Chapter 47 - Part 47

Seminggu yang lalu Winna-ku, oh sekarang dia adalah Winna-nya Hendro, dia menikah. Pasangannya tentu saja Hendro, si orang ketiga. Tanpa rasa dosa sama sekali, Winna dan Hendro memberikan undangan pernikahan padaku. Mereka kelihatan sangat bahagia. Apakah aku juga akan bahagia kalau aku tetap bersama Winna? Mungkin tidak juga. Dulu aku mungkin pernah berangan-angan untuk menghabiskan hidupku bersamanya, punya banyak anak dan cucu dan hidup sampai tua. Sangat naif. Tapi sekarang, cuma Vika yang aku inginkan. Membayangkan diriku sedang sarapan sambil melihatnya yang sedang disinari oleh mentari pagi saat sedang menyiram kebun, rasanya itu adalah doa yang jadi kenyataan. Kalau bisa aku menukar semua tabungan karma baikku untuk bisa bersama Vika aku pasti akan melakukannya.