Larisa mendapati Arvan jadi begitu pendiam setelah memergoki dirinya yang menangis sambil menatap foto bersama keluarganya di masa lalu. Dia merasa bersalah karena membuat Arvan jadi seperti itu. Tentunya pemuda itu sekarang merasa menyesal karena sudah membawanya ke kebun binatang ini. Padahal saat Larisa mengatakan dia senang karena menghabiskan waktu seharian dengan Arvan, itu bukan kebohongan melainkan kenyataan. Dia senang karena mengabadikan banyak momen manis bersama Arvan di tempat ini. Mungkin satu-satunya yang kurang adalah ada beberapa tempat di kebun binatang ini yang kembali mengingatkan Larisa pada kenangan di masa lalu. Tapi sungguh Larisa tak menyesal sudah mendatangi tempat ini bersama Arvan.
Larisa lalu menyentuh tangan Arvan yang sedang sibuk mengaduk-aduk mie instan dalam cup yang masih mengepulkan asap putih karena baru disiram air panas.
"Van, lo marah ya?" tanya Larisa.
Arvan menoleh sembari menggelengkan kepala, "Marah? Nggak kok."
