"Gimana kalau kita kerja sama"