"Kamu yakin mau pergi hari ini ?" . Aku menatap lelaki yang tengah mengenakan sepatunya dikursi ruang tengah . Rama sudah mengenakan seragam loreng kebanggaannya , bersamaan tas ransel juga ia kenakan dipunggung . "Negara telah memanggilku kembali untuk mengabdi ,Gya" . Ia menyelesaikan ikatan sepatunya lalu bergegas bangkit dari kursi . "Aku tak bisa menolak panggilan ini, sayangku" . Mendengar kalimatnya membuatku sedih ,aku memasang raut cemberut sembari menatap lelaki itu . "Aku belum siap ditinggal lagi sama kamu !" .
Rama tersenyum lebar , tangannya meraih rambutku dan mengacaknya pelan . "kemarilah dan peluk ksatriamu ini haha.." . Aku menatapnya dengan memelas . Rama terlihat semakin merekahkan senyuman . "Sini..sini , sayang !" . Lelaki itu mendekatkan tubuhnya , memelukku erat . "Tenang , aku akan segera kembali dan kita akan menikah !" .
"Tapi janji besok kalo ada cuti harus ke Semarang ya , nanti aku jemput dibandara " . Aku mencoba bernegosiasi dengan Rama . Lelaki itu melonggarkan pelukannya ,memegang kedua lenganku lalu tersenyum . "Iya bawel haha " . Tak lupa ia mengakhiri kalimatnya dengan cubitan manja yang mendarat dipipi kiriku.
"Okey , aku harus berangkat... da.. " . Rama berjalan menuju pintu keluar rumahku.
"Kamu gak mau ak antar ke bandara , Ram ?" . aku mencoba menahannya lagi .
Lelaki itu tersenyum . "Enggak , aku mau lihat kamu nangis kalo ngantar nanti "
Dengan perasaan sedikit kecewa . "Oke deh " . Serta diakhiri dengan hempasan nafas kuat.
Perlahan lelaki berseragam itu melangkah pergi hingga tas ransel yang berada dipundaknya tak terlihat lagi. Sedih ,itu hal pertama yang aku rasakan ,jika saat itu pernikahan berlangsung pasti hari ini Rama sudah memboyongku ikut bersamanya . Namun hal tersebut justru memupuk semangatku untuk menyelesaikan semua masalah ini .
Aku bergegas menuju kamarku dan langsung menghubungi Ita . Aku berencana mengundang Ita berkunjung ke rumah . Hari ini aku ingin memecahkan pot terakhir yang sempat aku sembunyikan dari Rama. Aku berharap didalam pot ini terdapat petunjuk yang dapat menuntunku bertemu dengan Adi . Mengapa demikian ? karena aku mengakhiri semua masalah ini dengan mendengar menjelasan Adi sekaligus meminta pertanggung jawabannya atas Arlin . Adi adalah awal masalah dari masalah yang tidak berkesudahan ini . Bahkan almarhum Dito juga menghendaki untuk mencari Adi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Sembari menunggu Ita aku menyiapkan pot untuk mengganti pot tanaman hias yang akan dipecahkan nantinya . Tak lupa aku juga menyiapkan sebuah tas ransel besar untuk membawa barang-barang yang berguna dalam misi ini . Tas ransel tersebut berisi beberapa pakaian , mini kamera , bahkan drone , serta alat pengeras suara.
Disela-sela aku menyiapkan barang , Ita datang membawa sekotak kue brownies . "Gya , aku bawain brownies nih " . Perempuan itu langsung masuk kamarku tanpa permisi dan duduk diatas kasurku . "Eh ... itu buat apaan ?" . Ita kebingungan melihatku yang sedang menyiapkan drone untuk dimasukan kedalam ransel.
"Besok kita brangkat ke Jakarta !" . Jawabku singkat .
Ita sedang mengunyah sepotong brownies itu seketika tersedak saat mendengar jawabanku . "uhuk.. uhuk... aku gak salah dengar , Gya ?" .
"Iya kamu gak salah dengar , aku mau menyelesaikan masalah ini biar aku bisa nikah , tau !"
"Terus kenapa harus ke Jakarta ?" .
"Ta , Almarhum Dito , Rama bahkan Rey mereka semua bersekolah di salah satu SMA di Jakarta dan di sanalah kisah cinta Arlin dan Dito juga dimulai bahkan diakhiri dengan kemahilan Arlin yang berselingkuh dengan Adi"
"Adi ?" . "Siapa itu ?" . Ita baru kali pertama mendengar tentang Adi .
"Adi adalah ketua OSIS di SMA mereka dimana Arlin dulu sempat menjalin asmara di belakang Dito" .
"Apa hubungannya Adi dengan semua ini ?"
Aku menjentikkan jari ke arah Ita . "Pertanyaan yang bagus , tapi sebelum itu tolong ambilkan pot tanaman hias didalam lemari kesini dong !" . Ita segera menuruti permintaanku dan membawa pot tanaman hias tersebut kehadapanku. Setelah menerima pot itu tanpa pikir panjang langsung aku memecahkan pot itu . "Ahhh ... kok dipecahin ?" . "Sayang tanaman hiasnya bagus malah dirusak !" .
Aku malah justru tersenyum sembari mengambil kotak kaca yang masih tertutup tanah . "Apa itu , Gya ?" . Ita semakin dibuat kebingungan dengan apa yang sedang ia lihat saat ini .
"Ini petunjuk , Ta "
"Maksudnya ?" .
"Gini aku jelasin , jadi dulu almarhum Dito sering banget ngirim hadiah yang berupa tanaman hias dan aku gak pernah tau kalo didalamnya ada kotak kaca yang berisikan surat tentang apa yang Dito gak bisa ceritakan secara langsung seperti tentang Arlin"
"Wah... aku juga gak ngebayangin didalam pot itu ada surat , terus gimana kamu bisa tau , Gya ?"
"Jadi kemarin adikku enggak sengaja nyenggol salah satu tanaman hias yang kebetulan tanaman hias itu merupakan tanaman hias yang pertama kali Dito berikan dan ternyata didalamnya terdapat kotak kaca yang berisikan surat tersebut , Ta " .
"Terus apa hubunganya sama masalah ini ?" .
"Setelah pot pertama dihancurin pot ke 2 sampai ke 5 sesuai urutan yang almarhum kasih ke aku semua ada suratnya dan semua isinya ngebahas soal Arlin dan semua masalah ini cuma Rama kemarin ambil semua surat-surat itu "
"Rama juga tau ?"
"Iya , pada saat kejadian pot itu pecah Rama ada disana dan dia bersikeras untuk memecahkan semua pot yang totalnya ada 13 pot dirak tanaman hias "
"Terus pot ini pot yang nomer berapa ?" .
"Ini pot terakhir dan aku sudah Rama saat itu , Ta "
"Ohh iya kenapa kamu bisa tau mana pot tanaman hias yang Dito kasih pertama kali , Gya ?"
"Iya karena aku selalu menaruh pot tanaman hias itu sesuai urutan yang Dito kasih dari pot pertama hingga terakhir "
"Jadi begitu "
"Okee ayo kita baca surat terakhir dari almarhum Dito ini !"
***
Dear Kesayangku, Gya
Hari ini aku dapat alamatnya Adi , tetapi aku masih belum yakin apakah dia akan menetap dialamat tersebut dalam waktu yang lama atau akan berpindah kembali . Terakhir kali aku menemukan alamatnya dan aku mencoba mencari alamat tersebut ternyata pemilik rumahnya sudah berganti.
Aku belum begitu yakin dengan alamat yang aku temukan ini sehingga hanya ku tulis didalam buku di laci kamarku. Adi sengaja berpindah rumah karena dia menghindari beberapa kreditur yang ingin menagih hutang ayahnya , seperti yang sudah aku ceritakan di suratku sebelumnya bahwa keluarga Adi terlilit hutang setelah restauran ayahnya mengalami kebangkrutan .
Aku ingin sekali menyelesaikan ini secepatnya namun pekerjaanku tak mendukungnya . Jam terbang yang aku dapat semakin bertambah dan juga waktu untuk bertemu denganmu semakin berkurang . Aku tak tau harus berkata apa lagi karena sudah terlalu sering aku meminta maaf padamu Gya . Aku harap kamu dapat memahamiku kali ini .
I love you , see you soon
Dito Nasution .
***
"Wah , romantis banget sepupuku ternyata haha.." . Reaksi Ita ternyata diluar dugaanku . Dirinya justru malah mengagumi sikap Dito yang membuat teka-teki seperti ini .
"Aku sudah memesankan dua tiket pesawat untuk ke Jakarta besok pagi , jadi kita besok berangkat pukul 9 pagi "
"Ohh jadi ternyata kau sudah menyiapkan ini semua , pantas saja kau menyuruhku membawa baju "
"Maaf , Ta tapi aku sudah gak sabar buat jadi detektif untuk memecahkan masalah ini dan tenang aku sudah minta ijin ke mami mu buat perjalanan kita ini "
"Curang !" . "Kau sengaja mau menjebakku ya , Gya ?"
"Ets... kau sendiri yang memaksa ikut sebelumnya kan ?"
"Oke.. oke ... baiklah, Gya "