Chereads / UNWANTED WIFE : BUKAN ISTRI PILIHAN / Chapter 25 - Bab 25 - Pembalasan Sabrina

Chapter 25 - Bab 25 - Pembalasan Sabrina

Mahesa segera pergi menyusul Sabrina untuk meminta maaf, pintu lift terbuka Mahesa segera berlari dan menahan lift tersebut. Kini mereka berdua sudah ada di dalam lift yang sama. Hanya keheningan yang ada di antara mereka, sementara Mahesa semakin salah tingkah di buatnya.

"Sabrina, maafkan aku. Aku tak bermaksud seperti itu padamu" seru Mahesa.

"Iya tuan, tidak apa-apa" sahut Sabrina lirih sambil menundukkan kepalanya.

"Sabrina, aku mohon jangan marah padaku"

"Aku sama sekali tidak marah, anda tenang saja tuan"

Ting...

Pintu lift terbuka, Sabrina segera keluar terlebih dahulu dan bergegas menuju meja kerjanya. Sementara Mahesa mengekori Sabrina di belakangnya. Sesampainya di meja kerjanya, Sabrina segera mengecek berkas-berkas yang harus ia kirim ke klien mereka. Mahesa tertegun menatap Sabrina, sementara Sabrina tak menghiraukannya. Mahesa menghela nafas dan langsung masuk ke dalam ruangannya, ia tidak menyangka jika Sabrina akan bereaksi semarah ini. Mahesa merebahkan tubuhnya di atas sofa, ia sangat menyesali perbuatannya terlebih lagi Sabrina sudah sangat baik dengannya.

"Bodoh sekali kau, Mahesa" gumam Mahesa kesal.

Mahesa memutuskan untuk tidur sejenak, 1 jam berselang Sabrina mencoba untuk membangun kan Mahesa dari tidurnya. Mahesa tersentak kaget ketika membuka mata langsung di hadapkan dengan dada Sabrina yang membusung sangat indah.

"Tuan, kenapa anda malah tidur" seru Sabrina.

Mahesa meraih tangan Sabrina. "Sabrina, aku mohon maafkan aku" seru Mahesa lirih.

Sabrina tersenyum. "Tidak apa-apa pak, tidak ada yang perlu di maafkan. Hanya saja aku sedikit terkejut ketika anda melakukannya. Karena area tersebut banyak sekali cctv yang memantau" ujar Sabrina.

Mahesa mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, ia sangat bodoh kenapa tidak sampai terpikirkan hal itu.

"Astaga, aku benar-benar bodoh. Jadi kau tidak marah padaku kan?" seru Mahesa.

Sabrina mendekatkan wajahnya ke hadapan wajah Mahesa, sementara kedua dadanya sudah menempel di dada Mahesa. Dan hal itu membuat benda yang berada di pusat miliknya merangsak ingin di keluarkan.

"Tentu saja tidak, aku tidak akan pernah marah dengan tuan ku sendiri" ujar Sabrina yang langsung mengecup bibir Mahesa dengan lembut.

Mahesa terkejut dan langsung membalasa kecupan Sabrina dengan liar. Sabrina mulai meremas bagian pusat Mahesa, dan hal itu membuat Mahesa sedikit mengerang. Namun seketika Sabrina menghentikan permainannya dan bergegas keluar dari ruangan Mahesa.

"Sabrina, come on" ujar Mahesa.

"Maafkan saya tuan, tak seharusnya saya berbuat seperti itu" sahut Sabrina.

Mahesa mendengus pelan, ia merasa sangat gila di buat oleh Sabrina. Padahal ia ingin sekali menikmati surga dunia bersama Sabrina.

"Astaga Sabrina, kau membuat ku gila, aku akan mengatur waktu untuk bisa menikmatinya dengan mu" seru Mahesa lirih.

Mahesa segera bergegas menuju kamar mandi untuk melakukan oral seks yang sudah di buat tanggung oleh Sabrina. Sementara itu di lain tempat, Sabrina merasa puas karena sudah mengerjai boss nya. Kali ini ia akan lebih banyak mengerjai boss nya yang sudah seenaknya menciumnya di tempat umum.

"Kena kau Mahesa, aku tidak akan membiarkan mu seliar itu padaku" gumam Sabrina dalam hati.

Sabrina kembali melanjutkan pekerjaannya dan memeriksa berkas yang harus di tanda tangani oleh Mahesa. Setelah itu ia akan ijin untuk pulang cepat karena hari ini Sabrina akan menjemput kedua orang tuanya yang baru datang dari luar kota.