Di hari minggu pagi ryu masih tertidur. Namun tiba-tiba tubuhnya terasa menyengat dan saat terbangun ryu berada di di tempat yang penuh kabut.
(dimana ini! apa aku bermimpi berada diatas awan) pikir ryu
"Hi anakku kau tidak sedang bermimpi kau sekarang sedang berada di duniaku" ???
"siapa?" ryu
"aku adalah sang pencipta"???
" apa kau dewa?" ryu
"bisa dikatakan begitu" dewa
"kenapa aku disini" "kenapa aku bertemu denganmu" "apa aku mati dalam tidurku" ryu
(mungkin hanya mimpi) pikir ryu
"tidak anakku kau tak sedang bermimpi kau berada di sini karena kau mati saat kau tidur tersambar petir" dewa
"tak mungkin dirumahku ada penangkal petir, atau ini salahmu mengirim petir yang bahkan tidak bisa terhalangi oleh penangkal petir" ryu
"ha ha ha maaf anakku saat itu aku kalah dalam bermain game dengan dewa lain dan tak sengaja mengirim petir hukuman yang tak bisa dihalangi ke arahmu" kata dewa tertawa malu
" trus apa selanjutnya? ryu
"kau kan ku renkarnasikan ke salah satu dunia yang ku ciptakan" dewa
"apa aku tidak di berikan cheat atau sistem? ryu
" tidak meskipun kau mati karna kesalahanku kau tak akan diberi cheat kau haya kuberikan bakat terbesar yang perna ada di dunia itu" dewa
"apakah dunia itu aman? ryu
" tidak di dunia itu cukup brutal dimana ada bannyak mahluk fantasi yang bisa kau pikirkan" dewa
"trus kau tidak memberiku cheat aku tidak mau mati lebih awal!!! " ryu
"hmm baik lah kau ku beri satu keinginan, kau juga bisa mengatur tubuhmu saat dewasa dan aku akan menjamin kau aman sampai kau berusia 15 tahun" dewa
"baik lah aku akan meminta kekuatan mengontrol cinta dan dan dapat melihat statistik cinta seseorang terhadapku" ryu
"baik lah sekarang bentu tubuhmu" dewa
setelah itu keluar layar di depan ryu. dia membembentu tubuhnya sesempurna mungkin dengan penis yang super besar dan panjang
"baik lah sekarang pergi" dewa
tiba tiba ryu di kelilingi cahaya terang
________________________
catatan penulis
mungkin agak membosankan dengan percakapan yang panjang tapi mohon di maklumi karna gak tau mau nulis apa lagi di prolog