Chereads / Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku / Chapter 13 - Kecil-Kecil Cabe Rawit

Chapter 13 - Kecil-Kecil Cabe Rawit

Michael menutup pintu mobilnya, menghela nafasnya. lalu berjalan ke arah koridor sekolah. Kejadian dua hari yang lalu membuat Michael tidak dapat tidur nyenyak, dia masih belum menyangka kalau dia memegang tangan Gabby!

Michael menghabiskan dua hari suntuk untuk mengingat-ingat betapa kecil dan hangatnya tangan Gabby.

Berjalan melewati koridor sekolah Michael dapat merasakan ada sesuatu yang aneh di pagi hari itu. Biasanya, jam segini koridor sekolah sudah dipenuhi oleh perempuan-perempuan yang berkumpul untuk menggosip ria seperti ibu-ibu di pasar. Atau sekelompok laki-laki yang nongkrong di kantin.

Namun, pagi hari ini hanya ada Michael yang ada di koridor sekolah. Dengan cepat Michael membuka Handphonenya dan mengecek hari. Michael dapat merasakan dahinya mengerut saat melihat kalau ternyata hari ini hari Senin, yang berarti dia tidak salah hari untuk masuk sekolah.

Saat Michael hilang di pikirannya, tiba-tiba terdengar teriakan Gabby dari kejauhan. Saat itu juga, Michael melangkahkan kakinya menyusuri koridor mengikuti suara Gabby. Dia berjalan dengan cepat sambil memegang tali tas yang ada di pundaknya.

Dan benar saja! Di lapangan belakang sekolah terdapat kerumunan yang termasuk besar. Rasa penasaran memenuhi pikiran Michael, dengan cepat Michael berusaha masuk ke dalam kerumunan itu sambil bergumam, "Permisi." Saat Michael sudah berada di baris paling depan matanya langsung tertuju pada tubuh mungil Gabby yang dengan gagahnya berdiri di depan Richard.

"Kembaliin uang jajannya Angel." Seru Gabby dengan suara dingin.

Dari dulu, Angel memang selalu di bully oleh Richard dan "geng"nya. Dari rambutnya yang selalu di kepang dua, kacamata besarnya yang menghiasi wajahnya, dan juga kancing bajunya yang selalu di kancing sampai yang paling atas membuat Angel menjadi sasaran empuk untuk di bully.

Selama ini tidak ada yang berani untuk membela Angel. Jika ada yang berani, Richard akan memastikan hidup kita selama di sekolah akan menjadi sengsara. Tapi sekarang, Gabby yang tidak kenal takut, sedang membela Angel. Hal itu membuat Michael sedikit merasa bangga.

"Minggir! Anak baru sepertimu belum tahu seperti apa kekuatanku." Balas Richard dengan angkuh. Dadanya sedikit dibusungkan ke depan.

"Aku gak peduli." Balas Gabby sambil melangkah dengan pelan ke arah Richard lalu berhenti saat ada jarak tiga langkah diantara mereka.

Saat Michael melihat Gabby melangkah maju ke hadapan Richard, Michael ingin segera berbalik badan dan memanggil guru atau kepala sekolah untuk melerai mereka. Tapi, jika Michael meninggalkan kerumunan itu dia tidak akan tahu kelanjutan dari perkelahian mereka.

"Kamu ngapain disini? Pingin di cap sebagai anak yang hebat karena membela temanmu?" Tanya Richard sembari memiringkan kepalanya.

"Aku akan menggantikan Angel untuk menghabisimu." Jawab Gabby dengan santai, "Dan nggak, aku hanya membela kebenaran."

Angel yang dari tadi berdiri tidak jauh dari Gabby akhirnya mengeluarkan suara dengan takut-takut, " Sudah lah, tidak apa. Biarkan dia mengambil uangku."

"Iya, dengarkan jawaban dari temanmu itu." Jawab Richard sambil meletakkan tangannya di pundak Gabby.

Melihat hal itu, ingin rasanya Michael maju ke depan dan melepas tangan Richard dari pundak Gabby dan melindunginya. Tapi, Michael tidak memiliki keberanian dan otot untuk melindungi Gabby. Nanti yang ada malah Gabby yang akan melindunginya bukan sebaliknya.

Gabby melepas tangan Richard dari pundaknya, menoleh ke arah Angel berdiri lalu menjawab dengan santai, "Jangan khawatir, aku pasti akan menang."

Richard tersenyum lebar saat mendengar jawaban Gabby lalu maju selangkah dan mendorong pundak Gabby dengan jari telunjuknya yang mengakibatkan perempuan itu mundur menjauh dari Richard.

"Asal kamu tahu aja, Angel memperbolehkan ku untuk mengambil uangnya."

"Oh ya?" Gabby menguncir rambutnya, "Kalau gitu ayo kita berkelahi. Kalau kamu menang, aku nggak akan mengganggumu lagi."

Warna merah menghiasi wajah Richard, dia terdiam sebentar lalu merenggangkan tangannya dan menjawab, "Baiklah, jangan menyesal nanti kalau kamu kalah."

"Tapi kalau aku menang, kamu harus minta maaf ke Angel." Lanjut Gabby dengan tenang.

Saat mendengar hal itu, Richard mengepalkan tangannya lalu melepas bajunya sehingga yang tersisa hanya pakaian dalamnya dan berteriak, "Ayo maju!"

Beberapa perempuan yang berada di kerumunan berteriak lalu melarikan diri, tidak berani melanjutkan untuk melihat perkelahiannya. Michael dapat melihat Gabby berdiri diam saja, seakan-akan mengawasi pergerakan Richard.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan perempuan dari kejauhan yang membuat Gabby menoleh dan tidak melihat kalau Richard berjalan ke arahnya dan melayangkan pukulan ke pipi kiri Gabby.

Gabby jatuh tersungkur ke samping sambil memegangi pipinya, tidak lama kemudian dia berdiri dan berlari ke arah Richard dan melayangkan pukulannya ke hidung Richard. Untuk seorang perempuan, pukulan Gabby termasuk keras. Richard mundur terhuyung-huyung ke belakang, mengerang kesakitan, dan memegang hidungnya.

Kerumunan menjadi semakin ramai saat melihat hidung Richard mengeluarkan darah yang cukup banyak. Tanpa disadari, Michael tersenyum bangga ke arah Gabby. Badan Gabby yang dua kali lebih kecil darinya dapat mengalahkan seorang laki-laki seperti Richard!

"Wah, gila! Dia bisa mengalahkan Richard!"

"Kecil-kecil cabe rawit!"

"Gila, gak nyangka aku."

Tidak lama kemudian terdengar suara kepala sekolah mereka, "Gabby! Richard! Berhenti disana!"