Bel tanda pelajaran berakhir baru saja berbunyi, guru terakhir yang mengajar di kelas Larisa pun telah meninggalkan kelas. Di saat Larisa sudah merapikan alat tulis dan berniat menghampiri meja Arvan, niatnya urung karena seseorang yang tiba-tiba memanggil namanya. Larisa tersentak karena pemilik suara itu ternyata Gina, seseorang yang sangat dia harapkan mau memaafkan kesalahannya dan bisa kembali berbaikan.
Larisa tersenyum lebar sambil menatap wajah Gina yang memang duduk di depan bangkunya. "Iya, Gin. Kenapa?" Tanya gadis itu sumringah. Senang luar biasa karena berpikir Gina sudah memaafkannya karena itu mau mengajak bicara lagi, terlebih barusan memang Gina yang memulai pembicaraan.
"Lo emang gak pulang ke rumah atau gimana sih? Om Anton neleponin gue, nanyain lo?" Tanya Gina masih dengan nada ketus dan tatapan sinis, membuat senyum Larisa seketika pudar. Ternyata perkiraannya salah, Gina mengajaknya bicara karena ayah Larisa meneleponnya.