***
Telolet~telolet~
Suara Alarm dari handphone seorang gadis menggema di kamarnya. Dengan tidur gaya kodok, rambut ala nyi blorong, air sungai yang mengalir di bantal sungguh jauh dari kata gadis. Kamar berdominan abu dengan dekorasi galaxy.
Tok...tok...tok.....
"Cit...bangun shubuh dulu!!" Suruh Neti bunda Citra.
"Emm...iya bun"
Setelah selesai membangunkan Citra ia kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
"Hoam...Gila!!bantal gue basah, iuhhh kok gue jorok banget dah jadi cewek, gak apa yang penting cantik!" monolog Citra sambil pergi ke kamar mandi dengan tangan menggaruk keteknya.
Setelah selasai Citra menuruni tangga dengan seragam SMA yang baru saja ia jalani.
"Good morning yah..."
"Morning sayang..." balas Embri ayah Citra sambil mengusap anak semata wayangnya itu.
"Nih, dimakan dulu nanti dilanjut ngobrolnya" ucap Bunda sambil menyodorkan nasi goreng buatanya untuk sang suami dan anaknya. Dengan tenang Sang Ayah memimpin doa.
Selesai sarapan keluarga kecil itu berbincang-bincang ringan untuk melepas rindu setelah satu minggu kemarin tak bertemu akibat bisnis ayahnya yang menghalangi.
"Cit, gimana sekolahnya?" Tanya Ayah sambil melihat sang putrinya yang tak begitu semangat untuk berangkat.
"Biasa aja yah, gak ada yang unik malah aku bosen ketemu trio somplak melulu"
"Ayah sama bunda juga bosen loh liat surat panggilan melulu dari sekolah kamu dari SD sampe SMP" canda sang Ayah sambil menyelidik anak gadisnya itu.
"Kan Citra gitu biar ayah sama bunda makin akrab sama guru Citra" jawab Citra sekenannya.
Entah anak siapa dia..
"Cit, ayah sama bunda mau ke London untuk satu bulan biasa urusan pekerjaan, kamu sama bibi ya, inget jangan bandel ayah sama bunda males bulak balik sekolah kamu. Kamu juga udah SMA belajar dewasa, Cit!" ucap bunda yang membuat wajah cerah Citra seketika muram.
"Baru aja ketemu mau pergi lagi, yaudah hati-hati ya.." gumam Citra sambil tersenyum malas.
"Citra pamit Yah, Bun.." sambung Citra sambil berdiri dari posisinya dan mencium pipi kedua orang tuanya untuk berpamitan.

***
Matahari telah menyapa sang bumi, detik telah berubah menjadi menit, menitpun menjadi jam, tetapi cintaku hanya padamu.....ea.
Pagi ini Citra pergi kesekolahnya menggunakan scoopy coklat mokanya yang diberi nama Dodot dengan helm hitam mengkilat, dan percaya diri yang tinggi ia menjalankan motornya.
Pagi ke pagi ku terjebak di dalam ambisi~
Seperti orang-orang berdasi yang gila materi~
Beginilah Citra jika naik motor, menyanyi adalah cara ampuh untuk mengurangi rasa sendiri.
dasar jomblo...
"Dih masih shubuh juga sih buat ke sekolah? Mending jalan dulu ke rumah si Daffa deh" ujar Citra sambil melihat jam dipergelangan tanganya yang baru menunjukan pukul 06.00 Wib.
Sebenarnya rumah Citra, Brayen ,dan Shaka hanya beda komplek saja dengan berjalan kaki pun tak memakan waktu lebih dari 10 menit.
"Daf...Daf..hayu sekull!!" teriakan Citra sambil membuka kaca helmnya.
Pluk...
Selembar roti mendarat dengan pas diatas jok belakang Citra hingga membuatnya langsung menoleh pada si pelaku.
"Berisik! malu gue punya sahabat kaya lo" ujar Daffa dengan tangan kanan memegang roti sedangkan tangan kirinya sibuk mencari game baru untuk di download.
"Dih...marah-marah si om. Mau nebeng apa sendiri?" Tanya Citra sambil memakan roti yang di jok belakangnya.
"Nebeng tangan gue sibuk" jawab Daffa yang kini memakai helmnya sambil menaiki motor Citra.
"Kita samperin yang lain dulu" Tukas Daffa sambil kembali dalam dunia gamenya membuat Citra mendengus dengan pipi tembam oleh roti.
Kini ketiga motor itu saling mendahului dengan diiringi tawa masing-masing pengendara.
"Gue yang mimpin!" teriak Shaka sambil kembali memacu kecepatan motornya melalui 2 motor lainnya.
"Gue aja yang mimpin biar yang jelek dibelakang ketutupin gantengnya gue" ujar Brayen tak mau kalah sambil kembali menyalip Shaka.
Sedangkan Citra hanya menggelengkan kepalanya melihat 2 sahabat cowoknya yang berebut memimpin dan yang ia bonceng sibuk bermain game.
Karena kesal Citra memacu motornya ke samping Brayen hingga membuat Daffa yang tidak berpegangan terkejut dan membuat hpnya hampir terjatuh.
"Lo ap-"
"Berisik lo Daf! mau gue turunin hah?" Sergah Citra yang seketika nyali Daffa menciut.
"Lo Shaka sini samping gue mumpung jalan masih kosong dan gak usah yang mimpin-mimpin muka jelek semua sok pada mau mimpin" ucap Citra pada keduanya yang kini merengut kesal.
Tak terasa kini mereka telah berada di depan gerbang SMA SEBELAS sekolah terbaik ke-2 dikotanya. Dengan posisi tetap sama mereka berhenti di depan gerbang dengan tulisan.
Selamat Datang Di SMA 11.
"Gak kerasa kita udah SMA lagi aja. Perasaan baru aja kita berangkat bareng kaya gini naik sepedah pas ke SD sampe SMP" Tukas Citra sambil melirik sahabat sahabanya di kanan dan kiri.
"Gue harap kita terus gini dan gak akan pernah beda" balas Daffa sambil menepuk pundak Citra dan tersenyum pada dua sahabat lainya.
"Kita bakal selalu bersama" sahut Shaka menatap mereka satu persatu.
"Yo ah masuk, ngalangin jalan kalo gini" kata Brayen merusak suasana haru mereka.
"EH, ADA BANGSAT!!!" Teriak Citra membuat mereka bertiga seketika menoleh pada yang di tunjuk.
***