Setibanya di café, seperti biasa suasananya begitu ramai, banyak pengunjung yang sedang bersantai sambil menyantap makanan dan minuman yang terhidang di atas meja. Begitu Larisa dan Reza masuk ke dalam, seorang pelayan langsung menghampiri karena sudah tak asing dengan mereka yang memang sering berkunjung ke café. Selain itu, semua pelayan juga tahu bahwa Larisa merupakan keponakan pemilik café.
Mereka menempati meja di barisan depan yang masih kosong, cukup dekat dengan panggung kecil yang akan menjadi tempat Arvan dan teman-temannya manggung. Peralatan musik seperti drum, gitar, bass dan organ sudah disiapkan. Larisa menebak Arvan dan teman-temannya pasti sudah tiba di café, mungkin sedang bersiap-siap karena sebentar lagi mereka akan tampil.
"Reza, Icha!"