Chereads / From Past To be My Future / Chapter 9 - Mau Pulang Bersama?

Chapter 9 - Mau Pulang Bersama?

Pelajaran dimulai, gadis itu benar benar tak paham dengan apa yang guru itu jelaskan, lagi pula kenapa juga mobil melaju kecepatannya dihitung, lalu ada anak kecil didepannya? harusnya dibantu, bukan malah hitung pergerakan dan gaya grafitasinya, ingin rasanya berkomentar, tapi yang namanya hukum fisika, mana ada yang bisa dikomentari.

Semua pelajaran yang berlangsung itu rasanya seperti alunan musik yang menggoda untuk Wendy, pandangan gadis itu meredup, pertama kalinya sejak memasuki sekolah menengah atas ia mengantuk di jam pelajaran sekolah.

Angelo berbalik, ia melihat Wendy yang tertidur, ia ingat dulu gadis itu juga sering tertidur dijam pelajaran, apa kebiasaan buruknya belum berubah.

Sesuatu melukai hati lelaki itu, dulu jika dirinya melihat Wendy tertidur, lelaki itu akan melemparkan tatapan merendahnya, tapi kali ini berbeda, wajahnya tersenyum dan tubuhnya bergeser menutupi sosok tertidur Wendy. Sesekali dirinya mencuri pandang akan sosok gadis yang tertidur polos itu, "Jika tidak bisa lebih, setidaknya aku ingin menjadi sahabat seperti dulu," gumamnya tersenyum simpul.

***

Jam istirahat berakhir, begitupun dengan tidur cantik Wendy yang berakhir, Kepalanya terangkat melihat suasana sekitar, "sudah selesai tidur cantiknya nona manis?" Tanya Angelo menggoda, ah ya! belum ada guru yang masuk, jadi posisi tubuh lelaki itu masih setia menghadap kearah Wendy.

"Berbalik lah, aku tak ingin kamu mendapat masalah karna gadis sepertiku!" titah Wendy datar, lagipula ia sedang malas melihat lelaki dihadapannya ini.

"Wendy," Gadis itu memalingkan pandanngannya pada sosok Angelo yang menatapnya, "apa?" tanyanya datar, entah sejak kapan kebiasaan buruk itu muncul. Kelihatannya, sejak hubungannya dengan Edward berakhir, ia kini benar benar menyadari satu hal, bahwa lelaki hanya hadir untuk memberi luka, lalu pergi seakan tak pernah ada yang terjadi.

"Mau pulang denganku?"

"Malas!"

Tolak Wendy cepat, Angelo hanya tersenyum simpul, dia ingat gadis ini sangat suka makan, "Bagaimana kalau aku traktir makan?"

"Aku bukan pengemis yang tak bisa membeli makanan!" sinis Wendy menyinggung. "Dan satu lagi! berhenti berbicara padaku! aku tak ingin banyak bicara, tinggalkan aku sendiri!" tegasnya memperingatkan.

"Hei! kamu kan sudah setuju untuk kembali berteman denganku?" Angelo berusaha mengingatkan, namun kelihatannya Wendy justru terlihat acuh, "Hanya menjadi teman, bukan sahabat! jadi berhentilah pura pura dekat denganku! orang yang lewatpun bisa menjadi teman! just a friends! not a bestfriend!" timpalnya kembali memalingkan wajahnya kearah jendela.

Guru pelajaran masuk, bersamaan dengan Angelo yang sudah kembali memutar posisi tubuhnya, "rasanya aku ingin kembali kemasa lalu walau hanya lima menit," gumamnya pelan yang masih bisa didengar gadis itu, "kamu tak akan bisa Angelo, karna tidak akan ada yang bisa mengubah masa lalu." Timpal Wendy dalam batin, semua memiliki alurnya, setiap orang memiliki kisah sendiri dengan dia yang menjadi tokoh utama, skenario itu sudah disusun rapi sejak ia mulai melihat bumi, dan tak akan pernah ada satu orangpun yang bisa mengubahnya.

Kreettt..

Terdengar suara kursi bergeser, Wendy memalingkan manik matanya, Angelo tampak berusaha berbalik kearahnya, "Wend.." panggilnya pelan, gadis itu kembali menatap jengah pada Angelo, "apa lagi sih?" gerutunya kesal, "Tugasmu sudah selesai?" Seketika Wendy terdiam, "tugas? ada tugas?" tanya nya tak percaya, "loh, tadi aku kan memang kerjain tugas tadi pagi, dapat soalnya dari teman sekelas." Jelasnya tersenyum, berbeda dengan Wendy yang tampak gelagapan, ah ya ampun! dia lupa kalau ada tugas, dia terlalu banyak bermain game diponselnya.

Kenapa juga setiap kali ia ingin berubah dihadapan Angelo, semuanya pasti justru terjadi dengan sebaliknya, selama ini ia sudah berusaha menjadi murid normal, tapi lihat! ia bahkan kembali tidur di jam pelajaran, kembali lupa mengerjakan tugas, lalu besok apa? terlambat masuk sekolah? astaga! yang benar saja! memangnya dunia ini apaan.

"Ini, kamu boleh meminjamnya," tawar Angelo tersenyum, "tidak perlu! aku bisa mengerjakannya sendiri."

"Baiklah semua, kita lanjut materi selanjutnya, tugas yang lalu akan saya kumpul lima belas menit lagi, jadi keluarkan buku kalian, agar saya bisa memeriksanya sendiri kemeja kalian langsung."

Seketika Wendy terdiam, "Beria aku bukumu!" pintanya dengan nada ragu. "Ah sudah kuduga, kamu pasti akan membutuhkanku." sahut Angelo angkuh, dengan tangannya yang menyodorkan sebuah buku, "kalau bukan waktunya terburu buru, aku juga tak akan mau meminjamnya." gerutu Wendy menimpali.

Cukup cepat alur langkah sang guru, hingga kini ia berdiri di depan meja wendy, gadis itu telah selesai memindahkan jawaban milik Angelo ke buku nya, namun kecepatan gerakan tangannya menekan dadanya hingga tercekat, membuat nafasnya tak beraturan seolah baru selesai bertarung.

"Ada apa Wendy? apa kau sakit? nafas mu terdengar memburu?" Sang guru berucap, membuat Wendy menampakkan deretan gigi putihnya dengan senyum kuda. "No sir! hanya melakakuan senam kecil dengan ginjal saya," candanya yang di gelengi sang guru, semua teman di kelasnya tau, bagaimana gadis itu selalu suka bercanda.

Kini Wendy kembali pada kenyataannya, duduk diam dengan pandangan keluar, tak banyak yang di jelaskan sang guru, singkat, padat dan jelas, sebuah penjelasan yang tegas untuk pembelajaran zat kimia.

Angelo memiringkan posisi duduknya, beberapa murid asik berbincang, setelah penjelasan selesai, waktu di kembalikan pada murid, mereka boleh berbuat apapun selain mengacau, tak terkecuali dengan Angelo yang kini memandang Wendy.

"Mau pulang bersama?"

"Tidak!"

"Makan?" tawar Angelo lagi, gadis itu masih menggeleng.

"Aku diet!"

"Bagaimana dengan tokoh buku," kali ini Wendy melirik sekilas.

"Aku masih punya yang belum dibaca." pada akhirnya Angelo menyerah, pria itu mencoba berfikir keras, ia ingin tau dimana rumah baru Wendy, namun gadis itu seolah tak berminat untuk memberitahunya.