Chereads / Cewek Limited Edition / Chapter 4 - 3. Ex-one Minute

Chapter 4 - 3. Ex-one Minute

***

"EH, ADA BANGSAT!!!" Teriak Citra membuat mereka bertiga seketika menoleh pada yang di tunjuk.

"Eh, neng Citra sama gengnya. Tumbenan kesekolah masih pagi gini" tanya Bangsat alias Bang Satpam, si Satpam termuda di SMA 11 orangnya tuh tinggi gagah gak terlalu putih tapi yang penting dia baik. Contohnya pas awal Mos.

Flashback.

Suara nyaring alarm entah kesekian kalinya berbunyi di sebuah kamar, sedangkan si pemilik tak bergeming sama sekali.

Hingga suara gedoran keras mampu membangunkan si gadis pemilik kamar itu.

Dengan gerakan lemas dan mata yang masih terpejam Citra menghampiri pintu kamarnya yang mungkin akan roboh jika tak ia buka secepatnya.

Alangkah terkejutnya pak Rudi satpam dirumah Citra saat melihat Citra yang kini menatap kearahnya, untung saja reflek tubuhnya bagus jika tidak, entah mungkin jidat sang non muda ia getok.

"Ma..maaf non. Tadi ayah non yang suruh. Beliau bilang hari ini hari pertama non Mos"

Bagai nginjek tai kucing Citra terkejut bukan main. Ia lupa bahwa hari ini adalah Mos pertama masuk SMA.

Blam....

Seketika pintu kamar tersebut ditutup membuat pak Rudi memegang dadanya sangking terkejut atas tingkah laku sang majikan mudanya.

"MAKASIH..PAK RUD!!" teriak Citra di dalam kamar hingga membuat Pak Rudi terkejut untuk kedua kalinya, mungkin jika sekali lagi ia terkejut bisa saja ia memenangkan gelas cantik pikir Pak Rudi sambil meninggalkan kamar Citra.

Tanpa pikir panjang Citra segera membuka bajunya lalu melemparkan ke dalam keranjang cucian. Tangan kanannya sibuk menyikat gigi tangan kirinya sibuk membasahi muka dan mengoles sabun cuci muka.

Waktu kini menunjukan pukul 07.12 yang berarti Citra telat selama 12 menit. Dengan gerakan Cepat ia memakai semua perlengkapan Mos dengan rambut kepang 2 dan alat-alat lainya dimasukan diranselnya.

"Tinggal pake parfum beres, langsung cus deh"

Gerakan cepat ia lakukan ketika menuruni tangga ditambah mencomot 2 lembar roti di meja makan.

Setelah selesai di sepatu dan menghabiskan sarapanya Citra dengan segera menaiki motornya padahal pada masa Mos seluruh peserta dilarang membawa motor.

Terserah nanti saja pokoknya.

Sumpah serapah ia dengar saat dijalan, bagaimana tidak dengan kecepatan 60 km ia mengendarai motornya.

"Bu nitip motor ya,nanti pulangnya aku bayar deh!"

Dengan sok kenalnya Citra parkir diwarung belakang sekolahnya dan tanpa persetujuan sang pemilik warung tersebut, membuat si ibu warung terpaksa menganggukan kepalanya sambil bingung atas kejadian tadi.

"Pagi bang Satpam!" sapa Citra sambil menyengir polos.

"Kamu anak Mos? Kok datang terlambat?" Tanya Bang Satpam sambil memperhatikan pakaian Citra.

"Iya nih Bang kesiangan. Masukin ya bang?? Pliss ini pertama saya Mos. Entar saya teraktir deh janji" Mohon Citra sambil merapatkan kedua tanganya layaknya pengemis bagaimana tidak iba melihat seorang gadis berkuncir 2 dengan wajah yang menyedihkan.

"Yaudah saya Izinkan kamu masuk tapi besok besok jangan begini lagi ya?"

"Ok bang, makasih ntar pulangnya aku kesini samperin Bangsat deh, eh maksudnya Bang satpam" ucap Citra sambil riang gembira memasuki area sekolah.

Tapi nasibnya tak sebagus itu karena akhirnya ia di hukum ketika terciduk sedang mengendap ngendap memasuki kelas, tak ayal hukuman yang diberikan yaitu memperbaiki sepatu kakak kelasnya yang copot akibat mengejar Citra yang hendak kabur saat tertangkap basah.

Dengan senyum terpaksa Citra berikan pada sang kakak osis.

"Sabar Cit hari pertama jangan banyak tingkah inget pesen ayah bunda"

Itulah kata terakhir dari Citra dalam hati untuk menutup flashback ini.

"Iya bang, mumpung ad nit ih dikit"

"Sok atuh sing rajin, jangan bolos wae"

"Ah si abang bisa aja, sumuhun atuh ku abdi dikantunkeun"

"Lah malah ikutan nyunda si neng Citra mah aya-aya wae" jawab Bangsat sambil menggelengkan kepala melihat ke-3 motor itu masuk bersamaan.

***

Kring....

Tak terasa bel istirahat telah berbunyi.

"Jirr...untung Jamkos jadi gue bisa tidur deh" gumam Citra sambil merenggangkan tubuhnya.

"Oy cit, ngantin kuy" ucap Daffa sambil memegang perutnya.

"Kuy" balas Citra dengan serempak ke-4 sahabat itu berdiri meninggalkan kelas, beberapa siswa siswi disana terkagum atas persahabatan mereka yang memang sejak dulu selalu kompak.

Citra duduk anteng ditengah, tanganya sudah siap memainkan garfu dan sendok untuk ia mainkan diatas meja.

"Bra, pesenin bakso dong!" pinta Citra dengan puppy eyes yang mirip sekali dengan anak anjing.

"Cih, jijik gue. Pake panggil Bra lagi, heh lo berdua mau apa" tunjuk brayen pada Daffa dan Shaka.

"Biar cepet, samain aja minumnya teh manis!" ucap Shaka si cowok normal dan paling pintar diantara ketiganya.

"Yes!! di terakti Aka" ujar Citra dengan meloncat-loncat sedangkan yang di sebutkan namanya hanya pasrah akan nasibnya itu.

"Yaudah gue traktir kalian, tapi cuma baksok sama air minum doang kalaupun nambah bayar sendiri" Tukas Shaka dengan suara agak iklasnya.

"Yes! nah gini dong namanya sahabat bisa membahagiakan gak kaya si cewek jadi-jadian ini ngerepotin aja" ujar Daffa sambil melirik Citra yang menatapnya terharu.

"Kalian bisa aja buat gue baper" ujar Citra yang membuat ketiganya berteriak kesal.

"SETRES!!"

"Eh Cit, tuh ada si Reno baperin gih" suruh Shaka.

"Mana-mana??" Tanya Citra sambil melihat ke sekelilingnya.

"Oh, ok tapi kalo dia baper lo teraktir gue cimol deal?" tantang citra dengan angkuh.

"Cih..biasanya juga gak pake nantang tinggal minta gue kasih deh. Deal" jawab Shaka, sedangkan Daffa si manusia game anteng dengan PUBG nya.

Dengan ceria Citra mendekat ke arah sang mantan satu menitnya.

"Hi, Kak ren dah lama gak ketemu" sapa Citra dengan senyum semanis gula jawa.

"E..eh Citra, iya dah lama gak ketemu ya" jawab Reno gugup.

Dengan tak tahu malu Citra duduk di samping Reno yang membuat Reno begitu gugup.

"Kak Ren boleh nanya gak?"

"Boleh cit, emang mau nanya apa?"

"Kak lo tau gak mobil, mobil apa yang bikin sesek?"

"Mungkin mobil yang gak ada ACnya kan jadi sesek orang yang didalem"

"Lo salah, kak"

"Lah terus apa dong"

"Yang bener, MOBILang cinta tapi bukan pacar~bilang tidak ya~bilang tidak ya~"Jawab Citra dengan meniru Lagu dari Al Ghazali dan sukses membuat Reno salah tingkah sebab banyak orang yang melihat interaksi mereka akibat nyanyian Citra yang lumayan keras .

"Bisa aja, emm gue cabut ya.." pamit Reno agar tidak ada penyakit baper berkelanjutan.

"Eh..kak tunggu!!" Sergah Citra sukses membuat Reno berbalik lagi

"Iya Cit?"

"Tuh handphone lo dimeja kelupaan"

"Oh, iya thanks Cit!"

"Mau kemana sih buru-buru amat. Handphone aja sampe lupa, kalo sama mantan lupa gak, gimana?" Ujar Citra sambil menaik turunkan alisnya dan membuat Reno malu dan melanjutkan langsung pergi.

Citra pergi kembali ke tempat asalnya dengan senyum mengembang.

Lo kira mahluk alus..

"Bener-bener Raja Gembel lo, Cit!" ucap Daffa sambil menepuk bahu Citra.

"Gombal bego!" Revisi Citra sambil memakan baksonya.

"Denger-denger bakal ada murid baru ya" ucap Brayen membuka obrolan.

"Iya nanti beres istirahat masuk dan tepatnya sekelas sama kita" jawab Shaka sedangkan Citra dan Daffa masih sibuk makan bakso dengan sesekali silih mencuri bakso yang lain .

"Pindah kenapa ya?"tanya Brayen penasaran.

"Kepo banget lo kaya Dora" Sarkas Daffa acuh membuat Brayen mencebikan bibirnya.

***

Seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan dada bidang kulit kuning langsat yang khas berjalan menuju XI Mipa 3 dengan didamping wali kelas dari kelas tersebut Bu Lilis Rap.

*Kenapa nama belakangnya Rap? Karena dalam menerangkan pelajaran gaya bicaranya lebih cepat dari pada cinta pandangan pertama asixque.

Dengan gaya coolnya cowok itu masuk melalui pintu.

masa hati:(

"Anak-anak!!" ucap Bu Lilis membuat para anak didiknya seketika memperhatikan.

"Iya ibu-ibu" jawab Citra Ayuningtyas dengan wajah tengilnya hingga terdengar helaan nafas kasar dari bu Lilis.

"Baik, jadi ada siswa baru di kelas kita ibu harap kalian bisa. berteman baik denganya silahkan nak, perkenalkan dirimu" tunjuk Bu Lilis pada si anak baru.

"Hi, perkenalkan nama gue-"

***