Chereads / Cewek Limited Edition / Chapter 5 - 4. Sweetheart?

Chapter 5 - 4. Sweetheart?

***

"Hi, perkenalkan nama gue Bhakti Izza Samudra, panggil aja Bhakti" ucap murid baru tersebut membuat sebagian perempuan ber'oh dengan riang.

"Wish, namanya ada Samudra. Sedalam cintaku padamu dong. Eh Btw boleh panggil Sayang gak?" Canda Citra dengan menaik turunkan alisnya hingga membuat semua teman di kelasnya tertawa.

"Boleh kok mau lo panggil sweetheart juga fine-fine aja, apa perlu gue panggil lo sugar" Balas Bhakti yang membuat semua orang cengong.

Sedangkan Citra sibuk dengan pikiran dan hatinya.

Berani banget ni anak baru, tapi ganteng juga sih- batin Citra

Bhakti POV

"Hi, perkenalkan nama gue Bhakti Izza Samudra, panggil aja Bhakti"

"Wish, namanya ada Samudra sedalam cintaku padamu dong. Eh Btw boleh panggil Sayang gak?" Celetuk si Cewek yang menurut gue tomboy lah jangan lupa wajah tengilnya.

"Boleh kok mau lo panggil sweetheart juga fine-fine aja, apa perlu gue panggil lo sugar" Balas gue sambil senyum liat dia yang ngelamun entah mungkin antara ngebatin atau baper.

Author POV

"Sudah-sudah, sekarang Shaka kamu pindah biar Bhakti yang sebangku dengan Citra. Moga aja tuh anak jadi sehat" ujar Bu lilis yang langsung dipatuhi Shaka dan membuat Citra berdiri dengan tangan menggebrak meja.

Brak...

"Gak bisa gitu dong bu, kalo Shaka pindah saya niron sama siapa. Kalo saya ngerjain Pr mau liat ke siapa, apakah ibu mau tanggung jawab" ucap Citra memburu tak lupa tangan di silangkan di depan dada dengan wajah angkuh yang dibuat buat.

"Citra!! Tak sopan sekali kamu. Baik karena saya sedang tak mau berurusan dengan kamu, saya beri pilihan sebangku dengan Bhakti atau Surat panggilan orang tua" Ujar bu Lilis sambil berkaca pinggang pada Citra .

"Yailah bu, meni gak ada diskon ih.., jangan surat panggilan orang tua dong. Gimana kalo Surat Cinta untuk Starla biar enak gitu nih Citra nyanyi ya Ku tul~"

"CUKUP!! Kesabaran ibu. Sekarang cepat pilih" Sentak Mother in class membuat Citra gelagapan menjawab.

"Y...ya udah deh nyerah tapi gimana sama Aka" ucap Citra pasrah.

"Biarin gue sama si Nichol aja didepan" Tukas Shaka dengan gembira karna terbebas dari palakan setiap tugas dan ulangan.

"Yasudah, Bhakti silahkan duduk disamping Citra, ibu harap kamu bisa berteman baik dengannya" ucap bu Lilis pada Bhakti dan dibalas anggukan, dengan berlenggang ia menuju bangku Citra sambil menyeringai kecil.

"Tenang aja gue selalu ranking satu dari TK" bisik Bhakti ketika dihadapan Citra membuat Citra meliriknya sinis.

"Apa lo liat-liat" Ketus Citra ketika tidak sengaja bertemu pandang dengan Bhakti.

"Dih pede banget lo, bucil" jawab Bhakti.

"Apaan tuh bucil, perasaan adanya juga bacil, lo tau gak gue tuh suka.. banget Bacil mang dadang, beuh mantap bener dah rasanya apalagi kalo banyak bumbunya thebest lah pokoknya. E..eh lah kok jadi curhat balik ke pertanyaan awal!!" Sadar Citra.

"BUCIL itu..buntet kecil" Bisikan Bhakti sukses mendapatkan pukulan di daerah perutnya.

"Arghhh...gila lo cewek apa cowok, sih!!" ucap Bhakti sambil meringis.

"LO BILANG GUE BUNTET KECIL, TERUS LO BILANG GUE COWOK, MAKSUD LO APA??. MENTANG MENTANG CARI DUIT, BELIIN ANAK SEMBARANGAN, NGAJAK RIBUT KAMU?" Bentakan Citra sambil mengikuti salah satu iklan permen gelom di tv hingga sukses membuat teman sekelasnya berkumpul mengerubuni pasangan baru tersebut.

maksudnya baru sebangku ..

"E..eh Cit udah-udah baru juga dia masuk sekolah masa pulangnya ke UGD!!" lerai Brayen.

"Dia duluan Bra!" Adu Citra kesal.

"Udah Cit, udah!" Peringatan Shaka hingga Citra melembut.

"Nanti Aka jajanin Es deh gimana. Deal?" Sambung Shaka.

"Oke lah Deal" jawab Citra sambil bersalaman pada Shaka.

"Sip, sekarang lo salaman dulu sama Bhakti liat tuh ampe pegangin perutnya"

"He'em" gumam Citra dengan tak rela ia berbalik menghadap Teman barunya itu

"WOY.." teriak Citra mengejutkan semua orang.

"Yang lembut..Citra pinter!!" kesal Shaka membuat orang orang di kelas tertawa.

"Gue maafin lo!" gumam Citra sambil menyodorkan tangannya.

"Iya, gue minta maaf " gumam Bhakti sambil masih meringis.

"Gimana rasanya?" Bisik brayen pada Bhakti yang masih mengusap ngusap perutnya.

"Ya sakit lah, pake nanya" judes Bhakti membuat Brayen dan Daffa yang berada di sampingnya terkekeh.

"Dih baru juga sekali lah kita tiap hari ye, gak?" Ujar Daffa

"Yoi" balas Brayen sambil merangkul Bhakti yang masih kesal dengan kejadian tadi.

***