"Filmnya seruuuu. Tapi serem parah sih," kata Larisa sambil merentangkan kedua tangannya ke depan begitu mereka melangkah melewati pintu bioskop. Mereka sudah selesai menonton film horor pilihan Larisa dan jika dilihat dari wajah sumringah Larisa, sepertinya dia cukup puas dengan film itu.
"Gimana menurut lo? Seru kan filmnya?" tanya Larisa pada Arvan yang berjalan di sampingnya dengan bibir terkatup rapat tanpa mengatakan apa pun.
"Gue gak terlalu menikmati filmnya."
Kedua alis Larisa mengerut hingga nyaris menyatu, "Loh kok bisa? Kenapa? Lo tidur tadi di dalam studio?""Boro-boro tidur, suara jeritan lo berisik banget ampe gue gak konsen nontonya. Udah gitu telinga gue sakit nih, mudah-mudahan gak budek denger jeritan lo kenceng, melengking lagi." Arvan memasang raut wajah luar biasa jengkel sambil mengorek-ngorek lubang telinganya dengan jari kelingking.