Larisa masih memasang ekspresi wajah tercengang karena tak menyangka dugaannya salah selama ini. Dia yang mengira Lisa yang mengirimkan foto-fotonya bersama Arvan pada Reza, ternyata salah besar. Pelakunya ternyata orang lain, seseorang yang sudah sangat dekat dengannya. Seseorang yang sudah dia anggap sahabat baik bahkan lebih dari sahabat karena bagi Larisa dia sudah seperti saudaranya sendiri.
Pelakunya adalah seseorang yang selalu membuat hari-harinya menyenangkan saat mereka bersama karena tingkah absurd dan candaan heboh orang itu. Seseorang yang menurut Larisa sangat lucu sehingga dalam kondisi sesedih apa pun jika dia sudah mendengar candaannya maka Larisa akan tertawa seketika.
Kedua mata Larisa berkaca-kaca sekarang, tak menyangka pelaku yang mengirimkan foto-fotonya bersama Arvan pada Reza adalah dia. Sekarang dia mengerti alasan orang itu menjauhinya dan tak mau lagi bergaul dengannya.