Larisa duduk di kursi dengan wajah memerah bak kepiting rebus, semua yang dikatakan Arvan tadi sukses membuatnya malu sekaligus senang. Hingga kini detak jantungnya masih belum bisa dia kendalikan sehingga masih berdetak bagai dirinya baru saja dikejar anjing gila.
"Hm, daripada kita gak ada kerjaan di sini mendingan kita main aja yuk, mau gak?" tanya Arvan tiba-tiba, memecah kesunyian di antara mereka berdua karena entah kenapa setelah insiden tadi mereka jadi canggung sendiri. Arvan juga tak menyangka dirinya sanggup mengumbar kata-kata manis seperti tadi pada Larisa walau itu memang murni tulus dari dasar hatinya yang paling dalam.