Mendengar perkataan Gabby seharusnya membuat Michael merasa tersinggung, tapi entah kenapa dia merasa pipinya menjadi panas. Michael melihat ke arah Gabby dan mendapati Gabby sudah melihatnya dari tadi, warna merah muda menghiasi wajahnya.
"Eh, dengerin ya, pergi sekarang sebelum kesabaranku habis!" Felix memajukkan dagunya ke arah pintu keluar.
Gabby tertawa keras mendengar perkataan Felix, maju satu langkah, dan berkata dengan nada dingin, "Yang ada itu, kamu biarkan Michael pergi sebelum aku mematahkan tanganmu."
Sekelompok remaja itu saling melihat satu sama lain dan tertawa, "Mematahkan apanya? Tanganmu itu sekecil lidi tahu..."
Belum selesai berbicara Gabby langsung melayangkan tendangannya ke perut Felix, tendangannya mengenai ulu hatinya yang menyebabkan Felix jatuh tersungkur sambil memegang perutnya.
Saat berada di rumah, Gabby sering melihat video teknik pertahanan diri untuk berjaga-jaga. Setelah melihat video-video itu Gabby langsung mengikuti gerakan yang ditampilkan dalam video itu, meskipun lawannya adalah boneka beruang besar pemberian ayahnya saat dia berusia tiga belas tahun.
Felix meringis kesakitan di lantai kamar mandi yang mengakibatkan Gabby bertepuk tangan dua kali dan melihat ke arah teman-teman Felix dan berkata, "Jadi, siapa yang mau maju lagi?"
Saat salah satu dari mereka ingin maju tapi tangan Felix menghentikannya, lalu laki-laki itu membantu Felix berdiri. Muka Felix berwarna merah menahan sakit, "Sudah kita biarkan saja dulu, aku memang sengaja membiarkannya menang."
Gabby memutar bola matanya saat mendengar kalimat itu.
Sekelompok remaja tadi meninggalkan Gabby dan Michael sendirian di kamar mandi. Gabby melihat ke arah Michael yang masih terlihat ketakutan, menarik tangannya dan bertanya, "Hey, apa kamu baik-baik saja?"
Michael menggelengkan kepalanya, "Makasih ya."
"Hm." Lega mendengar jawaban Michael, Gabby memutar balik badannya, dan ingin berjalan kembali ke kelasnya
Tiba-tiba Michael menarik pergelangan tangan Gabby, "Mau kemana?"
"Ke kelas lah! Habis gini bel masuk." Sahut Gabby sambil melepas tangan Michael dari pergelangan tangannya.
Melihat Gabby berusaha melepas pegangan tangannya membuat Michael mengeratkan pegangannya, mukanya memerah lalu berkata, "Ke kantin sebentar ya, aku mau membelikanmu makanan," sadar permintaannya terlalu berlebihan, Michael menambahkan, "Sebagai rasa terima kasih!"
Gabby terdiam sebentar lalu menganggukan kepalanya. Michael tersenyum mendengar jawaban Gabby lalu melepaskan pegangan tangannya.
--
Selama perjalanan ke kantin, Michael tidak bisa berhenti memikirkan betapa kerennya tadi Gabby terlihat di mata Michael. Mata Michael melirik ke arah tempat Gabby berdiri dan segera memalingkan pandangannya saat Gabby menyadarinya.
"Apa lihat-lihat?!" tanya Gabby sambil mengerutkan dahinya.
Michael tidak menjawabnya lalu berjalan lebih cepat meninggalkan Gabby.
Sesampainya di kantin, Michael menyuruh Gabby untuk duduk dan membiarkan Michael membeli makanan. Michael memesan nasi goreng dan es teh lalu duduk di depan Gabby.
"Makasih ya tadi kamu sudah bantuin aku." Ucap Michael, dia berharap bunyi detak jantungnya tidak terdengar oleh Gabby.
"Hm, lagian kamu cowok kok gak berani ngelawan balik. Coba kalau tadi aku gak liat, mungkin kamu sekarang sudah di rumah sakit!" Balas Gabby dengan kesal.
Michael hanya tersenyum kecil ke arah Gabby dan tiba-tiba teringat sesuatu, "Hey, kamu belum minta maaf ke aku lho tentang jendela di rumahku." Goda Michael
Mengingat hal tersebut membuat Gabby menghembuskan nafas kecil, "Ah, ya tentang itu. Menurutku aku gak salah." Ketus Gabby sambil melipat tangannya di dadanya.
Mendengar jawaban Gabby membuat Michael tertawa keras, "Terserah kamu."
Tidak lama kemudian, pesanan Michael datang di meja mereka. Melihat hanya ada satu piring dan satu gelas membuat Gabby penasaran, "Punyamu mana?"
Michael membuang mukanya dan menjawab, "Aku sudah kenyang, kamu makan aja."
Gabby mengambil piringnya lalu menghirup bau nasi goreng di hadapannya dan berusaha untuk tidak mengeluarkan air liur.
"Hah! Pantes aja tubuhmu isinya cuman tulang, gak ada lemaknya sama sekali." Ejek Gabby sambil menunjukkan lidahnya.