"Kamu kan punya mobil sendiri, kenapa minta dianterin sama aku?" Tanya Michael saat di dalam mobil sambil memakai sarung tangannya. Saat dia tidak mendengar jawaban dari Gabby, Michael menoleh dan melihat Gabby sedang berusaha menaikkan kakinya ke atas jok mobilnya.
"Heh! Kakimu itu kotor!" Melihat kelakuan senonoh Gabby membuat Michael memukul kaki perempuan itu dengan keras.
"Aduh! Iya iya..." Gabby mengusap-usap kakinya, "Lebay banget."
Saat Gabby menoleh dan baru menyadari kalau Michael mengenakan sarung tangan, Gabby tertawa terbahak-bahak, "Ngapain pake sarung tangan? Takut kulitmu belang ya?"
"Bawel, aku gak kuat dingin." Jawab Michael singkat sembari menginjakkan kakinya di atas gas.
Gabby hanya bergumam sambil tersenyum mengejek ke arah Michael lalu mengutak-atik radio mobil Michael. Tidak lama kemudian Gabby menghela nafasnya dan kembali mematikan radio mobil milik laki-laki itu setelah tidak menemukan siaran kesukaannya.
Michael melirik ke tempat Gabby duduk dan kembali bertanya, "Jadi, ngapain kamu minta dianterin aku?"
"Aku sendiri juga gak tau! Mungkin aku lagi mau dianterin sama kamu." Jawab Gabby ketus.
Michael merasakan pipinya memerah saat mendengar jawaban Gabby. Michael menelan ludahnya dengan susah payah lalu menoleh ke arah Gabby sebentar dan melihat Gabby yang sedang melihat ke arah jalanan, tangannya menopang dagunya.
Michael mengerutkan dahinya, berusaha berpikir keras untuk mengisi kesunyian di dalam mobilnya. Tidak tahu kenapa Michael merasa harus selalu mengajak bicara perempuan yang sedang duduk di sebelahnya itu.
"Oh ya," Mulai Michael dengan hati-hati, "Kamu belum memberitahu ku sesuatu." Matanya melirik ke arah Gabby sebentar lalu mengalihkan pandangannya kembali ke jalanan.
"Apa?" Tanya Gabby sambil memperhatikan wajah Michael
"Ini kita mau kemana? Maksudku, kamu belum memberitahu dimana tempat les mu."
Gabby menepuk jidatnya dengan pelan lalu berkata, "Oh! Tempat lesku ada di samping sekolah persis."
Michael menganggukan kepalanya sebentar lalu melanjutkan menyetir. Tepat saat mobil yang dikendarainya diberhentikan oleh lampu merah, Michael melihat ke arah Gabby dan memberanikan dirinya untuk bertanya, "Kamu les apa disana?"
Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Michael membuat Gabby terdiam sejenak, tidak tahu apakah dia harus jujur mengatakan apa adanya atau membual. Gabby tidak pernah mau orang lain tahu kalau dia les keterampilan yang berbau perempuan, seperti merajut.
"Ah, aku les merajut di sana." Balas Gabby sembari melihat ke arah pangkuannya dan menggosok-gosok tangannya di celana jeans panjangnya.
Michael mengangkat kedua alisnya, tidak percaya kalau seorang perempuan seperti Gabby selama ini melakukan kegiatan yang biasanya hanya dilakukan oleh perempuan yang feminim.
Michael mendengar klakson dari kendaraan lain yang menandakan lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau, dia menginjak gas dan bertanya, "Kenapa merajut?"
"Duh, pertanyaanmu kok banyak sekali sih?!" Tanya Gabby dengan nada tinggi, matanya melotot melihat ke arah Michael.
Mendengar jawaban Gabby membuat Michael diam, dia tidak tahu kenapa mood Gabby mendadak jadi jelek. Michael langsung menyadari kalau hal itu mungkin sensitif bagi Gabby. Tidak lama kemudian suara kecil Gabby terdengar, "Ibuku yang menyuruhku."
"Dan aku tebak, pasti kamu tidak menyukainya ya?" Michael melirik ke arah Gabby sebentar.
Gabby menganggukan kepalanya dengan pelan lalu melanjutkan melihat ke jendela dengan tatapan yang kosong. Pikiran Michael dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak berani disampaikan, takut perempuan yang sedang duduk di sebelahnya moodnya semakin jelek.
"Melakukan hal yang biasanya dilakukan oleh perempuan lain membuatku merasa lemah." Gumam Gabby seakan-akan dia bisa membaca apa yang ada di pikiran Michael.
Michael tersenyum kecil mendengar jawaban Gabby, seketika dia bisa membayangkan wajah frustasi Gabby saat berusaha mengaitkan benang satu ke benang satunya. Dahinya pasti berkerut, dan mulutnya yang merah terbuka sedikit.
"Yah, menurutku sih kamu pasti tetap terlihat keren saat merajut." Mendengar jawaban yang keluar dari mulutnya sendiri membuat matanya terbelalak kaget, Michael langsung melanjutkan, "Maksudku, merajut itu tidak membuatmu terlihat lemah."
"Ibuku memaksaku untuk les merajut, dia mendaftarkanku tanpa sepengetahuan dan persetujuanku." Lanjut Gabby sambil mengepalkan tangannya erat-erat.
Melihat tangan Gabby yang terkepal erat di atas pahanya membuat Michael tanpa berpikir panjang melepas pegangan di setirnya lalu memegang sebentar tangan Gabby dan berkata, "Kamu tahu, aku sebenarnya suka sama perempuan yang bisa merajut."
Gabby menoleh dengan cepat ke arah Michael, sangat cepat sampai dia takut lehernya akan patah. Gabby merasa pipinya memanas dan merasa lega saat dia melihat pipi Michael juga berubah warna menjadi merah muda. Michael melepas pegangan tangannya dan kembali meletakkannya di atas setir mobil
Apa dia sedang bilang kalau dia menyukaiku? Pikir Gabby dalam hati.
Setelah Michael mengatakan itu, keadaan mobil menjadi sunyi karena tidak ada yang berani berbicara. Yang terdengar hanya suara mesin mobil dan detak jantung mereka berdua.