Aku terdiam. Aku sendiri tidak tahu sejak kapan aku mulai jatuh cinta pada Vika, itu terjadi begitu saja tanpa aku sadari. Mungkin sejak aku mulai membanding-bandingkan Winna dengannya? Aku selalu membandingkan setiap hal yang kulakukan dengannya dengan yang kulakukan bersama Winna dan semua terasa berbeda saat bersama Vika. Atau mungkin memang selama ini Vikalah orang yang aku cari. Bukan seorang wanita cantik berselera tinggi seperti Winna. Aku mengatakan hal yang aku pikirkan tersebut pada Vika, berharap dia bisa menerima alasan yang kubuat.
"Jadi, Vi. Sekali lagi aku ingin mengatakan padamu tentang perasaanku. Ini jujur apa adanya. Aku mencintaimu, dari saat ini sampai selamanya. Aku yakin tentang perasaanku. Seandainya kamu tidak merasakan hal yang sama denganku, tidak apa-apa. Aku hanya ingin memberitahumu untuk yang terakhir kali. Setelah ini aku tidak akan mengganggumu lagi, aku janji."
Vika menggigit bibirnya dan memegang erat buket bunga ditangannya. Dimalam itu, saat dia membawa Aldi yang mabuk kerumahnya dan mendengar kata cinta dari Aldi yang tidak sadar, Vika berjanji pada dirinya sendiri, seandainya Aldi mengatakan cinta sekali lagi padanya, itu berarti Aldi memang mencintainya.