Chereads / The lost power / Chapter 1 - my life

The lost power

alifiachlss_
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 31.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - my life

nafasku tersengal saat hendak berlari menjauh dari bayangan itu, "kau akan kemana huh? Kau tak akan bisa lari dari ku fia" suara lelaki itu semakin mendekat tapi pintu keluar masih belum terlihat. Sepertinya aku berlari didalam Lorong gelap yang tidak mempunyai ujung, "kau siapa?" aku hanya bermodal tangan kosong dan tekat untuk melawannya.

"jangan melawan, ayo ikutlah Bersama ku" dia mengulurkan tangannya tapi tubuhnya masih diselimuti bayangan, "yang benar saja kau" aku menarik tangannya dan sekilas melihat wajahnya. Sial! Dia sangat tampan tapi aku membenci aura yang terpancar dari tubuhnya, "wind punch!" Gerakan ku lambat sekali dan ia bisa menhindarinya.

"straight shadows punch –" Aku terbangun dari mimpi Ketika nada dering ponsel ku menyala, jantungku berdetak kencang seakan semuanya nyata..

"good morning queen, jam berapa nih jadi kerumah gue?" astaga aku kira dia momi tapi malah leona, "gue mandi dlu bentar na, btw lu semalem kemana dah?" aku heran dengannya karena terkadang dia bisa menghilang seharian tanpa kabar yang jelas.

"ohh gue kemaren ada acara, si nara ngajak ketemuan soalnya" aneh mana mungkin nara datang kesini secara dia kan sibuk dengan urusannya di Singapore, "jangan bohong deh na, si nara gak bakal bisa kesini dan elu tau sendiri kan Klo dia itu sibuk ama pekerjaannya?" ujarku.

"aku gak boong fi tapi yaudah lah terserah lo mau percaya apa kagak, buruan kesini" ucapnya dan bergegas menutup telpon, "sepertinya ada sesuatu yang sedang ia tutupi, tapi sebaiknya aku fokus dengan sekolahku dulu sekarang" aku bergegas ke kamar mandi dan berangkat ke rumah nana.

Pagi ini hawanya serasa pas dengan mood ku, angin yang berhembus serasa menyapa ku disetiap perjalanan dan ini membuatku semakin bersemangat.

Aku sudah hampir sampai dirumah Leona tapi Laju motor ku dihentikan oleh wanita yang sudah berumur dan ia tampak biasa aja, "astaga ada – ada saja" celetukku di dalam pikiranku tapi aku mencoba sabar.

Orang itu hanya memberiku senyuman ketika sudah sampai sebrang jalan dan aku segera melaju dengan cepat tapi aku masih melihat ke kaca spion untuk memastikan orang itu kearah mana tapi nihil dia menghilang dengan cepat.

"masa hantu sih? Astagaa" aku melaju secepat mungkin dan melupakan kejadian tadi, "nona fia selamat datang" satpam dirumah nana menyambutku dengan hangat seperti biasa. "iyaa pak, makasih udah dibukain pagernya" jawabku cengar – cengir.

"walah non, ini mah udah tugas saya" dia selalu membuat kalimat lanjutan agar kami tetap bisa berbicara, "iyaa deh pak wkwk" aku segera masuk kerumah nana agar mama Leona tidak menanyakan hal aneh – aneh seperti kemana terlambat dan lain – lain.

"tante apa kabar??" sedikit basa basi, sambil berjalan menuju meja makan. "baik fia, kamu itu kemana aja.. kok jarang main disini" mama leona sering bilang kalau aku lebih baik tinggal bersama keluarga leona, yaa selain aku tinggal sendiri akibat ortu ku menikah lagi, bisa di bilang aku juga kesepian.

"seminggu ini aku sibuk tante karena sebentar lagi turnamen game internasional " jawabku. "eh udh turnamen lagi! bukanya 1 bulan yg lalu kamu tanding yaa?" mama leona sedikit bingung. "itu tingkat nasional tante yg ini beda lagi" ujar ku, "fia mungkin udh bosan ma menangin game tingkat nasional aja, dia udh upgrade wkwk" papa leona mulai menambahi topik. "ya boleh saja main game asal sekolah mu tetep jalan" mama leona selalu bilang begitu ya wajar juga sih.

"jangan khawatir ma fia gak bakal ketinggalan pelajaran selain jago game dia juga jago pelajaran apalagi klo debat ama guru wkwk" leona asal nyeletuk. "eh fia suka debat ama guru??"papa leona sepertinya tertarik dengan topik leona yang ngasal itu. "iya pa, bahkan guru bk pun dia lawan haha" leona tertawa hingga tersedak, "mangkannya jangan tertawa lebar lebar kesedak kan" seru ku. "canda fiaa" ucapnya nyengir.

"kamu mau sma mana fia?" mama leona mengganti topik, "mungkin swasta tan, klo negri lagi rada bosen."

"eh gak mau satu sekolah dengan leona? Padahal kurang seminggu lagi kalian ujian lho" mama leona selalu ingin aku satu sekolah dengan leona entah mengapa, "kurang tau tante tp aku ingin nya ke swasta karena klo negri tugas gk bisa santai sedikit huft!" seru ku. "oh klo itu yg kamu mau tsrserah fia, rumah ini selalu terbuka untuk mu" papa leona dengan nada ramah, "aku bakal main kok om, tante hehe"aku ikut terbawa suasana, bagaimana lagi senin besok adalah hari un di smp ku huft malas sekali rasanya.

Setelah 15 menit acara sarapan itu aku langsung bergegas kesekolah, "pegangan pas di persimpangan arah ke jalan raya gue ngebut" dengan nada sedikit dingin. "iya gue tau" jawab leona singkat, dan sedikit informasi tentang Leona.

Dia adalah teman masa kecilku, dia tahu kebiasaanku tapi dia berpisah dengan kakak nya karena perselisihan pendapat.

Sebenarnya itu bukan hal yang besar tapi itu adalah penetuan takdir mereka juga yang mana aku sendiri kurang tau, nara adalah kakak dari leona sekaligus rival ku.

Dia orang yang cerdas, pendiam tapi mengerikan jika marah! Aku sendiri terkejut melihatnya selain ia memiliki kekuatan yang sama dengan Leona dia juga lebih kuat dari pada Leona.

"gue kangen ama nara fi, tapi sepertinya dia sedang sibuk dengan dunia nya sendiri" celetuk Leona saat aku mengendurkan kecepatan motor trailku, "kenapa gk damai aja si?" aku yang kesal dengan keadaan mereka langsung mengeluarkan kalimat spontan itu.

"mana bisa sih, yang ada dia malah kek orang gila kesenengan" ujarnya, "yaudah jangan kangen klo gitu mah" aku benar – benar kesal sekarang.

Sekitar tiga menit kemudian anehnya si Leona mendapat telpon mendadak dan sepertinya itu penting.

"oke akan gue urus nanti, elu harus tetep-" suara angin yang kuat dijalan membuatku tidak bisa mendengar pembicaraan mereka, "fia nanti lu ke kelas dluan ya, aku disuruh ke ruang bk" ujarnya setelah menerima telepon itu.

"bukan nya jadwal osis lu kemaren?" entah kenapa dia jadi aktif ke bk padahal dia sendiri sering mengeluh dengan urusan osis, "tak apa aku hanya ingin jadi orang yang bertanggung jawab gak kek elu" celetuk nya dan membuatku menoleh kearahnya sekaligus kami hampir jatuh ke jalan raya.

"lu nyetir yang bener anjer!!" dia memukul kepalaku, "suruh sapa lu ngehina gue njer" seru ku yang sudah terfokus pada jalan didepan. "ya minta maaf deh, tapi jangan oleng lagi oi" sekarang aku benar – benar curiga dengannya, keluarganya memang punya kekuatan dan mereka pun tau kalo aku juga punya.

Tapi ini pasti ada hubungan nya dengan sesuatu yang besar.

Kami sudah sampai disekolah dan aku pergi ke kelas sendiri sekarang dan ia terlihat berpapasan dengan brayn dan mike di ujung Lorong menuju ruang bk, "jika aku tidak malas mungkin aku akan mengikutinya" batinku, "sebaiknya aku ke kelas saja dan melihat berkas yang dikirim nara" gumamku.

"walah ada si pendiam lewat toh" sebuah kalimat ejekan yang terlontar dari orang yang suka sekali ikut campur dalam kehidupanku, reyna.

"haha kau jangan harap bisa lewat fia" celetuk orang yang suka kompor di grup itu clara, "aku tak perlu ijinmu untuk lewat Lorong ini, dan sebaiknya kalian jangan menuju ke koridor depan, jika kalian tidak ingin kena masalah dengan pak ilham" ujar ku yang langsung melewati gengnya yang beranggota empat orang itu.

"kau pikir kami percaya dengan ucapanmu?" seru ela dengan percaya diri, "setidaknya aku sudah memberitahu kalian, ya kan nesti?" ujarku sinis.

"jangan kau dekat dengannya nesti dia membawa aura buruk untukmu" seru reyna, "haha aku tidak akan dekat dengan dengannya tapi aku hanya menyapa teman lama, ups! Maaf aku ralat, maksudku mantan temanku" aku segera pergi dari sana dan untuk sebuah informasi kurang penting saja bahwa nesti adalah teman dekatku dulu, tapi entah karena ingin famous mungkin sampai meninggalkanku tapi tak apa.. aku masih ada teman dekat yaitu Leona dan yang lainnya.

Mereka melewati lorong yang sudah ku peringatkan itu dan akhirnya mereka bertemu dengan guru yang sering menagih nilai olahraganya, alhasil mereka disuruh rekap nilai saat itu juga haha.

Aku sudah dikelas sekarang dan suasana disini masih ramai, banyak dari mereka berbincang masalah fashion dan lainnya hm..

Ku kira dlu orang yang menyendiri itu menyesakkan, sedih karena sendirian dan pasti sedang membandingkan dirinya dengan yang lain.

Haha aku kaget juga kenapa aku dulu selalu berpikir seperti itu, tapi itu mungkin karena aku masih diposisi yang sangat tinggi bahkan untuk menjatuhkan orang lain aku hanya butuh menjentikkan jari saja.

Tapi ketika aku mencoba menyendiri untuk pertama kalinya itu terasa sangat menyakitkan! Tidak ada teman bicara dan bahkan tidak ada yang peduli haha.

Perasaan itu berlangsung beberapa bulan dan ketika aku mulai terbiasa lalu mencoba membuka diri lagi entah kenapa kepribadian ku jadi berubah menjadi ambivert! Mungkin banyak yang tidak tahu apa itu ambvert.

Ini adalah kepribadian yang menggabungkan antara introvert dan ekstrovert jadi aku bisa jadi yang mana saja.

"Hei fia, kamu dah ngerjain tugas Bu Ningsih?" Ujar teman ku Arlo, "udah kelar dari Minggu lalu sih kenapa?" Huft aku bodo sekali padahal sudah jelas dia ingin menyontek.

"Tanya aja sih.. toh kali aja lu gak ngerjain kayak anak - anak haha" huh? Hm gue paham, "gue gak Masalah kalo lu nyalin, tapi aku gak mau semua anak tau! Klo mereka sampe tau berarti siap- siap elu mati hari ini" itu bukan sekedar ancaman ataupun gertakan tapi ini benar adanya.

"Okei deh! Siap hehe" dia bergegas menyalin dan semuanya hanya berani melihat, ya karena Arlo Hamza Olfie ini bukan orang sembarangan.

Dia tahu aku berasal dari keluarga mana dan kami juga teman dari kecil, dia juga biasa disebut preman disekolah. "Hei fi, apa lu mau keluar Ama gue besok?" Dia menoleh ke arahku saat sedang menulis, kami berkontak mata sedikit lama.

Deg

"Aku tidak tahu ya, kalau tidak sibuk mungkin bisa" ya aku ini bukan orang yang free setiap saat, "haha kalo tidak bisa pun tak apa, tapi kalo bisa kabari ya karena aku akan mentraktir kau apapun hehe.. sebagai balasan kau selalu memberiku jawaban disekolah bahkan saat ulangan" dia terlihat seperti sedang memujiku dan tatapannya seolah dia tak pernah menganggap ku orang asing.

"Syukurlah kau paham hal itu, tapi jika kau tidak lulus dari sini dengan nilai bagus maka kau tidak akan bisa mewujudkan cita - cita ayahmu kan?" Ucapku dengan nada senang, "haha kalau begitu aku janji, siapa pun yang menggangumu disini aku pasti akan membuatnya menderita fi! Karena dia telah menyakiti dewa nilai ku" astaga dia sudah memberiku nama panggilan? Haha.

"Nama yang aneh tapi aku terima, dasar preman!" aku memukul kepalanya, "sakit tau" dia mengaduh tapi masih melanjutkan tulisannya, "gue duduk disini dlu ya sampe Leona Dateng" hm anak aneh.

"Terserah tapi jangan ganggu aku dengan handphone ku ya" dia mengangguk seperti anjing peliharaan saja wk, "fia kamu lagi apa?" Ujar lia teman yang selalu memperhatikan ku setiap saat dan dia terkadang suka terlambat masuk kelas seperti sekarang.

"Seperti yang kau liat Lia" aku sedang mengecek berkas online ku tapi tetap menanggapi nya, "hm cuek banget sih, pasti lagi sibuk banget huft" dia duduk di kursi depan.

"Elu nyontek Mulu kerjaan nya tapi gk pernah traktir temen gue! Kampret emang" astaga aku lupa klo dia julid orangnya, "iri bilang bos" Arlo menanggapi tapi tetap menyalin karena waktunya tidak banyak.

"Astaga pr hari ini kan? Sial aku nyontek juga yaa" dasar anak satu ini, "bagi dua kek" celetuknya pada Arlo.

"Rewel banget lu njir, nih cepet tulis" Arlo menaruh catatan itu ditengah dan segera menulis dengan tenang.

-di BK

LEONA POV'S

" Jadi gimana na? Lu udah tau siapa penerus tuan Rey?" Seru Mike, "dia gak datang padahal kami sudah menunggu lama dan sepertinya orang itu special Di mata tuan Rey" sepertinya orang itu kuat.

" Hm aneh jika dia tidak datang tapi mungkin dia ada urusan mendadak jadi seperti itu, tapi kau harus awasi siapa yang dipilih tuan Rey itu karena jika orang itu jahat maka habis lah sudah nasib geng barat" seru brayn wakil geng barat saat ini, "aku setuju dengan mu rayn, tapi harusnya kau jadi ketua bukan orang lain" Mike memberi pendapatnya.

"Sepetinya tuan Rey sedang mencari orang yang benar - benar memiliki potensi dan itu bukan aku, karena jika aku memiliki apa yang di inginkan oleh tuan Rey pasti aku sudah menjadi ketua tapi apa boleh buat! Untuk saat ini kita fokus pada sekolah oke" sial! Dia tampan dan berkharisma, "Leona kau harus awasi pergerakan tuan Rey untuk mengetahui siapa orang yang dia pilih" aku mengangguk spontan.

"Apakah fia masuk sekolah?" Sepertinya dia menyukai fia ya? Haha, "tentu saja.. memangnya kenapa?" Huft! Pupus sudah.

"Hanya bertanya haha, oh ya kau dapat salam dari Vian lho" rayn menggoda ku sekarang, "sudah lah, kau mau aku bilang pada fia kalau kau suka dia?" Aku mengancam.

"Baiklah aku kalah dari mu, kalau begitu ayo kembali ke kelas" ujarnya, "baiklah" kami segera kembali sebelum pelajaran pertama tapi sepertinya aku sedikit terlambat.

Bersambung~