Jadi, Vika sudah lama mengetahui tentang diriku? Lalu apa dia mau bertunangan denganku hanya karena almarhum kakaknya? Menurut Daniel iya. Tentu saja bukan? Tidak ada alasan lain selain itu. Aku meringis.
"Tapi itu dulu." Katanya sambil tersenyum misterius.
Aku menatapnya bingung. Lalu cowok itu melanjutkan, alasan awalnya memang demikian, tapi sekarang Vika mulai menyayangiku. Aku hanya bisa terperangah tidak percaya. Daniel mengangguk-angguk dan bilang kalau aku harus percaya padanya. Tidak ada teman curhat Vika selain Daniel. Jadi bisa dipastikan informasi yang barusan aku terima adalah 1000% akurat. Aku bertanya-tanya, lalu kenapa Vika bahkan tidak bergeming saat aku bilang cinta padanya. Daniel mengangkat bahunya.
"Kenapa tidak bertanya langsung padanya, kak?"
Malam itu, aku kembali ke apartemen dengan hati yang ringan. Pertemuan tanpa disengaja dengan Daniel membuatku tahu banyak tentang Vika dan tentang perasaan gadis itu.