Riv menunggu jemputan, ah lebih tepatnya menunggu Dan yang akan menjemputnya. Entah apa yang ada dipikiran Dan saat dengan antusias mengajak Riv menemui istrinya.
Banyak skenario ala sinetron yang berseliweran di kepala Riv. Beginilah jika banyak membaca atau menonton drama, Riv rasa hidupnya jadi penuh drama.
Riv mengecek jamnya lalu menyeruput minuman cokelat yang tadi dibelinya. Sudah ditinggal membeli minuman pun hilal kedatangan Dan belum nampak.
"Lima menit lagi belum datang, gue santet tuh om-om," dumal Riv dengan sebal. Berani sekali Dan membuat Riv menunggu. Menunggu itu hal yang paling tidak disukai banyak orang, termasuk Riv tentu saja.
Setelah Riv mendumal tadi ternyata ada mobil Range Rover yang berhenti di depannya. Lalu sosok Dan yang tampak hot dengan kemeja yang dua kancing teratasnya terbuka berjalan menghampiri Riv.
"Maaf, tadi nunggu Kevin dulu," ucap Dan seraya menunjuk Kevin yang sudah duduk tenang di kursi bagian belakang.
"Santai aja deh Om. Baru nunggu lima menit kok," ujar Riv berbohong sembari tersenyum kecut. Ternyata menunggu Kevin dulu, SMS kan bisa.
"Hallo Kak!" Sapa Riv yang sekarang sudah duduk di belakang bersama Kevin.
"Loh? Di depan sana!" Usir Kevin membuat Riv mendengus. Positif thinking saja, Kevin tidak ingin terpesona dengan kecantikan Riv yang paripurna.
"Pindah! Saya bukan supir kalian," ucapan Dan membuat Riv segera berpindah duduk di sebelah Dan.
Mobil Dan benar-benar bersih bahkan wanginya pun sama seperti wangi Dan. Dari yang Riv simpulkan, Dan itu orangnya bersih. Maksudnya di sini, Dan pecinta kebersihan.
Berbeda dengan Pra yang serampangan, mungkinkah ini efek umur juga? Dan lebih tua dari Pra dan Riv, mungkin Dan ummm sekitar tiga puluhan tahun? Dilihat dari wajahnya yang tampak dewasa mungkin Riv benar.
Dan itu tampan, tapi tidak tampan yang tipe Riv gitu. Wajah Dan agak kebule-bulean, mungkin memang blasteran. Sedangkan yang disukai Riv itu setipe dengan Pra atau Kevin, macam artis-artis Korea gitu.
"Kita ketemuannya dimana Om? Kok Bintang gak diajak?" Tanya Riv penasaran. Hmm, Riv rasa ada yang sedikit aneh. Seharusnya Dan mengajak Bintang, ah atau mungkin Bintang sudah di sana?
"Bintang di rumah Mama," jawab Dan singkat tanpa menjawab pertanyaan Riv yang pertama.
"Oh, di rumah Mamanya Om?" Tanya Riv tidak dengan maksud apa-apa.
"Mama saya sudah meninggal sejak saya remaja,"
"Oh, maaf Om. Aku gak tau," ucap Riv dengan menyesal dan prihatin, pantas saja Dan menjadi pribadi yang dingin.
"Tidak apa-apa. Saya juga sudah lupa," ucap Dan dengan dingin seraya mencengkeram kemudi dengan kencang membuat Kevin berdehem pelan serta Riv yang mengerutkan keningnya.
"Gitu?" Tanya Riv tidak yakin lalu melanjutkan mencari pembahasan lain untuk mengalihkan topik karena Kevin yang sejak tadi berdehem-dehem, "Lah, terus di rumah Mama mana?"
"Mama kamu," jawab Dan yang sudah mengendurkan cengkeramnya membuat Riv speechless. Riv masih agak terkejut mendengar Dan memanggil mamanya dengan panggilan 'Mama'.
"Om, aku penasaran deh," tutur Riv membuat Dan meliriknya sekilas.
"Kenapa?"
"Kok bisa gitu Om manggil mamaku dengan sebutan 'mama', " jawab Riv seraya memberi tanda kutip pada kata mama dengan kedua jari telunjuk dan tengahnya.
"Mama saja membolehkan kenapa kamu tanya-tanya?" Tanya Dan dengan sinis.
"Tanya doang masa gak boleh sih Om! Lagian ya mama itu bagian dari aku jadi kalau aku nanyain tentang mama ya gak salah dong!" Protes Riv.
"Kamu mengganggu Kevin," ucap Dan keluar dari topik membuat Riv sebal saja.
"Kak, emang aku ganggu?" Tanya Riv pada Kevin yang mendapat gelengan Kevin sebagai jawaban.
"Nah kan! Aku gak ganggu ya! Emang Om-nya aja yang ga—"
"Kalau saya? Saya bagian dari siapa?"