Chereads / 12 Stars for The Moon / Chapter 28 - Red Moon

Chapter 28 - Red Moon

Malam itu terlihat jelas bulan purnama merah yang mulai menampakkan wujudnya di balik awan. Terdengar suara ribut dari arah hutan terlarang. Tidak hanya itu saja tapi terlihat juga sekelompok pria yang tengah bertengkar tepat di depan hutan terlarang itu. Mereka tengah fokus akan resiko jika mereka masuk ke dalam hutan terlarang di malam hari sampai terlihat kucing hitam dengan manik yang warnanya berbeda yaitu berwarna hijau dan biru. Kucing itu hanya menatap mereka dengan tatapan yang tajam. Sekelompok pria itu bahkan sampai tak menyadari hal itu sampai salah satu pria disana melihat manik kucing itu yang bersinar lebih terang. Pria itu terkejut dan menyuruh yang lain untuk melihat kucing yang bertubuh besar itu.

Semua terkejut dengan tatapan tak percaya, ada yang pernah berkata jika kalian menemukan kucing dengan wujud seperti itu. Makan mereka akan mendapatkan kesialan, tapi beberapa dari mereka mengabaikannya dan mulai menarik untuk masuk ke dalam hutan terlarang. Suara angin yang bertiup kencang, dan ranting pohon yang saling bergesekan membuat suasana menjadi mencengkam. Terdengar suara burung gagak yang membuat mereka ketakutan tapi tak membuat mereka menghentikan langkahnya. Mereka mulai memasuki hutan lebih dalam sampai mereka dapat mencium aroma darah segar yang membuat mereka berhenti.

"Aku sudah bilang jangan masuk kesini" ucap salah satu pria itu dengan keringat yang sudah membasahi tubuhnya

"Kalian juga lihat kucing tadi, kalian tau bukan jika itu adalah kucing yang berarti kesialan. Apa kalian tidak berfikir jika semuanya sudah jelas, dan seharusnya kita datang di siang hari bukan malam malam begini" lanjutnya menatap tajam manik teman temannya

"Tapi kita harus membantu guardian setelah kita, bukankah aku sudah bilang penglihatan ini tak mungkin salah" sahut pria dengan wajah yang juga takut tapi dia tak bisa menghentikan rencana mereka

"Jangan bodoh, kau pikir kau itu dewa bisa mengubah takdir hah.. jangan bodoh kita hanya manusia yang memiliki kelebihan karena takdir. Dan cukup dengan bilang bahwa kau ingin membantu, karena takdir tak akan berubah semudah itu. Kau pasti tau apa yang terjadi pada kita karena kebodohanmu itu, kau ingat bukan!!" pria bernama diego itu tak bisa menahan segala pemikirannya

"Sepertinya kita salah hari deh, ini malam bulan purnama merah" sahut pria bernama jeffry tengah melihat keatas yang menunjukkan bulan purnama merah yang bersinar terang

Semuanya terkejut dan berusaha untuk tenang, mereka baru sadar jika hari ini adalah hari bulan purnama merah akan muncul. Tapi dengan bodohnya mereka masuk ke dalam hutan terlarang. Bulan purnama merah adalah bulan yang terkutuk dan jika siapa saja keluar saat bulan purnama merah mereka bisa saja mati. Karena di malam itu makhluk immortal yang selalu keluar disaat malam hari akan mulai mencari makanan. Dan makanan mereka adalah darah, mau itu darah hewan atau manusia dia akan tetap memakannya asalkan para makhluk immortal dapat hidup lebih lama.

Wujud makhluk immortal berbeda beda, biasanya mereka berwujud hewan yang tak akan pernah seseorang pikirkan sama sekali. Dan yang terkenal ialah vampire tapi masih ada yang lain. Tapi sudah lama sekali tidak ada seorangpun melihat makhluk immortal karena mereka selalu bersembunyi di dalam gua atau tempat gelap lainnya. Apalagi sejak awal keenam dari pria disana juga menentang soal kepergian mereka untuk pergi ke gunung gerdilno di malam hari. Tapi akibat sikap keras kepala dari pria bernama jay itu membuat yang lain harus mau tak mau mengikutinya. Bisa saja mereka tak ikut tapi mereka tak mungkin meninggalkan seorang teman untuk pergi ke tempat yang menyeramkan bukan.

Dan inilah yang terjadi karena sikap keras kepala dan sok tau dari jay yang memiliki kekuatan melihat masa depan dan masa lalu itu. Mereka akan menjadi santapan manis bagi para makhluk immortal yang memang tengah kelaparan itu. Bahkan mereka dapat mendengar suara suara aneh dari berbagai arah. Apa mungkin akhirnya mereka akan mati disini atau mereka akan bisa bertahan hidup. Bayangan hitam yang melesat dengan cepat terlihat jelas oleh para mantan guardian itu. Mereka bahkan langsung saling mendekat dan berdoa supaya mereka bisa selamat.

"Darah"

"Sangat lezat"

Suara suara aneh itu terus terdengar, entah dari mana asalnya tapi kedua belas pria disana saling menutup mata rapat rapat. Mereka terus berdoa berulang kali, berharap ada keajaiban. Jay yang memang sudah membuat teman teman dalam bahaya terkejut karena melihat kucing bertubuh besar dengan warna manik hijau dan biru. Kucing itu menatap mereka semua dengan manik yang bersinar terang. Jay berteriak saat bayangan hitam itu menarik tubuhnya membuat yang lain terkejut. Semuanya kembali membuka matanya melihat dengan jelas kucing yang berada di depan mereka. Mereka masih bergandengan dan mulai melangkah mundur sampai pohon besar membuat mereka terhenti.

Mereka tak bisa menemukan jay dan hanya bisa berdoa bahwa jay akan baik baik saja walau mungkin kesempatannya hanyalah satu persen. Suara nafas yang saling bersahutan membuat mereka terlihat begitu menyedihkan. Mereka sudah seperti ini sampai tak bisa melakukan apapun adalah hal yang sangat buruk. Aroma darah makin tercium jelas di indra penciuman mereka tapi mereka tak bisa mengelak. Mereka bisa saja berlari tapi mereka tak bisa melakukannya karena pasti para makhluk immortal itu akan mengejar mereka. Tubuh jake tertarik membuat diego menggenggam tangan jake dengan kuat. Yang lain juga membantu tapi tak berhasil karena akhirnya keduanya itu terseret.

"Tidak!!" teriakan emel membuat yang lain hanya bisa menangis sampai makhluk immortal itu kembali mendekat

"Apa kita akan mati lagi" sahut eden dengan wajah yang sudah pucat

"Kenapa takdir kita sangat kejam, kenapa" ucapnya lagi dan mulai menatap bawah dengan tangan yang menggenggam erat kedua temannya yang lain

"Akh..." teriakan dari niki membuat yang lain terkejut

Mereka melihat niki tengah meronta ronta karena kakinya yang ditarik salah satu makhluk immortal. Tak hanya itu saja bahkan ketiga temannya yang lain juga ikut ditarik secara bersamaan. Terlihat jelas yang lain membantu untuk menahan keempat temannya yang ditarik itu tapi kekuatan mereka tak sekuat mereka membuat keempat diantara mereka akhirnya tertarik. emel tak bisa berdiam diri, dia langsung mengeluarkan elemen apinya dan membuat bentuk lingkaran di sekitar mereka berlima. Hanya tersisa mereka berlima saja sampai terdengar suara burung phoniex yang dulu pernah melakukan kontrak dengannya. Emel terlihat senang saat lima burung phoniex yang memang adalah keturunan terakhir muncul menyelamatkan mereka.

"Tuan"