Chereads / Dunia Dalam Novel: Aku Rubah Endingnya / Chapter 38 - Tante Kedua He Yan

Chapter 38 - Tante Kedua He Yan

Ketika Nenek Jian dan Jian Yiling pulang ke rumah mereka, di ruang tamu ada Tante He Yan.

Hubungan antara Jian Shuxing dan kedua adiknya, Jian Shuhong dan Jian Shupeng, selalu sangat baik. Ketiga kakak beradik itu saling mendukung dan menolong, mereka bersama-sama membangun dan membuat bisnis Keluarga Jian menjadi lebih besar.

Namun hanya He Yan yang tidak terlalu suka dengan Keluarga Jian Shuxing, dia selalu merasa kalau harta yang dibagi kepada Keluarga Jian Shuxing lebih banyak, membuat suaminya Jian Shuhong rugi.

Apalagi Kakek dan Nenek Jian lebih menyayangi Jian Yiling, dia pun menjadi semakin tidak suka.

He Yan khawatir kalau setelah Kakek dan Nenek Jian meninggal, maka semua harta warisan mereka berdua akan diberikan kepada Jian Yiling, si gadis kecil itu.

Jian Yiling tidak boleh mendapatkan bagian yang lebih banyak daripada anggota Keluarga Jian yang lain.

Kali ini, He Yan mendengar bahwa Nenek Jian ingin membawa Jian Yiling ke rumahnya untuk tinggal bersama selamanya, dia pun merasa tidak tahan dan langsung membawa putranya ke rumah Kakek Jian.

Anak dari He Yan, Jian Yujie, sekarang sedang berada di ruang belajar karena dipanggil oleh Kakek Jian yang ingin menanyakan tentang masalah belajar.

Melihat He Yan, Nenek Jian sama sekali tidak terkejut, karena He Yan sering membawa Jian Yujie ke rumah mereka kalau tidak sibuk.

Setelah bersapa dengan Nenek Jian, He Yan menatap ke arah Jian Yiling.

"Yiling, sekarang kamu semakin cantik ya." He Yan menarik tangan Jian Yiling, wajahnya tersenyum dengan sangat ramah.

Sebelum He Yan menikah dengan Jian Shuhong, dia adalah seorang artis yang lumayan terkenal dan mahir mengendalikan ekspresi wajahnya sendiri.

"Iya." Jian Yiling ingin melepaskan tangannya dari gengaman tangan He Yan, tetapi apa daya gengaman tangan He Yan sangat erat dan Jian Yiling tidak bisa melepasnya. Dia tidak boleh terlalu erat melepaskan diri dari genggaman itu karena tidak ingin melukai tangannya.

"Yiling kamu kenapa? Bukankah waktu itu kamu sangat menyukai Tante? Apakah kamu mendapatkan masalah di sekolah? Kamu harus memberitahu Tante agar Tante bisa membantumu!" Ucap He Yan yang melihat reaksi Jian Yiling tidak seperti biasanya. 

Waktu itu hubungan Jian Yiling dengan He Yan sangat baik, karena He Yan bisa berbicara dan berakting dengan baik, membuat Jian Yiling yang masih kecil dan belum tahu apa-apa itu menjadi sangat senang.

Padahal sebenarnya He Yan sengaja membuat Jian Yiling semakin menjadi-jadi, dan tidak tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan itu membuat He Yan semakin diuntungkan.

Dalam cerita, semua ide dan saran yang diterima Jian Yiling untuk melakukan hal yang bodoh dan tidak baik itu berasal dari He Yan, tantenya yang nomor dua.

Jian Yiling melangkah mundur, dan menunjukkan dirinya tidak ingin berdekatan, tetapi He Yan terus mendekatinya.

Melihat situasi ini, Nenek Jian dengan tidak senang berkata, "Suasana hati cucu kesayanganku belakangan ini sedang tidak baik, kamu jangan berisik, nanti membuat Yiling ketakutan." 

Nenek Jian sebenarnya tidak menyukai He Yan, dari tiga menantu di Keluarga Jian, menantu pertama dan menantu ketiganya adalah putri dari keluarga yang sepadan, dan hanya He Yan yang seorang artis.

Nenek Jian bukannya tidak menyukai latar belakang Keluarga He Yan, tetapi dia tidak menyukai gaya He Yan saat melakukan sesuatu.

Kalau bukan karena putra keduanya menyukainya, Nenek Jian pasti akan mencarikan pasangan dari keluarga yang sepadan.

Tetapi Nenek Jian hanya tidak menyukainya saja, setelah He Yan menikah dan masuk ke Keluarga Jian, Nenek Jian juga tidak mempersulitnya karena dia tahu yang menjalani kehidupan pernikahan adalah anak-anaknya, bukan dia.

Dan dia hanya memedulikan masalah Jian Yiling saja.

Kalau sampai ada anak atau cucunya sendiri yang membuat cucu kesayangannya marah, maka Nenek Jian akan langsung memarahi mereka, apalagi kalau He Yan yang melakukannya.

Nenek Jian pun akan bersikap sama pada orang lain yang mengganggu Jian Yiling, karena tidak ada siapapun yang lebih penting daripada cucu kesayangannya.

He Yan tersenyum meminta maaf, "Ibu, aku tidak bermaksud seperti itu, mana mungkin aku bisa melukai Yiling? Aku malah sangat menyayanginya! Ibu kan juga tahu, aku sangat menyayangi Yiling seperti putriku sendiri!"

Walaupun wajah He Yan menunjukkan sebuah senyuman, tetapi di dalam hatinya dia merasa sangat marah.