Chereads / Greentea Latte / Chapter 26 - -26- Wanita Yang Dibenci

Chapter 26 - -26- Wanita Yang Dibenci

Langkah kakinya tergesa-gesa. Semenjak setelah turun dari mobilnya, laki-laki itu segera berlari menuju lift yang berada di basement rumahnya. Jarinya menekan angka dua, lalu lift tersebut naik membawanya ke lantai tujuan.

Pintu lift terbuka, dia melihat seorang wanita paruh baya yang dibencinya.

"Afka?" panggil wanita paruh baya tersebut.

Afka tidak menghiraukan panggilan tersebut, dia tidak suka basa-basi dengan orang yang tidak penting di hidupnya.

"Apa maksudnya tentang pertunangan sialan itu?" tanya Afka.

Ibunya, Nyonya Rehna tersenyum bahagia. "Mamah rasa, Kristal adalah calon yang tepat untuk kamu."

Afka mengusap wajahnya frustasi. Dia tidak mengerti dengan jalan pikir wanita itu, melihatnya saja membuat Afka muak dan menyesal karena terlahir dari rahim tersebut.

"Lo siapa ngatur hidup gue?" ketus Afka.

Nyonya Rehna terkejut, dia menutupi mulutnya berlagak seperti sedang tersakiti. "ini mamah kamu Afka, mamah kandung kamu!"

Afka berdecak kesal,"Makannya, gue nyesel lo yang jadi mamah kandung gue!"

Mendengar hal tersebut, Zyan merasa marah. Dia tidak menyangka jika Afka bisa sekasar dan tidak sopan seperti ini kepada ibunya.

"Afka! Apa papah pernah ajarin kamu untuk tidak sopan kepada orang tua?!" teriak Zyan.

Afka tidak menyangka jika Papah kesayangannya lebih membela wanita itu daripada dirinya, anak yang sudah dia rawat dan didik.

"Orang tua yang seperti apa dulu, kalau orang tua kayak dia sepertinya gak pantas untuk mendapat tingkah sopan dari aku Pah," balas Afka tak kalah pedasnya.

"Afka, minta maaf sekarang juga!" pinta Zyan. Dia rasa Afka sudah benar-benar keterlaluan.

"Papah juga setuju sama perjodohan ini?" tanya Afka membuat Zyan bungkam. Sejujurnya, Zyan masih bimbang akan hal tersebut. Di sisi lain, Zyan ingin Afka menemukan bahagianya dengan Ghirel. Tetapi, Zyan sadar bahwa Ghirel hanya akan membenci Afka suatu hari nanti dan sebelum hal itu terjadi Zyan ingin Afka sudah tidak terlalu mencintai Ghirel agar tidak terlalu tersakiti.

"Jawaban Papah yang akan nentuin gimana sikap aku selanjutnya," desak Afka.

Zyan menarik napasnya berat, "Papah setuju untuk saat ini."

Afka tersenyum pahit, sepahit Greentea yang biasa diminum kekasihnya. "mulai hari ini aku gak punya orang tua,"

***

Tak terasa, penilaian akhir semester telah berakhir. Para siswa tengah berkumpul di aula sekolah, katanya akan ada event akhir tahun yang diadakan di sekolah ini. Ghirel bersama Siska sudah duduk di barisan pojok paling kanan dekat pintu, niat awal keduanya ingin cabut dengan alibi ke kamar mandi.

Tzuwi tiba-tiba saja ditunjuk sebagai panitia acara, maklum anak pintar meskipun pemalas. Acara nanti sepertinya akan kurang berkesan karena mereka kekurangan personil. Ya walaupun setiap event seperti ini Tzuwi memilih duduk sembari menikmati jajanan setidaknya dia ikut andil dalam setiap canda tawa kenangan.

Para panitia mulai maju satu persatu. Dimulai dari sang ketua osis yang tampan dan rupawan, sampai ke kapten basket yang idaman. Saat Afka, Sang Kapten Basket naik ke atas panggung seluruh siswi berteriak histeris. Memang, penampilan Afka yang hanya mengenakan kaos hitam dengan celana osis dan rambut sedikit berantakan membuat dia semakin terlihat keren dan tampan. Ghirel saja sampai menganga melihatnya.

"Tutup mulut lo,nanti kemasukan lalat tau rasa!" tegur Siska. Yang ditegur hanya cengengesan tidak jelas.

Para panitia mulai menjelaskan mengenai Event akhir tahun yang nantinya akan diadakan di sebuah taman buah yang berkonsep seperti garden party. Nantinya akan ada lomba-lomba seru yang wajib diikuti setiap siswa kelas XII. Yah, acara ini memang khusus untuk kelas XII.

Afka memegang mikrofon, urat-urat tangannya terlihat jelas membuat para gadis teriak histeris.

"Bawa barang seperlunya aja, jangan berlebihan karena kita cuman acara cuman dua hari satu malam," kata Afka dengan suara baritonnya.

"Untuk pembagian bus, bakalan secara acak bagi sama panitia. Yang mau bawa mobil sendiri bisa chat panitia," lanjut laki-laki itu.

Setelah selesai acara perkumpulan tersebut, panitia mendata siswa yang pasti ikut dalam event ini. Tentunya Ghirel dan Siska tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Liburan gratis dibayarin sekolahan, kapan lagi?

"Berangkat pakai mobil gue aja kuy," ajak Siska.

"Lo nyetir? lumayan jauh loh, tiga jam perjalanan!" kata Ghirel.

"Ghirel sama gue," Afka tiba-tiba datang entah dari mana,

"Kok lo seenaknya sih," dengus Siska tidak terima. Kan Ghirel sudah membuat kesepakatan terlebih dahulu dengannya.

"Lo bisa join sama gue sama Afka, yakan Af?" tanya Ghirel.

Afka terlihat benci dengan pertanyaan tersebut, tapi melihat raut penuh harap milik gadisnya membuat Afka jadi tidak tega.

"Iya, ntar lo duduk belakang sama Fran sama Grell!" kata Afka dengan suara dan ekspresi datarnya.

"Lo mau kan Sis?" tanya Ghirel kepada Siska.

Demi menjaga sahabatnya, Siska akhirnya mengiyakan. Toh juga tidak ada jalan lain selain ini karena Siska tau betul kalau Afka tidak suka dibantah.

***

Sepulang sekolah, seperti biasanya Ghirel duduk di halte menunggu angkutan umun yang biasa ia tumpangi. Gadis itu mengeluarkan headset lalu mengenakannya di telinga, tak lupa ia juga menutup rambutnya menggunakan tudung hoodie berwarna cream yang ia pakai.

Saat dirinya tengah menunduk dan mengayunkan kakinya, suara klakson mobil membuatnya kaget. Ghirel mengangkat kepalanya melihat kekasihnya sedang melambaikan tangan kepadanya. Paham dengan hal tersebut, Ghirel menghampiri kekasihnya. Afka membukakan pintu mobil untuk Ghirel.

"Mau kemana?" tanya Ghirel.

"Ngedate mumpung besok libur," jawab Afka.

"Oke, aku laper pengen makan nasi goreng." kata Ghirel dengan nada manjanya.

Afka mengusap rambut Ghirel lalu menautkan jari jemarinya dengan Ghirel.

"Mau makan nasi goreng dimana?" tanya Afka.

"Mau di pinggiran jalan aja, lebih enak."jawab Ghirel.

"Oke siap Bu Singa!" balas Afka sambil tersenyum.

Waktunya bersama Afka tak lama lagi, dia ingin memanfaatkannya sebaik mungkin. Setelah Event akhir tahun itu berakhir, hubungan mereka juga mungkin akan berakhir. Ghirel sudah siap melepas Afka, karena toh pada akhirnya mereka akan sulit untuk bersama. Selain itu, Afka juga akan dimiliki oleh orang lain.