"Sakit?"raut wajah khawatir terlihat jelas pada gadis tersebut. Tangannya dengan telaten mengompres memar pada pipi mantan kekasihnya,Afka Fedrick. Pria yang baru saja mengatakan bahwa dia tidak lebih dari sebatas mainannya.
Gadis dengan nama Ghirel Sananta itu mengobati Afka atas rasa tanggung jawab. Bagaimanapun juga,Afka mendapat salah satu luka dari Siska yang berusaha membelanya. Ghirel hanya merasa iba. Yah,setidaknya itu yang ada di otaknya. Berbeda dengan hatinya yang berkata bahwa Ghirel khawatir. Saat melihat Afka dan Hevan bertengkar hebat,Ghirel merinding melihat hal itu. Keduanya bertengkar dalam artian yang sesungguhnya,bahkan tubuh Afka sempat terlempar hingga memecahkan kaca jendela.