Langit sudah nyaris menghitam begitu Larisa tiba di rumahnya. Selain karena jarak antara Mall yang dia datangi tadi yang cukup jauh dari rumah, jalanan yang padat merayap menjadi alasan lain gadis itu baru tiba di rumahnya hampir pukul enam sore.
Begitu pintu rumahnya terbuka setelah dia menekan bel, yang Larisa temukan adalah sosok Bi Imah yang memasang raut cemas.
"Non Icha, kok baru pulang? Non kemana aja?"
Larisa menghela napas panjang, dia yakin ayahnya sudah uring-uringan karena itu Bi Imah sampai secemas ini. "Di jalan macet, Bi. Kenapa? Papa udah nungguin ya?"
Bi Imah menganggukan kepala, "Iya, Non. Udah nungguin dari tadi. Pak Anton kayaknya marah banget soalnya Non Icha susah dihubungi. Udah gitu belum pulang ampe jam segini."
"Mau gimana lagi, Bi. Di jalan macet."
"Coba Non Icha jelasin aja sama Pak Anton, tadi waktu Bibi nganterin kopi ke ruangan kerjanya wajah Bapak kusut banget. Kayaknya kesel banget sama Non Icha."