Terdengar suara air yang mengalir dengan deras. Aliran air itu membuat dilna merasa lebih baik. Walau tak akan merubah terlalu banyak tapi dilna merasa tenang. Pandangan nya kosong tapi tersirat makna bahwa dia ketakutan. Dilna menatap nanar akan sungai di depannya. Dia tak tau harus berbuat apa, mengingat masa lalu adalah sebuah hal yang sangat dia benci. Bahkan untuk mengingat atau membicarakan nya saja dilna tak mau melakukannya. Dilna merasa bodoh tapi dia tak ingin jika harus kembali membuka memori lama yang sudah di kubur dengan baik.
Perasaan bersalah kembali hadir, dan membuat dirinya ingin egois kembali. Mengingat bagaimana dirinya mencintai seorang manusia dan berakhir dia memiliki anak dari pria itu. Dan berakhir dia yang harus melihat takdir yang mengikat anak menuju kematian.
"Aku lelah" ucap dilna kembali menangis
"Bisakah aku egois kembali" ucap dilna lagi