"Beraninya kamu telah mengancam Elisa. Kamu harus membayarnya dengan nyawamu, Carla."
Hari itu, di depan semua orang, aku terduduk di tanah. Semua mata menatap benci diriku. Bisik-bisik terus menggema di sana-sini. Kini tak ada lagi harapan yang menghampiriku. Tak ada lagi.
Di depanku, Elisa memeluk ketakutan pangeran mahkota, Aldric. Di sebelah mereka berdua, berdiri tiga laki-laki yang sangat melindungi Elisa. Mereka adalah Leandre, Nathanael, dan Roland. Keempat laki-laki itu sangat mencintai Elisa. Mata mereka menatapku hina. Ya, benar-benar hina.
Pangeran mengarahkan pedangnya ke leherku. Aku benar-benar tak bisa berkutik. Ini adalah karmaku. Karena haus akan kasih sayang seorang Marquess Monte yang merupakan ayahku, aku berniat mencelakakan adik tiriku, Monte Elisa yang sangat dicintai olehnya. Belum lagi, Elisa sangat dicintai empat laki-laki ini. Kenapa? Kenapa aku diperlakukan seperti ini? Padahal yang kubutuhkan adalah kasih sayang seseorang!
Srakk
Kepalaku sudah terpisah dari bagian yang semestinya. Darahku bertebaran dimana-mana. Pangeran tanpa ampun memotong leherku. Elisa menjadi ketakutan dan langsung memeluknya erat. Sungguh pemandangan yang ironi. Mataku memberat. Ya, ini adalah waktunya untuk tidur panjang dan menerima hukuman yang seharusnya kuterima.
Aku terbangun. Ini dimana? Aku menatap ke sekeliling. Ini ... Tidak mungkin! Aku telah mati. Mati di tangan orang yang kucintai, pangeran mahkota. Kenapa bisa aku di sini? Kamarku? Semuanya terlihat sama. Namun kenapa terdapat banyak boneka beruang?
"Nona, apakah anda sudah bangun? Saya bawakan bubur untuk menyamankan pencernaan anda," seorang pelayan datang ke arahku membawa senampan bubur dan air. Rambut coklatnya yang dikepang dua dan tersenyum. Dia, Mei!
"Mei, ini tanggal berapa?"
"Eh? Tanggal 23 bulan gugur tahun 756."
"Tanggal 23 bulan gugur tahun 756?"
Seketika aku mendengar itu langsung bangkit dari tempat tidur dan berdiri di cermin. Ini ... Aku menjadi diriku saat kecil! Diriku saat berumur 10 tahun!