Karena Rira terluka tentu saja Lyra tidak akan berdiam diri, Lyra mengambil alih tubuh dan kesadaran Rira. Saat diambil alih wujud Rira sekarang berubah menjadi wujud Lyra seutuhnya.
"Haaaa...racun seperti ini sangat lemah."Lyra bangun dan mencabut pisau yang tertancap di punggungnya. Dan Lyra segera mencari Mama Zera.
Untuk menuju ke pintu keluar Lyra harus melewati kobaran api tersebut yang ada di berbagai tempat di panti seperti dapur, ruang makan, dan ruang tamu.
"Jika aku hilangkan kobaran api ini pasti tidak akan seru." keluh Lyra
Lyra memutuskan untuk membuat bagian dalam panti menjadi tempat permainan ular tangga, jenis sihir ini bernama Ilusions Puzzle Number Four.
Mama Zera yang berusaha untuk keluar dari panti melihat ruangan yang ada di dalam sudah berubah menjadi tempat labirin. Terlihat banyak dinding tebal, banyak jalan, dan di lantai terdapat angka satu sampai angka tiga puluh.
Mama Zera melihat di atas kepalanya ada dadu yang berukuran sedang atau berukuran seperti mesin cuci. Mama Zera tidak bisa bergerak dan dia berada di lantai angka satu.
Supaya bisa berjalan harus bilang "Lempar" lalu dadunya akan jatuh dari atas kepala Mama Zera dan angka pada dadu tersebut muncul lalu Mama Zera dapat berjalan sesuai dengan angka tersebut.
"Lempar." Mama Zera melemparkan dadu dan mendapatkan angka lima. Mama Zera berjalan ke depan tapi terdapat dua jalan yang ada di depan Mama Zera yaitu ke arah kanan dan kiri. Kedua arah itu memiliki lantai angka lima meskipun begitu Mama Zera harus memilih satu jalan.
"Aku pilih kanan." Mama Zera berjalan ke kanan tapi jalan-nya buntu. Dadu yang Mama Zera lempar tiba-tiba menghilang dan di hadapan-nya terdapat monster api yang berwujud ular bernama Fire Hebi menyerang Mama Zera.
di lain sisi Lyra juga ikut bermain, setiap dadu yang dia lempar selalu angka enam dan jalan yang banyak memiliki jebakan itu berhasil di laluinya tanpa ada masalah sedikit pun.
Saat Lyra hampir mencapai pintu keluar dia hanya perlu angka empat, jika lebih maka dia akan mengulangi permainan itu dari awal lagi. Lyra melempar dadunya dan mendapatkan angka lima,
"Lima!! aku bilang aku cuma butuh angka empat..jika kau tidak mengurangi satu angka maka permainan ini tidak boleh ada di dalam sejarah." Lyra mengeluh sambil marah karena dadu itu tidak patuh kepadanya. Dadu tersebut berputar sekali dan akhirnya Lyra mendapatkan angka empat dengan mudah.
Permainan di menangkan oleh Lyra dengan mudah, cepat, dan pasti tidak pernah berbuat hal aneh. Itu menurut Lyra sendiri, meskipun sudah menang Lyra tidak begitu senang atas apa yang telah dia lakukan,
Lyra tidak peduli kepada siapa pun kecuali Rira, Lyra hendak keluar dari pintu keluar tapi terdengar alunan musik yang indah seperti yang Rira cari-cari di kamar pengurus panti.
Lyra mencari-cari alunan itu suara itu atau alunan itu terdengar dari kamar pengurus panti lainnya hanya saja pintu masuknya sudah tidak bisa di masuki lagi.
Lyra masuk ke kamar itu dengan sihir menembus barang, Lyra memasuki kamar itu dengan mudah. Lalu terlihat sebuah kotak musik sedang menyala,
Lyra mendekati kotak musik tersebut lalu menatapnya. Lyra mengambil kotak musik itu dari lantai lalu meletakkannya ke sebuah meja yang masih belum terbakar seutuhnya.
Kotak musik tersebut mulai mengeluarkan suara yang aneh mulai dari musik yang berganti-ganti dan suara anak kecil yang sedang berbicara,
"Hari ini hari yang cerah...tapi suasana dan udara masih sangat dingin yang membuatku membeku. Kenapa aku membeku padahal cuaca sedang cerah? jawabannya aku di masukkan ke dalam tempat pendingin makanan yang sangat besar...WAHAHAHA!!" Kotak musik itu berbicara.
Lyra terdiam sesaat lalu mengepalkan tangan kanannya lalu memukul kotak musik itu dengan sangat keras yang membuat panti tersebut bergetar hebat.
"Keluar saja!" Lyra pergi dari kamar tersebut lalu menuju pintu keluar panti.
Tapi Lyra tidak jadi keluar, dia pergi ke tempat Mama Zera dan setelah sampai Mama Zera tergeletak di lantai juga terkena luka bakar yang cukup parah oleh serangan Fire Hebi.
"Ke...kenapa kau tidak...di serang...olehnya..Rira anak...tidak tahu...diri?" Mama Zera berbicara meskipun sudah terluka parah.
"Apa kau tahu? aku itu Lyra."
"Ly...Lyra? tidak...mungkin...kau masih hidup.." Mama Zera sangat terkejut dan segera berdiri.
Setelah berdiri, Mama Zera menggelengkan kepalanya karena tidak percaya. Mama Zera pun berlari untuk bisa keluar dari dalam panti ini.
Sedangkan di luar Neko dan Nero panik karena Rira menghilang begitu saja. Mereka berdua memutuskan untuk bertemu di depan panti saat mereka sedang berkeliling desa tersebut.
"Kak, Rira ada di mana?" panik Neko.
"Mungkin berada di dalam panti?"
Nero menunjuk ke arah panti.
Tiba-tiba Mama Zera keluar dari panti, dalam keadaan setengah terbakar dan beberapa luka yang di terimanya karena serangan Fire Hebi.
Nero dan Neko segera menolongnya dan mengobatinya. Setelah Mama Zera diobati Nero bertanya apa dia bertemu seorang anak perempuan?
"Aku tidak tahu!" resah Mama Zera.
Nero dan Neko bingung kenapa Mama Zera masih bisa selamat setelah apa yang terjadi di desa dan mencurigai Mama Zera sebagai dalang dari pembantaian desa.
Di dalam panti, Lyra memasuki kamar Mama Zera dan memeriksa setiap sudut ruangan dan dia mendapatkan bola kristal berukuran kecil tapi di dalam bola kristal itu sangat terlihat dari luar bola ada sebuah aksesoris yang berbentuk cincin.
Lyra mengambil bola kristal tersebut dan menyimpan-nya di suatu tempat tanpa di ketahui oleh Rira. Kemudian, Lyra segera pergi dari kamar Mama Zera.
Dan Lyra muncul dari depan panti, Lyra terlihat tidak terbakar atau terluka oleh kobaran api tersebut.
"Ku temukan kau..."Lyra menunjuk ke arah Mama Zera.
Neko terlihat ketakutan saat melihat Lyra. Dan Nero seperti membeku karena Nero melihat Lyra yang masih hidup.
"Ka-ka-kau..Ly-Ly-Lyra?" Nero bertanya dengan penuh ketakutan.
Setelah melihat Lyra mama Zera langsung lari ketakutan. Neko dan Nero merasa Lyra akan menyerang karena sihir Lyra meningkat.
Benar saja, setelah mengetahui Lyra akan menyerang Nero dan Neko tidak bisa bergerak serangan itu mengarah ke satu target dan target itu adalah Mama Zera.
Mama Zera langsung terpotong-potong oleh sihir angin Lyra dan hanya meninggalkan darah di tanah.
Setelah melihat Mama Zera yang mati, Nero seperti ingin menyerangnya tapi tubuhnya tidak mau bergerak karena takut.
"Hmmm.. dia mati dan karena dia sudah mati selanjutnya kalian berdua!!"
Neko langsung terjatuh dan menutup kedua matanya. Lyra berjalan mendekati Nero yang masih berdiri.
"Kau masih hidup! dulu kau sudah mati!" kata Nero dengan ekspresi marah.
"Benar, aku masih hidup bersama Rira dan kami berdua pasti akan menghancurkan kalian semua."