"Gimana kalau kita kerja sama"
Saran yang diberikan Ken membuat Monica menatapnya aneh.
"Ternyata lo sudah tidak tahan melihat Dara dengan Satria"ucap Monica.
"Intinya perasaan gue saat ini sama seperti apa yang lo rasain"balas Ken.
"Oke,kalau gitu apa yang harus gue lakuin"
"Simpel,lo hanya perlu mendapatkan sesuatu yang sangat sangat berharga bagi Satria,contohnya seperti barang..setelah itu,lo buat sesuatu yang membuktikan kalau Dara lah yang mengambil barang milik Satria,dengan begitu mereka berdua akan saling bertengkar"
"Oke juga ide lo,walaupun itu murahan"
"Gak usah puji gue apalagi ngehina gue,sekarang lo lakuin apa yang gue mau"
"Terus lo ngapain?"
"Gue hanya akan hadir saat Dara butuh pundak untuk menangis,Satria akan melihat kami berdua,dan lo hanya tinggal meyakinkan Satria,kalau antara gue dan Dara punya hubungan spesial"
Mereka berdua sama-sama tersenyum,Monica menyetujui saran dari Ken.Walaupun sebenarnya Monica tidak menyukai Ken,tapi dia rela melakukan apa saja demi mendapatkan Satria.
___
Tringgg
Dosen yang mengajar keluar kelas karna waktunya untuk istirahat.Dara memasukkan bukunya kedalam tas lalu memainkan ponselnya.
Satria menepuk pundak Dara dari belakang,lalu Dara berbalik menatap Satria.
"Ada apa?"tanya Dara.
"Gue mau ajak lo makan siang"jawab Satria.
"Maaf gue gak bisa,masih ada yang harus gue urus"
"Oke,kalau gitu gue pergi"
Satria pun berdiri dan pergi keluar kelas,begitupun dengan yang lainnya kecuali Dara dan Monica yang masih duduk ditempat.
Setelah semua orang pergi,Monica mengirim pesan kepada Ken.
Ken
Semua orang sudah pergi,sekarang giliran lo
Begitulah pesannya,lalu Monica membuka buku agar Dara tidak mencurigainya.Tak lama kemudian,Dara mendapatkan telepon dari nomor tidak dikenal.
"Halo"
"Dara,ini Jio,kau bisa keluar kampus sebentar,ayahmu ada disini"
"Jio,kok nomor telepon lo beda,suara lo juga kayaknya beda deh"
"Iya Dara,aku ganti nomor dan..kalau soal suara,tenggorokanku sedang sakit"
"Emm..ini pasti karna kau banyak makan es kemarin"
"Iya,kau cepatlah kesini"
"Baiklah"
___
Dilain tempat Ken yang sedang berdiri di depan gerbang masuk kampus mematikan ponselnya lalu menjauhkan kain yang dia gunakan untuk menutup mulutnya.
"Dengan kain ini,suara gue gak akan dikenali,maaf Dara,gue terpaksa lakuin ini"ucap Ken.
Ken melakukannya karna itu adalah salah satu rencananya dengan Monica.Dengan Ken menelepon Dara dan menyuruhnya ke luar kampus,maka di dalam kampus Monica melakukan aksinya.
___
Monica menyimpan bukunya di atas meja lalu berdiri dan berjalan menghampiri tas milik Satria.
Monica membuka tas tersebut dan mencari sesuatu.
"Dimana benda itu"ucap Monica yang kesulitan mencari benda yang dia inginkan.
Tak lama kemudian Monica menemukan apa yang dia cari,yaitu sebuah kalung tanpa liontin.
Monica menatap kalung tersebut sambil tersenyum.
"Ini dia yang gue cari,kalung peninggalan neneknya Satria..kalung ini sangat Satria jaga selama ini,kalung ini salah satu barang berharga bagi Satria,sejak kecil Satria tidak pernah mengizinkan siapapun menyentuh kalung ini,tapi dia selalu membawanya kemana mana"ucap Monica.
Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan,Monica memasukkan kalung tersebut kedalam tas milik Dara,setelah itu dia keluar dari kelas.
___
Sementara kini Dara sedang mencari keberadaan Jio dan ayahnya di luar kampus.
"Jio dimana sih"
Dara terus mencari kesana kemari,namun dia sama sekali tidak menemukan mereka.
Lalu Dara memutuskan untuk menelepon ayahnya,tak lama ayahnya mengangkat telepon.
"Ayah,ayah ada dimana"
"Ayah di balai desa"
Dara menyeritkan keningnya heran.
"Balai desa..bukannya ayah sama Jio datang ke kampus"
"Tidak,sedari tadi ayah ada di balai desa..Jio juga ada disini bantuin ayah"
"Apa..Jio juga ada disana"
"Iya,sebentar ayah berikan teleponnya kepada Jio"
Disebrang sana Yuda menghampiri Jio lalu memberikan teleponnya.
"Halo"
"Jio,kau tadi telepon aku 'kan untuk bertemu di luar kampus"
"Tidak Dara,aku belum menyalakan ponselku sedari tadi,itu karna aku sibuk bantu paman"
"Tapi tadi..."
"Ada apa Dara"
"E..tidak Jio,mungkin tadi aku hanya salah paham"
"Oh,yaudah kalau gitu aku tutup teleponnya ya"
"Iya"
Telepon pun terputus,Dara kebingungan...
"Ini pasti kerjaan orang gak bener,dia menghubungiku atas nama Jio,tapi untuk apa"
Karna tidak ingin memikirkannya lagi,Dara kembali memasuki kampus.
___
Dara memasuki kelasnya yang terlihat sepi tanpa ada siapapun,dia kembali memainkan ponselnya untuk browsing tentang menjadi seorang atlet.
Tak lama kemudian Satria dan Monica datang memasuki kelas.
"Ayo dong Satria,pinjemin gue buku lo"ucap Monica.
"Iya,dari tadi lo bicara seperti itu terus,gue 'kan udah izinin lo untuk ambil dalam tas"balas Satria.
"Gue gak berani buka tas lo"
Satria geleng geleng kepala pusing dengan kelakuan Monica.Sebelum membuka tasnya,Satria menatap Dara yang sedang memainkan ponsel.
"Fokus banget."kata Satria dalam hati.
Lalu Satria membuka tasnya dan mengambil buku yang diinginkan Monica,setelah mengeluarkan buku tersebut,Satria memberikannya kepada Monica lalu Monica menerimanya.
"Satria,gue pengen liat dong kalung peninggalan nenek lo itu"ucap Monica.
"Monica,lo tau 'kan kalung itu sangat berharga bagi gue,sejak kecil lo selalu saja ingin melihatnya"balas Satria.
"Iya gue tau,gue 'kan cuma pengen liat doang,sebentar aja"
Satria menghembuskan nafasnya pasrah lalu kembali membuka tasnya untuk mengambil kalung.
Namun Satria sama sekali tidak menemukan kalung tersebut,ekspresi Satria mulai panik mencari keberadaan kalungnya.
"Dimana kalung itu"
"Kalungnya hilang?"tanya Monica.
"Gak mungkin hilang,gue simpan di dalam tas ini"jawab Satria.
Dara mulai menghentikan aktivitasnya lalu berdiri menatap Satria.
"Ada apa?"tanya Dara.
"Kalung gue hilang"jawab Satria.
"Bagaimana bisa hilang,lo lupa simpan kali"
"Gak mungkin,selama ini gue simpan kalung itu dalam tas ini,biasanya juga ada,tapi sekarang gak ada"
Satria terus mencari cari keberadaan kalung tersebut.
Melihat Satria yang kesulitan,Dara pun ikut mencarinya.
"Gue bantu cari ya,mungkin aja jatuh"ucap Dara.
"Iya,tolong ya Dara"balas Satria lalu Dara mengangguk dan mulai mencari kalung tersebut kesetiap sudut kelas.
Monica tersenyum picik sambil menatap Dara.
"Cari aja terus,lo gak akan sadar kalau kalung itu ada di tas lo sendiri."kata Monica dalam hati.
"Ketemu gak,Dara?"tanya Satria.
"Belum"jawab Dara yang masih mencari cari keberadaan kalung tersebut.
"Satria,gimana kalau kita periksa semua tas yang ada di kelas ini,mungkin aja 'kan ada yang sengaja ngambil kalung itu"ucap Monica lalu Satria menatap Dara yang langsung menghentikan pencariannya.