Arvan dan Larisa saling berpandangan dengan ekspresi wajah yang berbeda. Arvan yang tercengang dengan kedua mata membulat sempurna saking terkejutnya. Sedangkan Larisa yang sedang mengulum senyum karena merasa puas sudah berhasil mengerjai Arvan. Bisa dia lihat betapa kesal pemuda itu karena ulah keisengannya.
Hanya Johan yang bersikap biasa karena pemuda itu tak mengetahui apa pun yang tersimpan di balik bunga krisan merah tersebut.
"Kenapa kita harus ganti bunga segala sih? Padahal kan mau presentasi pake bunga krisan merah atau putih sama aja?"
Larisa memutar bola mata, "Ya, beda dong, Han."
"Beda apanya? Cuma beda warna doang tuh, merah sama putih. Tapi jenis bunganya kan sama aja, sama-sama bunga krisan."
"Lo gak akan ngerti perbedaannya. Yang ngerti cuma gue sama Arvan. Iya, kan?" tanya Larisa dengan rona merah yang tiba-tiba bermunculan di kedua pipinya. Dia meminta pembelaan pada Arvan yang hingga ini masih betah terdiam sambil menatap wajah Larisa.