"Bu, Caca ngantuk. Ayo kita pulang sekarang." Seru anak itu sehabis mengelap air matanya.
Wanita itu menganggukan kepalanya lalu memegang tangan kecil Caca dan berjalan ke pintu keluar. Anak itu menoleh sebentar lalu melihat Michael dan Gabby yang sedang berdiri di atas panggung untuk foto bersama.
--
Perut Gabby dari tadi tidak bisa berhenti untuk berbunyi. Jangan salahkan dia, festival tadi mulai jam lima sore dan sekarang sudah jam sembilan malam. Karena terlalu gugup perempuan itu tidak sempat untuk makan kue yang disediakan di belakang panggung.
Setelah mendengar protes dari anaknya, Daniel memutuskan untuk mengajak keluarganya untuk makan malam di luar. Matanya terbelalak kaget saat mendengar istrinya mengajak Michael.
"Michael, ayo kita makan bersama diluar!" Ajak Agnes dengan antusias.
Daniel yang sedang memesan tempat duduk di restauran langsung berhenti berbicara sejenak. Dia kembali meneruskan teleponnya saat Agnes memberinya tatapan yang mengancam.
Setelah semuanya sudah selesai, Agnes memberikan perintah agar Michael ikut mobil keluarga Gabby. Hal itu menyebabkan Daniel duduk di kursi pengemudi, Agnes di sebelahnya, dan tentu saja Gabby dan Michael duduk di kursi belakang.
Meskipun Gabby sering mengeluh kalau perutnya kosong dia tetap tidak bisa diam. Kadang dia mengetuk jendela mobil dengan kukunya, kadang dia menggigit telinga Michael yang membuat Daniel menyuruhnya untuk berhenti.
Daniel melihat dari kaca spion mobil wajah Michael yang dari tadi tersenyum lebar. Laki-laki itu mendengarkan cerita Gabby dengan sabar dan diam. Memberi kesempatan perempuan itu untuk menuang segala energinya yang tersisa.
Sesampainya di restoran, Gabby dan Michael jalan berdampingan. Tangan laki-laki itu bergerak kecil seakan-akan ingin menggandeng tangan Gabby. Tapi setelah melihat tatapan dingin ayahnya Gabby dia langsung mengurungkan niatnya.
"Kamu coba pesan ini deh." Seru Gabby sambil menunjukkan egg tart di buku menu.
Michael melihat yang ditunjuk Gabby lalu memilih menu lain, "Aku mau coba ini."
Saat pramusaji yang sedang melayani mereka menunggu, dia berpikir dalam hati, bagaimana bisa laki-laki ini terlihat lebih manis dari kue-kue yang ada di restauran ini.
"Michael, kamu jangan makan yang manis-manis. Nggak baik buat kesehatanmu." Wajah Agnes terlihat khawatir.
Michael terdiam sejenak lalu menjawab dengan pelan, "Saya belum pernah makan ini tante, jadi saya ingin mencobanya."
Agnes tiba-tiba ingat kalau Michael hampir tidak pernah makan diluar. Dia lalu menganggukan kepalanya dengan cepat, "Baiklah, pesan makan yang banyak. Lain kali kalau kamu mau makan diluar, segera hubungi tante."
"Pasti tante." Michael menganggukan kepalanya.
Melihat senyuman di wajah istrinya membuat Daniel geram. Anakmu itu yang mana? Gabby atau Michael? Gerutu pria itu dalam hati.
Saat makanan yang tadi dipesan sudah datang semua, dengan cepat Gabby mengambil piringnya dan mengambil egg tart. Dengan cepat Agnes memukul tangan anaknya, "Jangan makan yang manis-manis! Nanti gigimu sakit."
Gabby mengerucutkan mulutnya dan terdiam sejenak. Daniel merasa kasihan dengan anaknya dia mengambil egg tart dan menaruhnya di piring Gabby, "Dia sudah besar," Daniel melihat istrinya lalu mengalihkannya ke wajah Gabby, "Lagian kan nanti Gabby bisa sikat gigi."
Mendengar itu membuat Agnes memelototi suaminya tapi mengingat ada Michael di meja yang sama membuatnya menahan emosinya. Agnes lalu mengambil mangkok dan mengisinya dengan sayur, "Makan ini." lalu menaruhnya di hadapan Gabby.
Sejak Gabby kecil, ibunya selalu membiasakannya untuk menjaga makanan dan termasuk makan banyak sayur. Jika ibunya tidak melihat, dia akan menaruh sayur-sayur itu di bawah sendok makannya yang terbalik.
Gabby melirik ke sebelahnya dan melihat Michael sedang memotong daging steaknya. Saat dia ingin mengambil steak milik laki-laki itu, dia melihat ibunya sedang mengawasinya dari tadi.
Gabby menghembuskan nafasnya lalu mengambil sendok dan mulai makan. Tidak lama kemudian di ujung matanya dia melihat ada sendok yang mengarah ke dirinya.
Saat Gabby ingin menoleh dia melihat ada beberapa potong daging steak di piringnya. Dengan cepat dia menoleh ke arah Michael. Laki-laki itu sedang menundukkan kepalanya dan makan dengan tenang. Cara makan Michael telihat elegan dan rapi.
Michael tidak menghiraukan tatapan Gabby dan tetap melanjutkan makan. Laki-laki itu bergaya seakan-akan bukan dirinya yang tadi memberi Gabby daging steak.
Untuk mendapatkan perhatian dari Michael, perempuan itu memutuskan untuk menendang kaki Michael dengan keras. Laki-laki itu meringis kesakitan lalu memegang kakinya.
"Apa sih?" Bisik Michael.
"Makasih steaknya." Balas Gabby sambil tersenyum lebar.
Sebenarnya Agnes melihat Michael memberi Gabby daging steaknya, hanya saja dia lebih memilih untuk diam.