Larisa merasa setelah sarapan bersama Arvan, dirinya jauh lebih baik. Pemuda itu tak semenyebalkan seperti kemarin, sebaliknya dia berubah menjadi sosok periang yang tiada henti mengajak Larisa berbincang, bahkan sesekali melempar candaan membuat Larisa melupakan sejenak masalahnya dengan Reza dan bisa kembali tersenyum.
Larisa terkejut karena Arvan yang dia kenal begitu pendiam dan dingin itu ternyata bisa juga menghiburnya dengan melontarkan berbagai candaan garing tapi ya, sukses membuatnya tersenyum dan merasa lebih baik.
"Van, thanks ya untuk makanannya," ucap Larisa tulus.
"Bilang makasihnya sama nyokap gue, kan dia yang bikinin bubur kerangnya."
"Iya, tadi kan gue udah minta tolong lo sampein makasih gue sama Tante Widya. Tapi gue juga pengen ngucapin makasih sama lo soalnya lo udah bawain sarapan buat gue."
Arvan mengangguk-anggukan kepala, "OK. Syukur deh bubur kerang bikinan nyokap gue pas di lidah lo."