Larisa tersentak kaget saat melihat yang muncul dari balik pintu adalah Arvan alih-alih Bima yang tadi berpamitan padanya dan menyuruhnya menunggu.
Arvan tak mengatakan apa pun tapi pemuda itu tiba-tiba berjalan mendekati motor yang terparkir. Larisa pun tak mengatakan apa-apa, hanya memperhatikan gerak-gerik Arvan dalam diam.
"Ngapain berdiri terus di sana? Sini, gue anterin lo pulang."
Arvan bicara dengan nada yang sangat ketus, Larisa kesal tentu saja tapi dia mencoba mengabaikan karena dia memang membutuhkan Arvan saat ini. Meski tadi dia sok berani di depan Bima karena tak enak hati merepotkan pria itu, tak dipungkiri sebenarnya Larisa takut pulang sendirian malam-malam begini. Apalagi dia berada di tempat yang cukup rawan.