Setelah merasa bahwa Lyra mengenal Rira, Nero langsung berpikir bahwa Lyra akan mengincar Rira. Tapi, Nero bertanya-tanya kepada dirinya, "Kenapa dia masih hidup?"
"Neko buka matamu dan cepat cari Rira!" Nero membujuk Neko untuk mencari Rira.
Neko tidak mau membuka matanya meskipun sudah di suruh Nero dan Neko lebih memilih diam. Lyra berhenti berjalan dan melihat ekspresi muka Nero yang begitu ketakutan, hal itu membuat Lyra sangat penasaran bagaimana bisa Nero takut pada Lyra?
"Ya, ekspresi seperti itu yang kusuka darimu Nero," Lyra tersenyum manis.
"Lyra... kenapa kau tahu soal Rira? dan kenapa kau sangat mirip dengan Rira?" Nero memberanikan diri untuk mengatakan hal itu karena sebelumnya ada seseorang yang bertanya kepada Lyra di suatu tempat,
Orang itu hanya bertanya kepada Lyra, "Kenapa kau berbuat seperti ini? apa karenanya?" Namun, pertanyaan itu tidak di jawab oleh Lyra, orang itu sangat yakin penyebab Lyra menjadi seperti ini karena anak itu.
Anak itu selalu bersama Lyra saat dia masih kecil, tapi sekarang Lyra terpisah darinya karena kedua orang tua barunya. Lyra dan anak itu seperti benang merah, saat benang itu di putus maka benang tersebut tidak dapat di sambung kembali.
Artinya, pertemuan Lyra dan anak itu akan sangat sulit karena benang yang terputus akan terbang ke arah berlawanan dengan benang lainnya. Benang yang terbang karena tertiup angin pasti berharap bisa bertemu dengan benang itu.
Sama halnya dengan Lyra yang menginginkan kembali anak itu, tapi tidak bisa karena sesuatu hal atau masalah yang sedang menimpanya. Lyra ingin bertemu dengannya kembali.
Setiap hari, Lyra menatap ke langit yang cerah lalu berpikir soal anak itu. Anak itu sangat cantik dan menawan dengan rambutnya yang bewarna merah dan dia juga memiliki rambut depan untuk menutupi keningnya atau dahinya.
Sayangnya, anak itu di terlantarkan oleh kedua orang tuanya karena sikapnya yang terlalu baik. Orang tuanya berharap kepadanya untuk tidak segan-segan melukai orang lain jika orang lain mengganggunya.
Meskipun masa lalu sangat sulit untuk di lupakan dan berasal dari keluarga yang berbeda, anak itu menemukan Lyra. Mereka berdua selalu bercanda tidak jelas yang penting bisa tertawa.
"Aku akan selalu bersamamu!" Lyra membuat janji kelingking dengan anak itu.
Lyra tidak tahan dengan apa yang orang lain katakan selama dia bisa bertemu dengannya maka dia rela memberikan segalanya untuknya dan jika dia ingin menghancurkan dunia maka Lyra pasti akan menyertakan diri untuk ikut menghancurkan dunia.
Semua orang yang bertanya kepada Lyra dengan kata awalan "Kenapa" maka orang itu akan mati dengan tragis. Namun, saat ini Lyra tidak membunuh Nero.
Lyra menjawab pertanyaan Nero untuk menghormati keberanian-nya, Lyra menjawab bahwa dia dan Rira sama-sama utusan atau lebih tepatnya Lyra adalah Rira dan Rira adalah Lyra.
"Aku tidak mengerti." Nero sedikit bingung.
"Jika kau masih bingung tanya orang lain mengenai asal mula hawrei dan selrei!"
"Maksudmu Lyra, kau adalah hawrei dan Rira adalah selrei begitu?" Nero memperjelas maksud dari Lyra.
"Benar." Lyra menjawabnya dengan terus terang.
Nero tidak percaya apa yang di katakan oleh Lyra karena tidak ada makhluk hidup yang setengah hawrei-selrei. Meskipun ada pasti mereka bukan manusia.
Selrei itu roh dari orang-orang yang sudah meninggal lalu bangkit untuk berbuat kebaikan.
Namun, setelah satu minggu roh itu akan menghilang.
Sedangkan hawrei itu roh dari orang-orang yang sudah meninggal dan bangkit untuk berbuat kejahatan.
Roh itu akan menghilang saat ulang tahun mereka jadi artinya waktu mereka setahun.
Penjelasan singkat hawrei dan selrei.
Tetapi, ada beberapa hawrei dan selrei yang membuat perjanjian dengan iblis dan orang murni supaya mereka bisa hidup selama-lamanya tapi itu hanya berlaku jika pemegang kontrak iblis atau orang murni masih hidup dan jika sudah mati perjanjian itu selesai lalu secara otomatis hawrei atau selrei akan menghilang dan kembali ke tempat mereka.
"Selrei dan hawrei akan menghilang ke tempat asalnya?" tanya Nero,
"Benar, dan tempat asal mereka kau tahu kan, Nero?"
"Selrei ke surga, hawrei ke neraka dan kau Lyra setengah hawrei-selrei tempatmu..."
Lyra langsung menjawab bahwa dia tidak punya tempat untuk pulang, karena hal itu Lyra menyuruh Nero untuk mencari tahu tentang kerajaan sembilan.
Dari semua kerajaan hanya ada satu kerajaan yang sangat susah untuk di masuki atau bahkan tidak bisa di masuki dengan mudah. Banyak rumor menggatakan, jika ada orang yang berhasil menemukan kerajaan sembilan maka orang itu akan menghilang tanpa di ketahui keberadaan orang itu.
Nero menolak permintaan Lyra karena dia bukan bawahan-nya dan Nero dari lubuk hati terdalam memang takut tapi dia sangat membenci Lyra atas apa yang telah dia lakukan di masa lalu.
Lyra tahu Nero membencinya tapi informasi tentang kerajaan sembilan sangat penting bahkan lebih penting dari es krim rasa coklat, vanila, keju, dan bunga pasir.
Tantu saja, Nero tidak akan merendahkan harga dirinya. Nero mempertimbangkan perkataan Lyra dan mengatakan, "Apa ada selai nanas?"
"Tentu ada." Lyra berusaha membujuk Nero untuk mengumpulkan informasi.
"Setuju tapi nanti." Nero sangat suka es krim.
Dan mereka berdua sudah bersiap untuk bertarung. Neko tidak bergerak dan terlihat sangat takut karena dia bergetar. Kemudian, Neko tiba-tiba tersenyum.
"Aku tidak suka membunuh orang, tapi aku melihat kepala mereka pecah lalu hidup lagi." Lyra terlihat sangat fokus kepada Neko.
"Hidup lagi? itu pasti akan menyenangkan dan aku sangat suka jika kau tidak memakai pakaian hitam pekatmu itu." Nero melihat Lyra yang terus fokus kepadanya.
Lyra tersenyum seperti sangat senang dengan alasan yang tidak jelas dan hal itu membuat Nero kesal karena tersenyum kepada Neko bukan-nya kepadanya.
"Aku tersenyum kepada Neko karena dia perempuan, jika aku tersenyum kepadamu nanti kau jatuh hati kepada Rira dan juga jika aku tersenyum manis padamu tidak di bayar juga, kan?"
Wajah Nero sangat merah dan mengatakan "bukan itu maksudnya." dengan uap panas yang keluar dari kedua telinganya. Dan Nero juga bilang, "Tersenyum itu harus gratis jika tidak gratis nanti Dewa salju dingin akan memotong kedua tanganmu!"
Lyra tidak peduli dengan legenda itu karena legenda itu memang nyata karena Lyra pernah bertemu dengan Dewa tersebut di hutan sliklu dari kerajaan ke dua.
"Nero bunuhlah aku sekarang!!" Lyra menyerahkan diri.
Tanpa pikir panjang Lyra mengangkat kedua tangan-nya dan siap untuk di bunuh oleh Nero. Nero tanpa berlama-lama langsung mengeluarkan sihir api yang berbentuk pedang...
Dan berlari lalu melompat setinggi tiga meter, dan melemparkan pedangnya langsung ke arah Lyra.
Dan serangan-nya pun mengenai .....