Gia : "Tunggu sebentar , ada satu hal yang mengganjal dipikiranku"
Ita : " apa ?"
Gia : " Tadi kamu bilang kakek Dito bankir , pemilik perusahaan real estate dan pemilik perusahaan tambang , terus kakek buyutnya saudagar biji kopi ... kenapa kakek Dito gak meneruskan jualan biji kopi aja ?"
Ita : " Setelah banyaknya negara-negara di Asia khususnya bagian tenggara merdeka pedagang biji kopi dieropa semakin banyak , serta banyak masyarakat eropa yang mengalami krisis akibat perang yang tak berkesudahan , membaca peluang tersebut kakek Dito mendirikan sebuah bank perkreditan dimana modal awal peminjaman berasal dari uang sakunya sendiri yang jumlahnya cukup fantastis saat itu. Usahanya semakin berkembang dari yang awalnya bank perkreditan itu digarasi rumah mereka kantornya lalu berpindah ke sebuah ruko ditengah kota dan sekarang gaungnya dimana-mana .
Gia : "Apakah masih ada keluarga dari Ayah Dito yang menjual biji kopi"
