Larisa cepat-cepat melepaskan pegangan tangannya pada lengan Arvan setelah menyadari tatapan Pretty tertuju pada tangan mereka yang bertautan.
"Tuh udah ada yang nemenin lo. Gue cabut dulu," kata Arvan dan tanpa menunggu respon dari Larisa, pemuda itu melenggang pergi meninggalkan Larisa berduaan saja dengan Pretty di dalam kelas.
Larisa mencoba mengulas senyum ramah pada Pretty meski rasanya sangat canggung, "Pagi, Pret," sapanya. Namun diabaikan Pretty karena pemuda kemayu itu langsung duduk di kursinya tanpa membalas sapaan Larisa.
Larisa menghela napas panjang karena Pretty masih saja bersikap ketus padanya. Tapi Larisa tak ingin menyerah karena itu dia bangkit berdiri dari duduknya sambil membawa nasi uduk yang belum habis karena baru dia makan setengah. Larisa berjalan menghampiri Pretty yang sedang sibuk menulis sesuatu di buku catatannya.
"Pret, makasih ya lo kemarin udah ngasih tahu Reza pas gue pingsan."