Di belakang panggung terdengar banyak orang berteriak yang digabungkan dengan wajah kebingungan murid-murid. Di dalam sana terdapat dua penata rias yang sedang terburu-buru memakaikan lipstik dan bedak ke wajah murid yang sehabis ini akan tampil di atas panggung.
"Siapa yang belum berganti kostum? Cepat ke kamar mandi dan berganti kostum!" Terdengar teriakan melengking di telinga Gabby.
"Aduh jangan memasang muka seperti itu saat aku memakaikan lipstik di bibirmu!"
"Ini kostum mu, cepatlah ganti di kamar mandi!"
"Oh ok, baiklah."
Gabby dari tadi hanya memperhatikan interaksi mereka dari pojok ruangan, dia sudah memakai baju khas seragam karate yang pinggangnya dihiasi oleh sabuk warna hijau, tapi wajahnya belum ada riasan sama sekali, dia masih harus menunggu giliran.
Awalnya Gabby duduk di sebelah Michael, tapi laki-laki itu sudah dipanggil duluan untuk berganti pakaian dan sekarang rambutnya sedang di atur agar terlihat rapi. Beberapa saat kemudian Gabby melihat ada perempuan yang kira-kira berusia 30 tahun memanggil namanya, "Gabby! Ayo duduk sini."
Gabby berjalan ke arahnya lalu dia disuruh untuk duduk di kursi tinggi, tidak lama kemudian perempuan tadi berdiri di depannya lalu menghias bibir Gabby dengan lipstik. Saat Gabby selesai dia melihat dirinya di kaca lalu merasa ingin menghapus riasan yang ada di wajahnya.
Saat Gabby ingin turun dari kursinya dia mendengar teriakan heboh dari sekelilingnya, perempuan itu menoleh ke arah sumber suara itu lalu mendapati Michael sedang berjalan ke arah kursi untuk menunggu sebelum tampil di atas panggung.
Michael mengenakan jas berwarna hitam, rambutnya diberi gel sedikit sehingga keningnya yang kecil itu terlihat. Wajah Michael terlihat datar saat matanya melirik ke arah perempuan-perempuan tadi yang berteriak sambil menutup mulutnya.
Belakang panggung yang tadi berisik sekarang sudah lumayan mereda setelah mereka melihat Michael yang wajahnya baru saja selesai dirias.
Awalnya wajah Michael terlihat tidak berekspresi tapi seketika dia melihat Gabby, senyuman yang lebar menghiasi wajah laki-laki itu.
Michael pun berjalan mendekati Gabby. Senyuman di wajahnya semakin melebar ketika dia melihat wajah sarkastik perempuan itu, "Astaga," sindir Gabby sambil menutup mulutnya, "kenapa suamiku terlihat tampan sekali hari ini?"
Area belakang panggung pun perlahan mereda. Suara-suara bernada tinggi dan penuh emosi yang tadinya saling sahut-sahutan menjadi hening ketika Michael muncul.
Awalnya Michael tetap terlihat kalem. Namun, begitu dia melihat wajah Gabby, dia tak bisa menahan diri untuk tersenyum lebar.
Ketika dia menghampiri Gabby, alih-alih terdiam seperti yang lainnya, perempuan itu justru tertawa cukup keras. "Astaga," Sindir Gabby sambil menutup mulutnya, "Suamiku tampan sekali ya hari ini…"
Muka Michael pun langsung memerah saat mendengar sindiran itu. Dia langsung mendekat dan berbisik ke telinga Gabby, "Sudah kamu diam saja, jangan bikin aku malu!"
Gabby mengedipkan matanya lalu tertawa dengan gugup saat Michael menjauhkan wajahnya. Michael melihat bibir Gabby lalu kembali melihat matanya, "Hey, kamu belum pakai lipstik ya?"
"Eh, sudah. Nggak kelihatan ya?" Tanya Gabby sambil memegang bibirnya.
Michael menganggukan kepalanya, "Iya, bibirmu belum terlihat seperti sedang memakai lipstik." dia lalu menarik tangan Gabby, "Ayo ikutlah bersama ku."
"Kita mau kemana?" Tanya Gabby sambil mengikuti laki-laki itu.
Michael tidak menjawabnya, hanya menoleh sebentar lalu tetap menarik tangan perempuan itu. Mereka berjalan di sepanjang koridor sekolah yang sepi. Michael baru menghentikan langkahnya saat dia sudah merasa cukup jauh.
Laki-laki itu melepaskan pegangannya lalu membalik badannya dan menghadap Gabby, "Kita mau ngapain sih?" Tanya Gabby penasaran.
"Diam, jangan banyak bergerak." Jawab Michael pelan lalu menaruh rambut perempuan itu di belakang telinganya. Gabby menuruti permintaan laki-laki itu lalu berdiri dengan tenang dan melihat wajah Michael dengan kebingungan.
Mata hitam Michael melihat ke bibir Gabby yang teksturnya seperti jeli berwarna merah. Laki-laki itu memegang bibirnya sendiri berusaha untuk mengambil lipstik yang ada di bibirnya lalu mengarahkan tangannya ke bibir Gabby.
Melihat tangan Michael yang mendekati bibirnya membuat Gabby menutup matanya dan dia merasa jantungnya berdegup dengan kencang, sangat kencang sampai-sampai dia takut jantungnya akan keluar dari dalam badannya.
Perempuan itu membuka matanya saat merasakan jari Michael yang sedang menekan-nekan bibirnya. Saat mata Gabby mengikuti arah tangan laki-laki itu dia melihat Michael sedang berusaha mengoles bibirnya dengan bekas lipstik dari bibir laki-laki itu.
Gabby merasakan sensasi yang menggelikan di bibirnya lalu dia dengan penasaran mengeluarkan lidahnya dan menjilat jari laki-laki itu.
Saat Michael merasakan jarinya basah karena lidah Gabby, dia tidak bisa menahan tangannya untuk tidak bergetar, dia melihat mata cokelat Gabby lalu menghembuskan nafasnya, "Ok sudah cukup."
Michael melepaskan tangannya dari bibir perempuan itu lalu menyuruh Gabby untuk melihat wajahnya di kamera handphone, "Waah makasih ya!" tidak tahan melihat dirinya dia mengarahkan kameranya ke arah wajahnya dan wajah Michael lalu mengambil foto mereka.
"Ayo, mereka pasti lagi kebingungan mencari kita." ajak Michael sambil kembali menarik tangan perempuan itu.