Lee Seok Min sedang berlatih dance di kamarnya. Ia melatih gerakan yang akan ditampilkannya dalam audisi seleksi penerimaan siswa baru beberapa hari lagi. Ia hanya sendirian dirumahnya dan ia sudah terbiasa dengan hal itu. Ayahnya… ia tidak tahu siapa ayahnya, bagaimana wajahnya dan dimana keberadaannya. Sedangkan ibunya adalah seorang wanita yang sibuk bekerja. Hidupnya tidak susah bahkan bisa dibilang sangat berkecukupan. Padahal pekerjaan ibunya bukanlah pekerjaan yang berpenghasilan tinggi.
Sejak kecil Seok Min diasuh oleh neneknya. Ibunya benar – benar tidak peduli dengannya. Ibunya hanya sekedar memenuhi kebutuhan materi yang diperlukan Seok Min. Hingga saat ia berusia 14 tahun, neneknya meninggal. Sejak itulah ia harus mengurusi hidupnya sendiri dan sejak saat itu pula ia mulai mengenal Min Young dan sering bermain di panti asuhan tempat Min Young tinggal.
Terdengar suara pintu terbuka dari luar kamar Seok Min. Ia menghentikan kegiatannya dan berjalan keluar kamar untuk melihat siapa yang membuka pintu rumahnya. Tepat saat ia berada di depan pintu kamarnya yang menghadap ke pintu depan rumah, ia mendapati sesosok perempuan berusia sekitar 40 tahun masuk dari pintu depan dengan jalan sempoyongan namun masih dalam keadaan setengah sadar. Perempuan itu mengenakan pakaian yang agak terbuka, rambut panjangnya yang tidak begitu rapi dibiarkan tergerai, satu tangannya memegang sepatu dan tas sementara tangan yang lainnya memegang bungkus rokok.
Perempuan tersebut menghentikan langkahnya saat melihat Seok Min yang sedari tadi hanya menatapinya. "Ooh…Kau dirumah? Aku akan tidur dirumah malam ini jadi jangan membuat suara apapun. Bahkan kalau bisa, jangan keluar dari kamarmu.", ucap perempuan itu.
"Istirahatlah, bu. Aku sudah ada janji menginap dirumah teman.", jawab Seok Min tanpa ekspresi. Ia segera masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil jaket dan tasnya yang memang selalu berisi beberapa pakaian.
"Aku pergi.", pamitnya pada ibunya. Namun sayangnya ibunya tidak menghiraukannya, bahkan ibunya malah pergi begitu saja menuju kamarnya. "Aku punya kunci rumah. Akan aku kunci pintunya dari luar. Simpanlah kunci yang ibu pegang.", ucapnya sambil memakai sepatu dan segera pergi setelah selesai mengikat tali sepatunya.
* * *
Min Young, Min Gyu dan sang pengamen tengah duduk di sebuah meja segiempat yang berada didepan minimarket sambil menyantap mie instan mereka masing – masing.
"Aah… Nama. Aku belum tahu siapa namamu", kata sang pengamen sambil melihat kearah Min Young yang duduk di sisi kirinya.
"Min Young. Kang Min Young", jawabnya singkat sebelum menyantap mie nya.
Seketika Min Gyu terdiam setelah mendengar nama lengkap Min Young. Ia teringat akan sesuatu namun kemudian ia tersadar dan mengalihkan perhatiannya pada mie dihadapannya.
"Lalu namamu?", tanya Min Young balik dengan mulut yang masih terisi penuh dengan makanan.
"Park Chan Yeol", jawab sang pengamen.
"Aaahh… Chan Yeol. Chan Yeol–ssi terima kasih atas makanannya.", ucap Min Young sambil tersenyum.
Min Gyu hanya memusatkan perhatiannya pada mie yang ada dihadapannya. Ia benar – benar makan dengan lahap dan tidak peduli dengan percakapan dua orang itu. Hingga akhirnya ia tersedak saat matanya bertemu dengan mata Min Young yang sedari tadi memperhatikannya makan meskipun sedang berbicara pada Chan Yeol.
"Kenapa? Kenapa kau menatapku seperti itu?", tanya Min Gyu ketus sambil terbatuk – batuk.
Chan Yeol yang duduk disebelah kiri Min Gyu segera menyuguhkan air pada Min Gyu, "Ini. Minumlah. Pelan – pelan saja makannya. Aku punya makananku sendiri jadi aku tidak akan meminta makananmu. Apa kau selapar itu sampai tersedak?".
Min Gyu hanya melongos mendengar kata – kata Chan Yeol namun tetap menerima botol air yang diberikan Chan Yeol. Sementara Min Young yang duduk berhadapan dengan Min Gyu hanya geleng – geleng kepala saja melihat tingkah Min Gyu. "Oh iya… Punyamu", Min Young teringat sesuatu dan segera merogoh isi dalam tasnya. Tak lama kemudian ia mengeluarkan selembar kertas dan sebuah kartu. "Ini punyamu", Min Young meletakkan kertas pendaftaran dan kartu pelajar milik Min Gyu ditengah meja dihadapan mereka bertiga dengan maksud menyodorkannya pada Min Gyu. Begitu melihat kertas tersebut, Min Gyu segera menghentikan minumnya. Bahkan Chan Yeol pun terkejut melihat kertas tersebut.
"Oh… Kau akan masuk ke sekolah seni Kirin juga?", tanya Chan Yeol pada Min Gyu.
Min Gyu hanya membalas tatapan Chan Yeol tanpa menjawab pertanyaannya lalu kembali menatap kertas itu sambil menghela napas pelan. Tangannya bergerak pelan mengambil kertas dan kartu pelajar yang ada dihadapannya dan segera dimasukkannya kedalam ransel hitamnya.
"Bukankah kalian bilang bahwa kalian tidak saling mengenal? Tapi kenapa kertas pendaftaran bahkan kartu pelajarnya ada padamu?", tanya Chan Yeol pada Min Young.
"Aku hanya membantunya. Tadinya dia tidak bisa mendaftar karena dia tidak punya surat persetujuan dari orangtuanya. Jadi aku hanya sedikit membantunya saja", jelas Min Young.
"Surat persetujuan orangtua?", tanya Chan Yeol sambil mengalihkan pandangannya pada Min Gyu.
"Kenapa?", tanya Min Gyu kesal.
"Tidak apa – apa", jawab Chan Yeol singkat.
* * *
Seok Min berdiri menghadap pintu gerbang yang terbuat dari kayu dengan memegang ponsel di tangannya. Ia hendak menelpon Min Young namun ia ragu. Ya, Seok Min sedang berada di depan gerbang panti asuhan. Ia sudah menghubungi Yerin untuk membatalkan jadwal latihan mereka karena ia sedang tidak ingin latihan. Tak tahu harus berbuat apa lagi, akhirnya ia pun menelpon Min Young.
Setelah melihat nama yang muncul di ponselnya yang berdering, Min Young langung mengangkat ponselnya, "Apa?".
"Kau dimana? … Aku… Aku…", jawab Seok Min terbata – bata.
"Ada didepan. Itu yang ingin kau katakan kan?", sahut Min Young santai
"Sekali lagi. Ya? Izinkan aku menginap sekali lagi. Kumohon…", rengek Seok Min.
"Jangan coba – coba masuk atau menghubungi ibuku. Tetap diam disitu", perintah Min Young.
"Min Young… Boleh ya? Ya?"
"Mundur … Jangan mendekat ke gerbang", teriak Min Young ke ponselnya.
Terkejut dengan teriakan Min Young, Seok Min pun menjauhkan ponselnya dari telinganya lalu mengomel pelan kearah ponselnya seolah sedang mengomel pada Min Young. Namun, sebenarnya sejak tadi Min Young sudah melihat Seok Min dari kejauhan. Ia sedang berjalan pulang menuju panti bersama dengan Chan Yeol dan Min Gyu. Setelah melihat Seok Min mengomel, ia pun mempercepat langkahnya sedangkan Chan Yeol dan Min Gyu tetap dalam kecepatan yang sama. Min Young berteriak pada Seok Min setelah jaraknya cukup dekat dengan Seok Min, "Pergilah".
Seok Min yang terkejut, tidak sengaja menjatuhkannya ponselnya. Bahkan ia juga terhuyung hampir terjatuh, "Oohh… Kau mengangetkanku. Yaaa … Kau sudah gila? Kau mengagetkanku malam – malam begini. Aku pikir kau hantu".
"Pergilah. Aku melihatmu mengomel pada ponselmu. Kau mau mengomel padaku? Lakukanlah… Jangan mengomel dibelakangku. Kau benar – benar teman tidak tahu diri", omel Min Young.
"Tidak… Aku tidak mengomel. Kau pasti salah lihat. Disana gelap, kau pasti salah lihat…", jawab Seok Min terputus karena melihat dua orang pria yang berjalan mendekat Min Young dan berhenti tepat di belakang Min Young.
"Siapa mereka?", tanya Seok Min pada Min Young.