Penampilan Kim Min Gyu masih berantakan. Pakaian yang ia kenakan saat ini tidak bersih, ada jejak debu di sana sini, rambutnya pun tidak tertata rapi karena ia hanya menyisir rambutnya dengan jari sebelum ia pergi meninggalkan stasiun bawah tanah tadi. Setelah membersihkan karton alas tidurnya di stasiun bawah tanah, ia pergi berjalan tanpa tujuan. Kini ia berdiri di depan gerbang Sekolah KIRIN. Ia melihat kertas yang bertuliskan "Syarat Pendaftaran" yang ditempel di tembok yang berada disebelah pintu gerbang sekolah itu. Matanya berhenti pada syarat yang mengatakan "Surat Persetujuan (Izin) Orangtua / Wali". Ia menghela napas lalu berpikir sejenak. Kemudian ia menganggukkan kepalanya dengan lemah.
Sekolah Kirin adalah sekolah seni setara sekolah tinggi / universitas. Namun karena sekolah ini sekolah swasta maka sekolah ini memiliki sistem pendidikannya sendiri. Tidak seperti sekolah pada umumnya, sekolah ini memiliki sistem dimana siswanya dinyatakan lulus apabila mereka berhasil debut sebagai entertainer. Entah itu dalam bidang musik atau seni peran. Tidak harus selalu menjadi penyanyi atau actor, siswanya juga bisa menjadi seorang penulis lagu, penulis naskah, atau sutradara dan lainnya. Dengan sistem pendidikan yang seperti ini, maka pihak sekolah membutuhkan surat persetujuan orangtua / wali karena menyangkut karir para siswa dikemudian hari.
Min Gyu hendak berjalan masuk ke gerbang tapi ia malah menabrak Min Young yang kebetulan berjalan lewat dibelakangnya hingga Min Young terhuyung. Untung saja, Seok Min dengan sigap menahan lengan Min Young sehingga gadis itu tidak terjatuh.
"Maaf… Maaf… Aku tidak sengaja.", Min Gyu meminta maaf sambil menundukkan kepalanya.
"Ya. Tidak apa – apa.", jawab Min Young sopan membalas menundukkan kepalanya.
Min Gyu pun pergi masuk kedalam sekolah tersebut mendahului mereka. Min Young, Seok Min dan Yerin pun menyusul masuk kedalam sekolah itu juga. Min Gyu berbaris mengantre di meja pendaftaran pertama sementara Min Young, Seok Min dan Yerin di meja pendaftaran kedua. Mereka berbaris menyambung antrian yang sudah ada, dimulai dari Yerin lalu Seok Min dan yang terakhir Min Young. Tanpa sengaja ternyata Min Young mengantri tepat di sebelah Min Gyu yang mengantri di meja pertama. Ia memerhatikan Min Gyu dari ujung rambut hingga ujung kaki.
'Apa dia gelandangan? Bagaimana bisa ia berpakaian seperti ini? Oh… Apa dia sudah mandi? Sikat gigi? Hmm… Aku yakin dia pasti belum mandi atau sikat gigi selama…. Aigoo, aku tidak bisa membayangkan seberapa kotornya dia' ucap Min Young dalam hati sambil menggelengkan kepalanya tanpa melepaskan pandangannya dari Min Gyu.
Sadar kalau diperhatikan, Min Gyu merasa risih namun ia tetap diam saja. Bahkan setelah antrian mereka berdua berjalan maju selangkah pun Min Young tetap saja masih memperhatikannya sehingga Min Gyu tidak tahan lagi. "Apa? Apa yang kau lihat?" tanya Min Gyu dengan sopan.
Min Young terkejut dan menjawab dengan gelagapan, "Ha? A…A…Aku tidak melihatmu kok". Min Young langsung memalingkan wajahnya dari Min Gyu. Seok Min yang ternyata juga memperhatikan Min Gyu daritadi, menoleh kebelakang melihat Min Young dan Min Young langsung menggelengkan kepalanya sambil tersenyum salah tingkah.
* * *
"Kau tidak punya surat persetujuan dari orangtuamu?" tanya seorang wanita yang duduk dibalik meja pendaftaran.
"Hmm… Bagaimana kalau aku sudah tidak punya orangtua?" tanya Min Gyu.
Min Young menoleh kearah Min Gyu setelah mendengar jawaban dari Min Gyu.
"Wali. Kau harus punya surat persetujuan dari walimu" jawab wanita itu.
"Bagaimana jika aku juga tidak punya wali?".
"Apa kau tinggal di panti asuhan?, kau harus punya surat persetujuan dari pengurus panti asuhanmu".
"Aku tidak tinggal di panti asuhan"
"Kalau begitu aku minta maaf karena kau tidak bisa mendaftar ke sekolah ini. Pihak sekolah tidak bisa menerima siswa tanpa persetujuan orang tua atau wali. Ini terlalu beresiko bagi pihak sekolah jika terjadi sesuatu padamu nantinya"
"Aaah… Baiklah. Terima kasih" ucap Min Gyu lesu dan langsung pergi meninggalkan meja pendaftaran itu.
Min Young masih terus melihat Min Gyu sampai wanita yang ada dihadapannya memanggil namanya beberapa kali dan memberikan nomor audisi padanya. Ia segera menerima nomor audisi tersebut lalu membungkuk sedikit sambil berterima kasih dan pergi.
Seok Min dan Yerin sudah selesai mendaftar lebih dulu dan menunggu Min Young didepan gerbang. Min Gyu berjalan melewati mereka sambil menghela napas seolah banyak pikiran. Mereka pun memandangi Min Gyu yang menurut mereka "aneh".
"Tunggu…", teriak Min Young pada Min Gyu sambil berlari kearahnya.
Tapi Min Gyu tetap saja berjalan karena tidak merasa bahwa dirinya yang dipanggil.
"Tunggu…", kali ini Min Young menarik tangan Min Gyu untuk menghentikannya. Min Gyu pun membelalakkan matanya terkejut karena ada yang menarik tangannya.
Seok Min dan Yerin yang berdiri menghadap mereka berdua saling bertatapan tidak mengerti apa yang dilakukan Min Young dengan pria yang belum mereka kenal itu. Mereka pun berjalan mendekati Min Young.
"Apa yang kau lakukan?", tanya Yerin heran pada Min Young.
"Kau kenal dengannya?", tambah Seok Min.
"Tidak…", jawab Min Young santai.
Min Gyu yang tangannya masih dipegang oleh Min Young pun berdeham. Sadar kalau ia belum melepaskan tangan Min Gyu, Min Young pun segera melepaskannya.
"Apa?" tanya Min Gyu malas.
Min Young menarik napas terlebih dahulu, "Aku mau membantumu".
"Apa? Apa yang mau kau bantu? Apa aku terlihat sedang membutuhkan bantuan?" tanya Min Gyu bingung.
"Aku akan mendaftarkanmu. Ah, bukan… mungkin lebih tepatnya aku akan membantumu mendapatkan nomor audisi" jawab Min Young dengan sangat yakin.
"Bagaimana?" Min Gyu semakin bingung.
"Berikan aku kartu tanda pelajar milikmu."
"Apa?"
"Berikan saja dan tunggu disini. Aku akan mengambil nomor audisimu."
"Min Young, apa yang akan kau lakukan?" tanya Seok Min penasaran.
"Diam saja" jawab Min Young singkat.
"Kau tidak percaya padaku?" tanya Min Young pada Min Gyu karena Min Gyu tidak menunjukkan pertanda akan memberikan kartu pelajarnya.
"Apa kau bisa percaya pada orang yang tidak kau kenal?" tanya Min Gyu balik.
"Tentu saja aku tidak percaya pada orang yang tidak aku kenal. Tapi aku pikir, jika aku ada diposisimu maka aku akan percaya pada orang yang berniat membantuku" jawab Min Young dengan sangat percaya diri.
Setelah mendengar jawaban Min Young dan berpikir, akhirnya Min Gyu mengeluarkan kartu tanda pelajarnya dari dompet dan memberikannya pada Min Young. Min Young pun segera mengambilnya. Tapi, ada hal yang mengganjal dibenaknya saat ia melihat foto Min Gyu yang menggunakan kacamata di kartu tersebut. "Ini…", ucap Min Young terputus. Sesosok bayangan dalam kegelapan terlintas dalam ingatannya.
"Kenapa?" tanya Min Gyu.
"Ha?... Aaa…tidak. Tidak ada apa – apa", jawab Min Young meski sebenarnya masih ada yang mengganjal dibenaknya tapi ia hanya cuek saja tidak mau ambil pusing.
Yerin yang berdiri disamping Min Young terkejut setelah melihat kartu tanda pelajar Min Gyu, "Amerika? Kau dari Amerika? Kau yakin ini bukan kartu tanda pelajar palsu?" tanyanya ragu pada Min Gyu.
"Apa maksudmu?... Tentu saja ini asli. Memangnya kenapa kalau aku dari Amerika?" jawab Min Gyu dengan nada kesal.
"Sudah sudah… Jika dia memang dari Amerika, itu malah akan sangat membantu. Tunggu disini, aku akan segera kembali" ucap Min Young lalu berbalik kembali ke meja pendaftaran.
Sementara Min Young mengeluarkan ponselnya dari dalam tas hendak menelpon seseorang sambil berjalan, ia berpapasan dengan seorang pria berjaket hitam dan membawa gitar. Pria tersebut memperhatikan Min Young yang sedang sibuk mengutak – atik ponselnya namun Min Young terlalu sibuk dengan ponselnya sehingga tidak sedikitpun ia melirik kearah pria itu. Sedangkan Yerin dan Seok Min hanya memandangi punggung Min Young yang semakin menjauh dan Min Gyu menghadap kearah yang berlawanan dari mereka sehingga pria bergitar tersebut hanya bisa melihat wajah Yerin dan Seok Min.
Min Young masih berurusan dengan ponselnya dan berusaha menghubungi seseorang, tapi sayangnya telepon Min Young ditolak. Namun seolah hal itu sudah biasa terjadi, ia dengan santai menunggu teleponnya berdering. Dan ternyata benar, tak lama kemudian teleponnya berdering. "Ahjussi… Apa kau sibuk?", tanya Min Young tanpa menyapa lawan bicaranya terlebih dahulu.
"Aku baik – baik saja. Kau baik – baik saja?" jawab orang tersebut seolah menyindir Min Young yang tidak basa basi menanyakan kabarnya terlebih dahulu.
"Hehehe… Maaf, Ahjussi. Apa kabar? Apa Ahjussi sedang istirahat? Maaf aku mengganggumu.." ucap Min Young sambil tertawa kecil.
"Aku sedang tidak sibuk dan juga belum tidur. Apa kau sedang butuh bantuan?", jawab Pamannya.
"Iya"