***
Hey...tayo
Hey...tayo
Dia bis kecil ramah,melaju melambat tayo selalu senang~
Jalan berbelok~
Seorang gadis cantik berjalan riang dengan seragam sekolah dikeluarkan, rambut pendek sebahu dengan kedua sisi di pangkas habis hanya saja tak terlihat, tak lupa jaket levis kesayangannya.
Si gadis yang cantik namun konyol ini sedang menyanyikan lagu yang sedang viral dikalangan warga indonesia, dengan mengikuti perintah lagu itu dengan senang hati iya membelokan diri.
"Heh! ngapain lo jalan sempoyongan gitu, mabok balsem lo?" Tanya si cowok yang notabenya sahabat Citra sendiri.
"Eh, ada si Bra ni liat gue lagi nyanyi sambil praktek dong" balas Citra dengan terus berjalan sempoyongan.
"Astaga, udah gue bilang jangan panggil gue Bra lo kira gue BH apa!" sinis Brayen yang kini mengsejajarkan diri dengan Citra.
"Ya, deh maaf" ucap Citra sambil memasang muka imutnya, Brayen hanya bisa menggelengkan kepalanya sebab kelakuan sahabatnya ini.
"Brayen??"
"Hmm"
"Kenapa Tayo warnanya biru ya?" Tanya Citra dengan wajah polos yang dibuat-buat.
"Citra sayang sahabat gue, ngapain nanyain hal unfaedah kaya gitu sih" gemas Brayen sambil merangkul Citra agar anak itu diam dan berjalan baik.
"Ish..jawab napa"
"Menurut gue sih, biar si Tayo banyak disukain anak kecil kan temenya si tayo warna warni" jawab Brayen secara logis.
"Lo salah Bra..."
"Lah kok salah, emang kenapa kalo warna tayo biru?" Tanya Brayen penasaran.
"Ya, karena kalo Tayo warnanya kuning namanya Tai dong... hahaha. Bye Brayen sayang!!" Jawab Citra cepat dan tertawa tak lupa sebelum berlari ia mencubit pipi Brayen dahulu, sedangkan Brayen terdiam kaku.
"Gila..." lirih Brayen.
***
"OMG!! hamba bosen guys" suara alay si Bra membuat ke tiga orang yang satu meja denganya mendengus kesal.
"Ceilah, malah di judesin gue. TOD kuy?" Tantang Brayen.
"Kuy" dengan serempak ibarat padus ke tiga sahabat yang lain pun menyetujui hingga membuat seisi kantin memandang mereka.
Dengan perlahan botol minuman itu di putar dan tepat berhenti pada arah Daffa.
"Daffa lo kena!! Truth or Dare?" teriak brayen sambil menepuk keras bahu sahabatnya itu akibat terlalu bersemangat.
"Biasa aja dong. Gue Dare aja kan gue cowok macho" jawab Daffa sambil mengusap rambut panjangnya kebelakang, sialnya Daffa memang termasuk siswa tampan walaupun pemalas dan seorang gamers.
"Lo, harus teriak bilang bahwa lo suka sama si Firas. Ayo lakuin!!" Tantang Citra, sekedar info Firas adalah cewek galak di kelas mereka, sudah pasti ini akhir cerita hidup Daffa.
"Anjir lo Cit!! Lo jadiin gue umpan hah! Tega bener sama sahabat lo sendiri" balas Daffa tak terima dengan tawa dari ke tiga sahabanya yang berbahagia.
"Katanya Cowok" sindir Shaka sambil mengangkat sebelah Alisnya.
"Cih Cowok bukan sih loh? Mau a'a Brayen bukain gak celananya biar keliat gitu cewek apa cowoknya" kompor brayen di dukung tawa Citra dan Shaka yang begitu bahagia atas penderitaan Daffa.
"Gue cowok bego!!Fine gue jabanin"
Dengan sigap dan tak sesuai perintah Daffa berjalan ke arah Firas yang hanya beberapa jarak dan berdiri di hadapanya.
"Perhatian!! Guys temen gue mau ngungkapin isi hatinya nih!! Tolong diem dulu ya!!" teriak Citra sambil menunjuk arah Daffa membuat para penghuni kantin seketika terfokus pada pemuda yang kini berjarak sangat dekat dengan sang target.
Lo bisa Daf. Tebelin muka lo, putusin urat malu lo, dan pindahin muka lo ke pantat lo pasti bisa - batin Daffa.
Setidaknya kata kata absurd itulah penyemangat Daffa saat ini atas ulah menakutkan sahabat laknatnya itu.
"BUAT LO FIRAS!! SELAMA INI GUE SUKA SAMA LO BAHKAN DARI AWAL KITA KETEMU..."
Plak.....
Belum sempat menyelesaikan ucapanya. Satu tamparan manis mendarat dipipi kanan Daffa yang putih hingga kini warnanya memerah.
"Lo apa-apaan sih anjir, bikin malu gue tau gak?" Ujar Firas sambil berlalu pergi menjauh dari kerumunan tak lupa menyenggol Daffa sebelum pergi hingga Daffa terhuyun ke samping dengan wajah shock nya itu.
"Bubar-bubar guys...acara topeng monyetnya udahan. Yuk nyet pulang!" Dengan santai Brayen membubarkan para penonton dan diakhiri menggusur kerah baju Daffa dan membawanya kembali ke habitat.
"Hahaha...gila gue kagum banget sama lo Daf" ujar Citra sambil mencubit pipi Dafa yang memerah.
"Anjir sakit Cit...udah di tampar di cubit lagi ehhh ditolak juga"
Tawa dari keempat sahabat itu meledak seketika, ya karena bahagia itu sederhana asalkan kita bisa mensyukuri.
"Yo lanjutt mang!!"
Kini si botol yang telah diputar itu kian melambat dan berakhir tepat menuju Citra. Seringai menjijikan muncul di wajah wajah tampan sahabatnya itu.
"Jijik anjir muka lo pada!! Berasa liat om pedofil. Gue milih Dare ajalah!!" Sinis Citra sambil menatap ke tiga pria tampan di depanya itu.
Dengan semangat Daffa berdiri dari singgasananya dan mengampiri Citra sambil memijit ringan bahu Citra. Diikuti Shaka yang mengipasi Citra bagaikan ratu menggunakan papan menu dan tak lupa si Brayen yang mengasongkan Minum dan makan.
"Sok, baik lo pada. Cepet apa dare gue!" malas Citra dengan menoyor ketiga cowok tersebut.
"Sabar Haji!! marah-marah aja.." cakap Daffa sambil kembali duduk.
"Gue mau lo pacarin si ketua Volly yang so ganteng itu tapi cuma 1 menit. Gimana?" Ujar Daffa sambil bertos ria dengan yang lainya.
"Cih, cuman si Reno doang mah gampang. Orang kemarin dia nembak gue duluan" balas Citra sambil memeletkan lidahnya sebelum pergi.
"Eh..eh...ganti dong gue kan mau bales dendam Cit!!" Kesal Daffa atas sepeninggalan Citra yang kini menghampiri Reno si ketua Volly.
"Hi, Kak No. Boleh gabung gak?" Ujar Citra membuat obrolan Reno beserta sahabatnya terjeda.
"Bo..boleh Cit"
Ya, dari awal Mos Renova Januar menyukai adik mosnya itu Citra Ayuningtyas si gadis penyebab hari akhir mos diriuhkan oleh kejadian baku hantam.
Dengan kode mata para sahabat Reno meninggalkan keduanya. Membuat suasana pas untuk menjalankan misi begitulah pikir Citra.
"Em... Kak aku mau jawab pertanyaan kakak kemarin maaf ya cuma aku read di DM nya" ujar Citra yang menampilkan muka menyesal dan menundukan kepala agar semakin alay.
Akibat percaya diri Reno yang tinggi ia berpikir bahwa Citra malu karena ia tembak kemarin sehingga hanya membaca pesannya saja.
"Kamu mau jadi pacar aku?" Tanya Reno memperjelas dan Citra mengangguk sebagai balasannya.
"Yes, akhirnya di jawab juga. Kamu mau makan apa? Aku bayarin tenang, atau mau minum atau pulangnya jalan-jalan?" tanya Reno sambil mengusap rambutnya ke belakang dengan gaya sok tampannya.
Ngen muntah gue jir- batin Citra.
"Gak usah kak. Aku dah makan sama anak-anak" jawab Citra sambil menunjuk para sahabatnya yang Badmood karena rencana mereka tak sesuai, sebab yang mereka tahu Reno telah memiliki kekasih.
Sambil tersenyum Citra melirik jam tangannya. 15 detik lagi Cit santuy seperti itulah kata hatinya.
"Oh ya, perlu lo tau ya Cit. Gue bener-bener sayang banget sama lo" ujar Reno sambil memegang tangan Citra yang berada di atas meja dengan suara alaynya.
Entah berapa bannyak sumpah serapah yang ia batinkan untuk sang Caru alias pacar baru .
"Yakin sayang? Kalo aku minta sesuatu diturutin gak?" Tanya Citra sambil perlahan menurunkan tangan Reno di tanganya.
"Yakin Cit malah sayang banget dan apapun yang kamu minta pasti aku turutin kok" balas Reno yang kini memegang kembali tangan Citra dan membuat Citra semakin Risih.
"Aku minta putus.."
"Pppftt.. apa??"
Reno yang sedang minum jusnya pun tak sengaja ia tumpahkan untung saja Citra menghindar bisa dikatakan reflek Citra luar biasa.
"Tapi Cit kita baru aja jadian?"
"Katanya sayang dan segala permintaan aku diturutin kok plin-plan sih kak? Berarti gak sayang dong?" Kini gantian Citra yang mengintimidasi si calon Mantan sambil bersidekap dada.
"Tapi kita baru aja jadian berapa detik Citt? Kamu bercanda kan?" Tanya Reno frustasi.
"Stop, pas banget 60 detik sama aja satu menit gimana? Lumayan kan pacaran sama aku 1 menit. Ingat ya kak, jangan kira 1 detik tuh gak berharga, sebab kalo gak ada satu detik gak mungkin ada menit dan seterusnya. Jadi makasih ya udah jadi mantan, tenang gue kenang kok jadi mantan pacar tersingkat hehe..bye mantan" ujar Citra sambil berlalu dan melambaikan tangan.
Namun baru saja 3 langkah Citra membalikan badanya.
"I love you. Anggap aja bonus" teriak Citra sambil memberi kiss bye. Jujur saja Reno hampir saja sesak nafas atas tindakan Citra barusan.
"Gimana darenya lancar kan zeyeng?" Tanya Citra pada Daffa.
"Tapi boleh juga sih, kan sekarang lo udah jadi...."
"Jadi apa?" Tanya Citra sambil mengangkat satu alisnya.
"JANDA!!" Teriakan ketiga cowok itu meledak bersama tawa.
Pletak...
"Gaje anjir..." ucap Citra ditambah bonus pukulan Cinta di jidat masing-masing.
***