=Arlan POV=
Aku sangat menikmati jamuan beliau, namun perhatianku sedikit teralihkan dengan sikap ajudan Presiden yang sangat mencurigakan. Dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Beberapa kali aku memergokinya sedang melirik tuan Hadiyaksa lalu mengalihkan pandangan ke tempat yang lain.
"Apakah semuanya baik-baik saja, Dann?" tanyaku.
Dia sedikit terkejut karena terlalu fokus dengan dirinya sendiri.
"Iya, semuanya aman," jawabnya. Dia tersenyum kaku padaku.
Aku mencoba untuk tidak berprasangka, kembali kuedarkan pandangan ke seluruh ruangan.
"Permisi, Tuan. Bisakah aku memakai toilrt anda?" tanya Dann disela obrolan kami dengan tuan Hadiyaksa.
"Tentu. Disebelah sana," jawab tuan Hadiyaksa seraya menunjuk ke salah satu ruangan di sudut bangunan.
Aku mengikuti arah tangan beliau, sangat ingin mengetahui ada apa sebenarnya dengan Ajudan Ge yang mendadak aneh.