Chereads / My Fiancè / Chapter 4 - 4. Panik

Chapter 4 - 4. Panik

"Lo sih kak, ah mampus nih kita kalau kak Selli indehoy sama cowok random" Kenny berdecak kesal setelah satu jam yang lalu Gio menelpon nya untuk datang ke club milik keluarga Rayan ini.

"Bisa modar gue di tangan ayah, hp nya kak Selli enggak aktif lagi" Gio berdecak kesal sambil menelpon Selli.

"Kak Selli kan bisa bela diri, dia juga mantan puteri indonesia. Gue yakin dia enggak bakalan bego banget kan kalau ketemu cowok hidung belang" Kenny berkata.

"Benar juga sih, terakhir kali dia bikin orang koma dua minggu gara-gara nyentuh pantat nya" Gio membalas. "..Tapi tetap aja kita harus pastiin dulu"

"Lo sih kak, ngapain ngajak kak Selli dugem. Lo kalau galau jangan gini banget lah, gue terpaksa ninggal cewek gue di mobil" Kenny jadi kesal sendiri.

"Hah?, lo bawa cewek kesini?" Gio cukup kaget, Kenny itu bukan tipe orang yang akan membawa pacarnya untuk urusan keluarga.

"Udah lah lupain, sekarang kak Selli nih. Lo sih" Kenny menjawab.

"Gue tuh bantuin kak Selli buat bikin kak Rayan ilfeel terus biar kak Rayan batalin pertunangan mereka. Lo mau kakak kita yang tinggi semampai cantik bohai menggoda iman dan cerdas walaupun kagak peka itu nikah sama gay, lo mau kakak kita itu akhirnya jajan di luar kayak kita?" Gio ikut emosi.

"Iya ya, untungan Lily nanti. Lily yang masih abg aja udah tau nikmat nya indehoy, kak Selli enggak" Kenny jadi ikut prihatin dengan kakak sulung nya.

"Yaudah kita pisah aja buat cari kak Selli" Gio menepuk bahu Kenny.

[]

"Ahh Ray.."

"Yes baby.."

"Bajingan, ahh.."

"Jangan gitu baby, kalau kamu suka!.. Ahh Selli kamu nikmat"

"Ray, ahh mau pipis"

"Hmm.. ahh keluarin baby"

Suara desahan dan erangan memenuhi isi kamar yang di pakai Selli dan Rayan. Persatuan alat kelamin dan desahan itu seakan menjadi alunan indah di telinga Rayan.

Sialan, rasanya Rayan akan membuat Selli mendesah namanya sampai besok pagi. Sepuluh tahun tidak bertemu membuat Rayan harus rela bercinta dengan jalang untuk memenuhi kebutuhan biologis nya.

Tapi kali ini, bahkan malam ini Rayan bersumpah kalau ia tidak hanya jatuh cinta dengan Selli, tapi juga pada seluruh aset Selli.

Memang Rayan akui kalau dia berengsek, ia sering memakai jalang untuk memuaskannya tapi faktanya ia selalu membayangkan para jalang itu sebagai Selli, dan malam ini Selli sendiri yang mendesahkan namanya.

Pertama kali nya Rayan bercinta tanpa pengaman bahkan menyemburkan benihnya di dalam inti Selli.

Desahan panjang mereka rasakan saat mereka sama-sama keluar menuntaskan hasrat mereka.

Selli terngah dengan mata yang terpejam.

Rayan mengecup lama kening Selli lalu menempelkan kening nya dengan kening Selli.

Rayan belum melepaskan tiubuh mereka tapi ia bangun saat handphone Selli terus berbunyi sejak dua jam yang lalu.

"Hape ku" Selli mencoba bangun ingin melepaskan tautan mereka, tapi rasanya seluruh tubuh nya terasa ngilu. 

Rayan berdecak tidak suka saat Selli mencoba mendorongnya.

"Siniin hape gue bajingan!" Selli masih mengumpat. Tidak sadar kalau posisi nya yang duduk berhadapan dengan Rayan yang masih menyatukan alat kelamin mereka itu membuat junior Rayan kembali menegang.

"Ray, lo jangan gila!" Selli menggeleng dengan wajah memerah karna gairahnya kembali bangkit.

"Enggak baby" Rayan tersenyum miring lalu menarik pinggang Selli dan menempelkan bibirnya, mencium Selli penuh nafsu sambil mengangkat Selli ke pangkuannya.

Selli mendesah lagi.

"Ada dua pilihan untuk mu baby" Rayan tersenyum sambil memainkan pinggulnya sambil memeluk pinggang Selli dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lainnya sibuk dengan Handphone Selli.

"Gila" Selli menjawab.

"Kayaknya adik-adik mu sedang mencari mu. Puaskan aku maka mereka tidak akan cemas lagi, kedua katakan siapa si berengsek yang memeluk mu tadi dan aku akan menyerahkan handphone mu ini"

"Mau apa lo sama cowok tadi?" Selli menatap tajam.

"Cuma mau bikin masuk rumah sakit" Rayan menjawab dengan santai.

"Gila" Selli ingin menampar Rayan tapi tubuhnya malah menikmati sentuhan lelaki itu.

"Damn, cowok itu Gio. Jangan macam-macam sama adik gue" Selli berkata dan itu membuat Rayan tertawa, karna ternyata sejak tadi itu hanya sandiwara. Dan terlebih rasanya ia ingin berterimakasih pada calon adik ipar nya itu karna membawa Selli padanya.

"Oke, berarti kamu memilih pilihan pertama" Rayan mendeal nomer Gio sambil menggerakkan pelan juniornya.

Selli memejamkan matanya sambil menggoyang pelan pinggul nya, Rayan tersenyum menikmati Selli yang akhirnya membalas gerakannya.

"Di mana lo kak?, gila ya gue sampai manggil Kenny. Kami panik" suara panik Gio bahkan membaut Rayan tersenyum kecil. Dari dulu ia sangat menyukai cara Selli dan adik-adik nya saling menjaga.

"Selli bersama ku" Rayan menjawab dengan suara parau nya.

"Woi ini siapa?, jangan macam-macam ya lo sama kakak gue!"

Selli menelusupkan kepalanya di dada bidang Rayan mencoba menahan desahannya disana.

"Ini Rayan, Selli aman"

"Suara lo bro enggak enak banget, lo apain kakak gue?, ngaku!"

Rayan berdecak kesal lalu melempar sembarang handphone Selli lalu menggigit gemas dada Selli sambil mempercepat gerakan juniornya.

"Ray.. ahh.." Selli mendesah "Rayaannn.."

"BANGKE LO KAK, GUE PANIK LO MALAH NAENA SAMA RAYAN" Gio berteriak kesal di telpon.

[][][]

Selli panik, bahkan lebih panik dari pada saat ia mengikuti ajang kecantikan.

Pagi ini Selli bangun di pelukan tunangannya, perlahan ia mengangkat lengan besar Rayan yang memeluknya, baju nya sudah robek gara-gara Rayan memperkosa nya.

Apa memang pantas di sebut pemerkosaan?, kalau ia ujung nya juga pasrah mendesah nama lelaki berengsek yang sekarang tidur nyenyak itu.

Selli mengambil kemeja Rayan yang kebetulan kebesaran.

"Cowok sialan" Selli segera pergi setelah mendapatkan kunci kamar yang di lempar sembarang oleh Rayan tadi malam.

Selli bersyukur karna Gio punya apartemen, jadi pagi ini setelah dapat taksi Selli langsung pergi ke apartemen Gio.

Selli menepuk keningnya saat sadar kalau handphone nya tertinggal di kamar laknat itu.

"Neng.." supir taksi itu memandang Selli dengan tatapan lapar.

"Heh pak nyetir yang benar!, kalau sampai bapak macam-macam saya bisa bikin kita kecelakaan" Ancam Selli dengan galak.

"I..iya neng"

"Kicep kan lo, bau tanah bukan nya tobat" Selli membatin.

Setelah dua puluh menit, Selli sampai di depan gedung apartemen.

"Nih, ambil sana kembaliannya!" Selli berkata setelah memberikan seratus ribuan dan langsung berlari masuk ke dalam gedung apartemen Gio.

Selli diam-diam bersyukur karna ia punya beberapa setelan baju di apartemen Gio. Walaupun sebenarnya Gio membeli apartemen ini untuk tempat kabur ia dan saudara nya yang lain.

[]

Gio tidak bisa berhenti untuk tidak panik siang ini di kampus, bersama Kenny yang juga tidak kalah khawatir dengan seragam SMA nya. Sebentar lagi Kenny lulus jadi menurut Kenny wajar saja kalau ia berkeliaran di tempat calon kampusnya dengan seragam SMA.

"Apa gue bilang kak" Kenny membuka obrolan. "Cowok gay aja tegang di sebelah kak Selli"

"Nah tuh lo tau, apalagi gue di samping kak Alish. Kak Selli mah kalah sama kak Alish"

"Bajingan, ini kenapa lo kepikiran kak Alish mulu. Biar lo berubah jadi Artis korea, tetap aja kak Alish enggak sama lo"

"Diam, gue khawatir sama kepo. Si Rayan hebat enggak ya di ranjang?"

"Mending kita pulang deh, entar malam kan kita mau dinner sama keluarga Rayan" Kenny berkata.

"Lo susulin Lily biar dia enggak nungguin sahabat benefit nya itu dulu, entar khilaf lagi di rumah sakit" Gio berkata.

"Ya udah deh, gue duluan kak" Kenny bangkit dari duduk nya.

[][][]

Rayan bangun dari tidurnya lalu terkekah karna sadar Selli sudah pergi.

Tidak masalah kalau Selli pergi, lagi pula manti malam mereka juga akan bertemu di acara makan malam yang minggu lalu terpaksa di tunda karna alasan Selli sakit.

Rayan melihat handphone Selli dan meraih handphone itu, antara malas atau teledor Selli tidak pernah memberi kunci khusus untuk handphone nya jadi Rayan bisa dengan mudah mengotak atik handphone itu.

"Untuk ukuran mantan Puteri Indonesia, kamu cukup bodoh juga ternyata" Rayan berkata.

Berbeda dengan Selli yang sekarang duduk tenang di meja sambil makan siang bersama Lisa.

"Malam ini kita punya acara sama keluarga Rayan, enggak lupa kan?" Tanya Lisa.

"Uhuk.." Selli langsung tersedak makanannya.

"Kebiasaan deh Sel" Lisa langsung memberikan air minum pada anak sulungnya itu.

"Kan di batalin, acara nya kan minggu lalu" Selli menjawab.

"Bunda kan juga bilang kalau di undur dulu" Lisa tersenyum.

"Akh.. Bunda enggak asik deh" Selli mendengus.

Tidak tahu kah Bunda nya itu kalau Selli sedang panik, apalagi kalau bertemu Rayan dalam waktu cepat. Rasanya Selli langsung di serang panik attack.

"Selli" Lisa ikut panik melihat anak sulung nya itu tiba-tiba berdiri bahkan berjalan mondar-mandir. "..Kamu kenapa jadi panik"

"A..aku, gak kenapa-kenapa" Selli menjawab.

"Yaudah duduk makan dulu!, aneh banget deh kamu" Lisa berkomentar.

.......................Tbc