Hari itu cuacanya sedang dingin, angin berhembus dengan kencang yang mengakibatkan rambut Gabby menjadi acak-acak an. Seperti biasa, Gabby menunggu Michael di halaman belakang sekolah untuk mengambil jatah makan siangnya.
5 menit
9 menit
12 menit
Dimana sih anak itu, gumam Gabby. Dia menggerak-gerakkan kakinya dengan perasaan tidak tenang. Bukan Gabby tidak mau memakan hasil masakan ibunya, hanya saja masakan yang ada di tepak makan Michael rasanya jauh lebih enak.
Setelah 15 menit berlalu tidak ada tanda-tanda kedatangan Michael, Gabby memutuskan untuk memakan bekalnya sendiri.
--
"Michael! Nih makanan buat kamu." Seru Elizabeth, "Oh ya! Ini juga ada roti kukus, tadi aku mampir ke supermarket dulu sebelum ke sini."
Mendengar suara Elizabeth membuat Michael merasa kenyang seketika.
Awalnya, Michael ingin beli makanan di kantin lalu membawanya ke lapangan belakang sekolah. Bukan untuk menghabiskan jam istirahat bersama Gabby, hanya saja lapangan belakang sekolah itu adalah satu-satunya zona nyaman Michael di sekolah.
"Makasih." Jawab Michael singkat sambil mengambil makanan yang disodorkan oleh teman kelasnya itu.
Saat Michael ingin keluar kelas dan membawa makanannya, Elizabeth menahan pergelangan tangannya. "Makan disini dong! Aku mau tanya pendapatmu tentang masakanku."
--
Setelah menyelesaikan makannya, Gabby langsung menuju kelasnya dan mendapati bangkunya sedang di duduki oleh Elizabeth dan disampingnya Michael terlihat tidak nyaman. Sesekali Michael menghindari tatapan perempuan itu.
Oh, jadi ini alasan kenapa dia gak makan bareng aku? Gumam Gabby. Dia merasa ada perasaan jelek yang tumbuh di dalam tubuhnya, perasaan itu semakin bertambah saat Elizabeth memegang lengan Michael.
Gabby melangkahkan kakinya mendekati meja tempat dimana mereka sedang berbicara, dan tidak sengaja mendengarkan percakapan mereka.
"Gimana rasa masakanku hari ini, Michael?" tanya Elizabeth sambil memainkan ujung lengan baju sekolah Michael.
"Enak." jawab Michael singkat.
Melihat Gabby berjalan mendekat, Elizabeth langsung berdiri dari kursi Gabby, berjalan ke arahnya dan berbisik, "Awas sampai kamu rebut Michael dari aku."
Mata Gabby terbelalak kaget mendengar perkataan Elizabeth, belum sempat Gabby membalas ancamannya, dia melihat Elizabeth sudah berjalan kembali ke kursinya sambil mengibaskan rambut panjangnya.
Gabby mengedipkan matanya berkali-kali, seakan-akan tidak percaya apa yang tadi didengarnya, lalu duduk dan menyeret kursinya agak menjauh dari Michael.
"Apaan sih cewekmu itu maunya, ya kali aku mau sama kamu!" ucap Gabby sambil melihat ke arah Michael, "Lagian ngapain kamu makan makanan dari dia?"
"Wah, udah gila ya? Dia itu bukan cewekku!" Tukas Michael kesal. "Kenapa? Kamu cemburu ya tadi Elizabeth kasih aku makan siang?"
"Eh, yang ada itu kamu yang sudah gila! Ngapain coba aku cemburu sama kamu?! Kurang kerjaan banget." Bantah Gabby sambil menggebrak meja yang mengakibatkan seisi kelas melihat ke arah mereka.
"Sudah, ah. Males aku ribut sama kamu. Buang-buang waktu aja." balas Michael dengan suara bergetar. Entah kenapa melihat Gabby marah membuat Michael sedikit merasa takut.
"Siapa juga yang mau ribut sama kamu." Gabby memutar bola matanya, lalu memalingkan pandangannya dari wajah Michael.
--
Orangtua Gabby selalu sibuk bekerja, kadang di hari Sabtu dan Minggu pun mereka akan membawa pekerjaannya ke rumah. Hal itu menyebabkan Gabby sering berada di luar rumah, kadang bersama teman-temannya bermain basket atau berjalan mengelilingi perumahan bersama Nara.
Akhir-akhir ini Gabby merasa kalau temannya itu hanya Nara, karena hampir semua temannya tidak dapat meluangkan waktu mereka untuk bersama Gabby. Dia sempat berpikir untuk mencari teman baru, tapi hanya saja jiwa anti sosialnya terlalu besar untuk membantunya memiliki banyak teman.
Matahari mulai tenggelam yang mengakibatkan Gabby menarik tali Nara untuk berjalan ke arah rumah mereka, dari kejauhan dia dapat melihat pagar rumah Michael yang berada tepat di sebelah rumahnya.
Melihat pagar rumah Michael membuat Gabby teringat kejadian kemarin siang di sekolah. Ha... bisa-bisanya orang bodoh itu berpikir kalau aku cemburu, gerutu Gabby dalam hati.
Gabby berpikir, nggak mungkin laki-laki seperti Michael dapat membuatnya cemburu, melihat mukanya saja Gabby ingin tertawa mengejeknya.
Karena merasa kesal, tanpa berpikir dua kali Gabby berjalan ke depan rumah Michael dan berusaha melihat ke dalam. Tidak ada siapa-siapa pikir Gabby. Saat dia melihat ke samping, Gabby melihat ada batu sebesar kepalan tangannya yang mengakibatkan tumbuh senyuman jahat di wajah perempuan itu.
Makanya jangan macem-macem sama aku. Pikir Gabby.