Seorang gadis dengan tinggi sekitar 160 cm berdiri di tepi jalan didepan rumahnya. Rambutnya diikat dua dan poninya tergerai bebas menutupi dahinya. Berulang kali ia melihat jam tangan dan jalanan secara bergantian. "Kenapa mereka lama sekali sih? Apa mereka lupa? Ahh… Kenapa juga mereka tidak mengangkat telpon dariku?" gerutu gadis itu sambil melihat ponselnya.
Kang Min Young dan Lee Seok Min tengah berjalan bersama. Seketika mereka berhenti ketika menangkap sesosok gadis yang tengah berdiri di tepi jalan sambil menatapi ponselnya. Kemudian mereka berdua saling melirik dan seketika mereka berlari mendekati gadis tersebut. Ketika gadis tersebut mengalihkan pandangannya dari ponselnya dan melihat kearah jalan, ia mendapati Kang Min Young dan Lee Seok Min tengah berlari kearahnya. Ia terkejut dan tanpa sadar ia mundur selangkah. Ia hanya terus memandangi kedua orang tersebut dengan heran. Kedua orang tersebut kini semakin dekat dengan dirinya. 'Apa ini… Ada apa ini…' batinnya.
"Yaaa�� Jung Yerin. Ayo cepatlah. Kita bisa ketinggalan bis", teriak Min Young sambil terus berlari melewati gadis tersebut begitu saja.
"Cepatlah. Ayo cepat lari.", ajak Seok Min sambil terus berlari mengikuti Min Young.
Gadis bernama Jung Yerin tersebut hanya membelalakkan matanya melihat kedua sosok tersebut begitu saja melewatinya. Sadar akan Jung Yerin yang tidak juga bergerak dari posisinya, Min Young dan Seok Min segera berbalik dan menarik tangan Yerin. Mau tak mau Yerin pun ikut berlari. Seok Min yang melihat Yerin kesusahan karena harus berlari sambil membawa tasnya segera mengambil alih tas dari pundak Yerin dan mengalungkannya ke lehernya sendiri sambil terus berlari.
Sesampainya mereka di halte, bis dengan rute tujuan mereka sudah tiba. Tanpa berpikir lagi, mereka langsung masuk ke dalam bis dan pintu bis pun tertutup tepat setelah Seok Min masuk. Karena Seok Min adalah orang yang terakhir masuk kedalam bis, tanpa mengeluh sedikitpun seolah sudah terbiasa, ia langsung menempelkan kartu bisnya untuk membayar ongkos bis mereka bertiga, sedangkan Min Young dan Yerin langsung duduk sambil mengatur napas mereka yang sesak tanpa memikirkan tempat duduk Seok Min.
"Waaah… Daebak. Aku sudah membayar ongkos bis kalian tapi kalian tidak memikirkan tempat dudukku?", keluh Seok Min karena memang sudah tidak ada satu pun tempat duduk yang tersisa. Mau tidak mau Lee Seok Min pun berdiri menyamping mengahadap Yerin yang duduk disamping Min Young. Mendengar keluhan Lee Seok Min, Kang Min Young melirik Lee Seok Min sekilas lalu melihat keluar jendela, bersikap pura – pura tidak mendengar.
"Yaaa… Apa kalian sudah gila? Dimana ponsel kalian? Buang saja ponsel kalian kalau kalian tidak mau dihubungi orang lain. Huuuh…Kalian ini benar – benar menyebalkan", teriak Yerin kesal tanpa memedulikan pertanyaan Lee Seok Min sebelumnya.
Jung Yerin adalah sahabat terbaik Kang Min Young yang lainnya. Sebenarnya Kang Min Young mengenal Lee Seok Min dari Jung Yerin. Lee Seok Min dan Jung Yerin sudah berteman sejak mereka masih berusia 6 tahun. Tinggal di lingkungan yang sama membuat mereka lebih akrab karena sering bermain bersama. Bahkan mereka bersekolah disekolah yang sama dan kelas yang sama. Jung Yerin dengan sifatnya yang agak ceroboh, supel dan sangat cerewet jika sudah kenal dekat dengan orang tidak membuat Lee Seok Min malas berteman dengannya. Justru ia senang berada didekat Jung Yerin karena hari – harinya menjadi lebih berisik sehingga ia tidak merasa kesepian. Dan hari – hari Lee Seok Min menjadi lebih berisik setelah Jung Yerin mengenalkannya dengan Kang Min Young yang sifatnya tidak jauh berbeda dengan Jung Yerin. Yang membedakan Yerin dan Min Young hanya sifat Min Young yang lebih pengertian dan perhatian. Jika diibaratkan, Kang Min Young terkadang seperti sesosok ibu yang selalu ada disaat sahabat –sahabatnya dalam masalah, Lee Seok Min seperti sesosok ayah yang selalu mengawasi siapa – siapa saja laki – laki yang berani mendekati atau mengganggu sahabatnya, dan Yerin seperti saudara yang selalu menceriakan suasana hati sahabatnya meskipun kadang satu sama lain sering menjengkelkan.
"Aigoo… Aigoo… Kenapa kau lambat sekali berlari? Kalau kami mengikuti kecepatan berlarimu, kita pasti ketinggalan bisnya. Kau harus rajin olahraga supaya kau bisa lari dengan cepat.", jawab Min Young santai.
"Yaaa… kalian menyalahkanku? Waaah…", Jawab Yerin sambil menatap kesal ke kedua temannya itu bergantian. Sedangkan kedua temannya hanya menjawab dengan gelengan santai dan ekspresi tak berdosa.
"Kita tidak mungkin ketinggalan bis kalau kalian datang lebih awal. Selain itu, apa kalian kehilangan ponsel kalian? Kenapa kalian tidak menjawab teleponku? Kenapa tidak balas pesanku? Tidak bisakah kalian memberi kabar padaku kalau kalian akan datang terlambat? Apa…", keluh Yerin dengan sangat kesal.
"Yerin-ah, diamlah. Semua orang disini memperhatikanmu. Kita bahas nanti saja.", potong Seok Min dengan suara yang pelan.
Yerin pun melihat ke sekeliling bis, namun tidak ada satupun orang yang memperhatikannya. "YAAA…", teriaknya pada Seok Min. Namun, kali ini orang – orang dalam bis benar – benar melihat kearahnya sehingga Yerin pun langsung terdiam lalu menundukkan kepala beberapa kali sebagai tanda meminta maaf pada penumpang lain. Seok Min pun ikut meminta maaf, sedangkan Min Young malah menggelengkan kepalanya melihat kedua temannya itu. "Kalian ini benar – benar tidak bisa tenang ya.". Mendengar Min Young berbicara seperti itu, kedua temannya langsung memberikan tatapan tajam yang bisa membuat Min Young langsung membungkam mulutnya lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela karena takut melihat tatapan kedua temannya itu.
Seorang wanita berusia sekitar tiga puluhan dan berambut pendek yang duduk di belakang mereka hanya tersenyum melihat tingkah mereka seolah ia mengingat masa lalunya.